Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Rabu, 06 Agustus 2025

Hebat! Studi Universitas Harvard Nobatkan Indonesia sebagai Juara Dunia dalam Kesejahteraan Hidup

Redaksi - Rabu, 06 Agustus 2025 12:58 WIB
155 view
Hebat! Studi Universitas Harvard Nobatkan Indonesia sebagai Juara Dunia dalam Kesejahteraan Hidup
(Foto ist)
Universitas Harvard
Medan(harianSIB.com)

Sebuah studi global yang prestisius dari Universitas Harvard menempatkan Indonesia di posisi pertama dunia untuk kategori kehidupan yang berkembang atau 'flourishing'. Hasil ini mengejutkan banyak pihak, karena Indonesia berhasil mengungguli negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, yang hanya menempati peringkat 12 dan 20.

Penghargaan ini tidak diukur dari kekayaan atau kemajuan teknologi, melainkan dari tujuh aspek mendasar yang menjadi fondasi kebahagiaan sejati. Selama lima tahun, Global Flourishing Study melibatkan lebih dari 203.000 partisipan dari 22 negara untuk mengukur kesehatan fisik dan mental, kebahagiaan sehari-hari, makna hidup, karakter dan integritas, hubungan sosial, keamanan finansial, serta keseimbangan spiritual.

Baca Juga:

Dengan skor rata-rata 8.3, Indonesia jauh mengungguli Israel (7.87), Filipina (7.71), dan Meksiko (7.64). Menariknya, studi ini juga menyoroti bagaimana uang bukanlah segalanya. Contohnya, Jepang yang kaya raya hanya mendapat skor 5.89, sebagian karena rendahnya kualitas hubungan sosial di antara warganya. Sebaliknya, Indonesia membuktikan bahwa kekuatan utama terletak pada ikatan sosial dan spiritualitas yang kuat.

Dikutip dari berbagai sumber, Rabu (6/8/2025), tim peneliti Harvard menemukan bahwa 75% warga Indonesia rutin beribadah atau terlibat dalam kegiatan komunitas setiap minggunya. Konsep gotong royong, silaturahmi, dan guyub rukun tidak hanya menjadi tradisi, melainkan modal sosial yang hidup dan menguatkan. Inilah yang oleh Harvard disebut sebagai 'karakter pro-sosial', yaitu kemampuan untuk memberi dan mendukung sesama tanpa pamrih.

Baca Juga:

Di tengah keterbatasan ekonomi, kebersamaan dan rasa saling memiliki membuat masyarakat Indonesia merasa lebih bahagia dan bermakna. Studi ini memberikan cermin bagi dunia, terutama negara-negara maju yang sering mengabaikan aspek non-material dalam kehidupan. Jepang dan Inggris mungkin unggul dalam infrastruktur, namun menghadapi epidemi kesepian (loneliness). Sementara itu, 26% warga AS merasa hidup mereka tidak memiliki makna.

Pengakuan dari Harvard ini bukan berarti pekerjaan rumah Indonesia telah selesai. Ketimpangan ekonomi, masalah kesehatan, dan isu lingkungan masih menjadi tantangan yang harus dihadapi. Namun, gelar ini adalah pengingat penting bahwa kemajuan sejati adalah keseimbangan, sebuah perpaduan antara kemajuan material dan kekayaan jiwa.

Kekuatan terbesar Indonesia terletak pada senyum tetangga, doa bersama, dan tangan yang selalu siap menolong. Inilah esensi dari 'flourishing' yang diakui dunia dan menjadi modal berharga bagi masa depan bangsa.(**)

Editor
: Bantors Sihombing
SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru