Empat puluh lima tahun yang lalu, tepatnya 9 Mei 1970, untuk pertama kali Harian Sinar Indonesia (SIB) terbit ke haribaan bumi pertiwi. DR GM Panggabean, pendiri Harian SIB, memulainya dalam kesederhanaan dan keterbatasan. Dengan semangatnya yang menyala-nyala, hanya dalam beberapa tahun sejak terbit, bisa menjadi koran yang diperhitungkan di Sumatera Utara.
Perjalanan Harian SIB memang tidaklah selalu mulus dari masa ke masa. Ada masanya ombak besar menghadang dan mencoba memadamkan semangat juang Harian SIB. Seolah dihempaskan ke titik nadir. Misalnya, koran ini pernah merasakan pahitnya dibredel pada masa Orde Baru. Pak GM bisa memperjuangkannya terbit kembali dalam hitungan hari.
Sejarah mencatat kantor Harian SIB pernah diserang mafia judi karena tak senang dengan beritanya yang kritis dan tajam. Kantor dicoba dirusak untuk mengintimidasi. Tapi Pak GM tidak goyah, dan waktu kemudian menjawab apa yang diperjuangkannya dan diberitakan Harian SIB ternyata benar dan mendapat respons positif dari pemerintah dan masyarakat waktu itu. Berbagai tantangan lain juga bisa dilewati dan malah makin membesarkan Harian SIB.
Kok Harian SIB bisa melewati berbagai hambatan, ancaman dan gangguan? Rahasianya berulangkali diungkapkan Pak GM semasa hidupnya, yakni karena Harian SIB bukanlah koran biasa. Harian SIB hadir karena ada rencana Tuhan yang besar bagi umatNya melalui koran ini. Jadi Harian SIB bisa eksis sampai usia 45 tahun karena penyertaan Tuhan Yang Mahakuasa.
Harian SIB merasakan besarnya dukungan masyarakat yang diekspresikan dalam berbagai cara. Kesetiaan dan dukungan pembaca yang membuat koran bertahan dan berkembang sampai usia ke 45 tahun. Ini momen yang tepat bagi Harian SIB untuk mengucapkan terimakasih kepada para pembaca setia.
DR GM Panggabean ternyata telah membangun pondasi yang sangat kuat di Harian SIB. Itu sebabnya, meski Pak GM sudah empat tahun menghadap Sang Pencipta, koran ini bukannya surut, malah makin berkibar. Di usia ke 45 tahun, justru penampilannya berubah makin baik, sejak edisi 6 Mei 2015. Dari sembilan kolom menjadi delapan kolom, dan lembarannya bertambah dari 16 halaman menjadi 20 halaman.
Harian SIB tetap komit melanjutkan perjuangan DR GM Panggabean melaksanakan misi besar, untuk Demokrasi, Persatuan, dan Pembangunan. Ini pemikiran gemilang Pak GM yang jauh ke depan untuk Indonesia Baru. Bangsa ini menurutnya harus dibangun di atas pilar demokrasi. Negara ini harus dikelola dan dijalankan atas dasar kedaulatan rakyat.
Itu sebabnya Harian SIB terpanggil untuk menjadi milik semua agama, etnis dan golongan. Negara harus memberi ruang seluas-luasnya bagi semua orang.
Tidak ada diktator mayoritas dan tirani minoritas. Koran ini memberi panggung bagi publik serta terpanggil membela orang-orang yang haknya dirampas dan hidupnya ditindas.
Misi kedua Harian SIB adalah persatuan. Tanpa adanya persatuan, apapun yang diinginkan bangsa ini tidak akan tercapai. Bersatu bukan berarti Indonesia menjadi seragam atau satu warna. Persatuan yang sehat adalah manakala semua elemen bangsa bisa berkontribusi secara proporsional, tanpa diskriminasi. Persatuan Indonesia merupakan harga mati bagi Harian SIB untuk dikawal, dan dipertahankan.
Pak GM menyadari untuk mencapai Indonesia Baru, maka pembangunan adalah keharusan. Pembangunan harus didorong dan didukung agar membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Harian SIB mendedikasikan dirinya berada di garis terdepan untuk pembangunan bangsa ini. Ketiga misi besar ini telah diwujudkan dalam kebijakan pemberitaan Harian SIB selama ini. Pada ulang tahun ke 45 ini, kami kembali meminta dukungan dan doa seluruh masyarakat, agar Harian SIB tetap diberkati Tuhan dan senantiasa konsisten melaksanakan misi besarnya setiap hari.(**)