KPPU Terus Pantau Pergerakan Harga Beras di Pasar

Medan(harianSIB.com)

KPPU menegaskan terus memantau kenaikan harga beras premium dan medium di pasar retail, sekaligus mendorong peran strategis Bulog dalam menstabilkan pasar.

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Perhimpunan Penggilingan Padi Indonesia (Perpadi), hingga Agustus 2025, produksi beras mencapai 24,95 juta ton, sementara Bulog hanya menguasai 17,2 persen atau sekitar 4,2 juta ton, yang lebih dari 99% merupakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Baca Juga:

• Ibadah Minggu HKBP UAS di Hari Merdeka Bersama WBP LP Perempuan Tanjung Gusta Sukacita
• 765 Narapidana Lapas Sibolga Dapat Remisi HUT RI, 24 Langsung Bebas

"Meski porsi penguasaan relatif, peran Bulog tetap penting untuk menstabilkan harga," ujar Ketua KPPU Franshurullah Asa dalam keterangan pers yang diterima Kepala KPPU Kanwil 1, Ridho Pamungkas, Sabtu (16/8/2025).

KPPU juga terus memantau harga di lapangan.Berdasarkan data Bapanas, harga beras premium dan medium dihampir seluruh wilayah telah berada diatas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga:

• Kabag Ops Polres Palas Jadi Inspektur Upacara Penurunan Bendera HUT ke-80 RI
• Upacara Peringatan HUT ke-80 RI di Kabupaten Asahan Berlangsung Khidmat

Untuk memperoleh informasi lebih komprehensif,KPPU melakukan survei lapangan hingga tingkat penggilingan, distributor dan pasar pengecer.

Penelitian itu bertujuan mengidentifikasi faktor penyebab kenaikan harga, termasuk hambatan dirantai pasok atau praktik usaha yang memengaruhi harga dan kualitas beras.

"Temuan kajian ini nantinya menjadi masukan bagi pemerintah pusat, daerah dan pelaku usaha, untuk memperkuat koordinasi dalam menjaga stabilitas harga beras," kata Franshurullah.

KPPU menilai dengan posisi Bulog sebagai pengelola cadangan pangan nasional, peningkatan kapasitas dan dukungan kebijakan sangat diperlukan agar harga beras terkendali, kualitas terjaga dan persaingan usaha tetap sehat (**)