Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Senin, 14 Juli 2025

Tias Alvin: Tirtanadi Butuh Pemimpin Berpengalaman, Bukan Tempat Magang Kepemimpinan

Rido Sitompul - Senin, 14 Juli 2025 13:05 WIB
204 view
Tias Alvin: Tirtanadi Butuh Pemimpin Berpengalaman, Bukan Tempat Magang Kepemimpinan
Foto:dok/RS
Tias Alvin Papatria
Medan(harianSIB.com)

Pengamat BUMD Air Minum, Tias Alvin Papatria, menegaskan Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirtanadi Sumatera Utara membutuhkan pemimpin yang teruji, berpengalaman di sektor air minum, dan memiliki keberanian mengambil terobosan demi melayani jutaan warga Sumut.

Pernyataan ini disampaikan Alvin menanggapi krisis air bersih yang melanda sejumlah wilayah seperti Karo, Deli Serdang, Kota Medan, hingga Samosir.

Baca Juga:
Menurutnya, krisis yang memaksa warga membeli air galon bukan sekadar persoalan teknis, melainkan cermin pentingnys pemimpin yang solutif dan visioner yang dibutuhkan oleh perusahaan penyedia layanan publik tersebut

"Ini wake-up call bagi kita semua. Tirtanadi butuh pemimpin yang paham betul tentang seluk-beluk sistem air minum, bukan yang masih belajar atau tidak punya rekam jejak sama sekali di sektor vital ini," ujar Alvin, Senin (14/7/2025).

Baca Juga:

Menurut pria yang pernah menjabat Direktur Keuangan, PDAM Surya Sembada Kota Surabaya ini, saat ini produksi air Tirtanadi hanya mencapai 7.400 liter per detik, sementara kebutuhan masyarakat sudah menyentuh angka 11.000 liter per detik. Kesenjangan ini disebutnya sebagai bom waktu yang harus segera diatasi dengan langkah-langkah konkret.

Ia mendorong optimalisasi IPAM yang ada, SPAM Regional Meibidang dan pemanfaatan Bendungan Lau Simeme yang hanya berjarak sekitar 30 km dari Medan. Selain itu, Alvin menyarankan penambahan reservoar air untuk menstabilkan distribusi dan tekanan air serta mengurangi konsumsi energi listrik.

"Tirtanadi harus fokus pada pembenahan infrastruktur yang memadai, kamipun di Surabaya melakukan hal tersebut, hasilnya; cakupan wilayah layanan mencapai 100%, air mengalir 24 jam, dan kapasitas produksi air 11.400 liter per detik," jelas dia.

Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya implementasi Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) Provinsi Sumatera Utara 2022–2042 yang telah ditetapkan melalui Pergub Sumut Nomor 44 Tahun 2023.

Dokumen tersebut, katanya, harus diturunkan oleh Tirtanadi menjadi RENSTRA dan RKAP tahunan agar pelayanannya lebih terukur.

"Jika kita tidak bergerak cepat, Sumut akan menghadapi defisit air bersih yang lebih parah, seiring dengan pertumbuhan penduduk dan industri yang tidak bisa menunggu," kata Alvin.


Ia juga mendorong penerapan visi 4K dalam penyediaan air bersih, yakni Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan. Tirtanadi, lanjut Alvin, harus menjadikan keempat poin itu sebagai janji layanan publik yang tidak bisa ditawar-tawar.

Tak kalah penting, Alvin menyoroti pentingnya kesiapan sistem cadangan (backup) pompa di setiap instalasi pengolahan air dan reservoar. Ia menilai, satu pompa rusak tidak boleh membuat ribuan pelanggan menderita. "SDM teknis juga harus siaga 24 jam penuh," tambahnya.

Di sisi pembiayaan, Alvin mendorong direksi Tirtanadi agar aktif mencari dukungan dari pemerintah pusat maupun lembaga donor internasional.

Ia mencontohkan keberhasilan rekannya di Jawa Timur yang memperoleh hibah sebesar Rp113 miliar untuk pengembangan jaringan distribusi.

"Pemimpin Tirtanadi harus punya jejaring strategis di pusat/nasional dan internasional, tidak hanya di daerah. Tidak cukup hanya andalkan APBD," ujar Alvin.

Sebagai penutup, Alvin mengingatkan bahwa air bersih adalah hak dasar warga Negara dan Tirtanadi adalah salah satu BUMD air minum besar di Indonesia. Tidak ada ruang untuk coba-coba.

"Pemimpinnya harus gas pol langsung sejak hari pertama untuk menjaga urat nadi kehidupan jutaan warga Sumut," tegas Alvin, penerima beasiswa Australia Awards yang pernah belajar tentang 'Water Utility of the Future' di Australia. (*)

Editor
: Robert Banjarnahor
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru