Medan (SIB)- Anggota DPR RI Ruhut Sitompul SH mengatakan, siapa pun yang jadi presiden di Indonesia merupakan kehendak Tuhan. Hal itu disampaikannya saat menggelar sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Kamis (14/5), di Hotel Grand Impression Medan.
"Mulai dari bung Karno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi, tak mungkin jadi presiden kalau bukan karena kehendak Tuhan. Jokowi jadi presiden bukan karena Ruhut tim suksesnya. Bukan karena Luhut Panjaitan tim sukses, bukan karena PDIP yang usung, tapi karena kehendak Tuhan melalui pilihan rakyat," katanya.
Pada kesempatan itu Ruhut mengutarakan, sebenarnya UUD dan hukum di Indonesia bagus hanya orangnya yang salah.
“Seperti pertikaian antara KPK dan Polri jangan pernah salahkan KPK, jangan salahkan Polri, tapi oknumnya. Tugas kita adalah turut bersama menegakkan hukum. Dulu yang jadi panglima adalah kekuasaan. Di Era Orde Baru, panglima adalah kekuasaan. Kalau kekuasaan jadi panglima maka hukum tak ada. Jadi sehingga sejak Era SBY mulai diletakkan agar hukum yang jadi panglima," sambung Ruhut.
Terkait Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara, Ruhut mengungkapkan, bahwa ini adalah program MPR RI, berdasarkan ide dari mantan Ketua MPR RI, alm Taufik Kiemas. "Kita harus jujur, di awal reformasi kita sempat melupakan apa yang cukup baik bagi negara kita, yaitu P4. Yang baik di Era Orba kita tinggalkan seperti wawasan kebangsaan, tapi yang tidak baik seperti korupsi malah kita lanjutkan bahkan lebih parah," katanya.
Ruhut mengingatkan, sebagai Bangsa Indonesia, harus selalu ingat keberadaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, sebagai empat pilar yang bisa menuntun negara ke arah yang semestinya, sesuai cita-cita. Dengan adanya empat pilar ini, Ruhut yakin, Bangsa Indonesia akan memiliki kesatuan yang kokoh.
Ruhut juga tidak menutup kemungkinan sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara akan diberikan kepada mahasiswa-mahasiswa baru atau dimasukkan dalam kurikulum.
"Di Orde Baru, penataran P4 sudah ada dan sebenarnya bagus. Tapi oleh lawan politik Pak Harto dianggap pemaksaan. Dan ketika reformasi, ada kesan akan dilupakan, sehingga hasilnya apa yang kita rasakan sekarang. Lalu saya usul ke Taufik Kiemas supaya kembali turun ke bawah untuk sosialisai empat pilar," imbuhnya seraya berharap agar semua yang hadir di acara itu bisa menyosialisasikannya kembali ke masyarakat.
Ruhut juga memotivasi semua yang hadir, terutama para siswa SMA, mahasiswa dan pemuda, agar senantiasa mengandalkan profesionalisme serta tetap terbuka kepada setiap orang.
"Jangan membiasakan diri mengandalkan beking. Jadilah orang profesional. Kalau berdasarkan beking, zaman berputar dan tidak akan langgeng. Tapi kalau profesional, maka kita akan bisa masuk di situasi apa pun.Jangan pernah sombong. Berkawanlah dengan semua orang. Jangan pandang kaya atau miskin. Semua harus ditemani. Kalau punya kemampuan, bela kaum yang lemah," sambung Ruhut yang juga menekankan, perlunya budaya tolong-menolong.
Soal idealisme, kepada mahasiswa Ruhut berharap, agar tetap idealis sampai sarjana bahkan saat menduduki jabatan. "Jangan idealis hanya soal kesempatan saja. Karena banyak contoh, yang dulu idealis sewaktu aktifis mahasiswa, tapi jadi pasien KPK sesudah ada kesempatan. Ingat, korupsi itu sangat menyengsarakan rakyat," tegasnya.
Sosialisasi Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara itu diikuti para pelajar SMA, mahasiswa, Ormas, OKP, dan berbagai kalangan profesi, hingga para pendidik. Sebagai moderator Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumut Drs Tahan M Panggabean MM.
(R5/c)