Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 11 Juli 2025

Gaya Hidup Tinggi Pengaruhi Maraknya Prostitusi Online

- Minggu, 17 Mei 2015 13:21 WIB
323 view
Gaya Hidup Tinggi Pengaruhi Maraknya Prostitusi Online
Medan (SIB)- Pengamat hukum dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Nursairani Simatupang SH MH, menyarankan agar aparatur penegak hukum memberikan hukuman berat kepada semua yang terlibat dalam kasus prostitusi online. "Siapapun, baik itu mucikari, pemakai dan pelacurnya harus dihukum seberat-seberatnya karena ini akan berdampak kepada keluarga kita," katanya saat dihubungi  SIB, Sabtu (16/5).

Lebih lanjut dia menjelaskan, dengan terbongkarnya kasus prostitusi online yang melibatkan para artis, pihak kepolisian harus serius menangani kasus tersebut. "Ini jangan dianggap kasus biasa, masih banyak lagi kasus-kasus seperti ini yang belum terbongkar. Ini harus dilakukan secara berkelanjutan," ungkapnya.

Dengan sulitnya membongkar kasus prostitusi melalui online ini, dia menegaskan agar kasus ini bukan hanya pihak kepolisian yang harus bergerak, melainkan peran pemerintah daerah juga ikut serta. “Pemerintah daerah maupun kota/kabupaten juga harus berperan. Seluruh kalangan harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, dan juga pihak keluarga juga harus mengetahui aktivitas tiap anggota keluarganya," terangnya.

Untuk menghadapi kasus seperti ini, semua kalangan harus bekerjasama untuk menghadapi semakin canggihnya teknologi. "Polisi bukan lemah menghadapi kasus ini, tapi karena teknologi yang semakin canggih. Jadi harus semua elemen bekerjasama  menghadapi teknologi modren saat ini," tambahnya.

Sementara itu, psikolog dari Universitas Sumatera Utara (USU, Dra Irna Minauli MSi, mengatakan, biasanya orang yang terlibat kasus prostitusi melalui online memenuhi gaya hidup yang tinggi. "Banyak kasus seperti ini mengarah ke life style atau gaya hidup yang tinggi. Biasanya keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang tinggi yang mendorong orang mau terlibat dalam kasus prostitusi online," terangnya.

Sambung dia, selain itu, biasanya orang berperan langsung (pelacur) yang menjajakan tubuhnya melalui online adalah orang yang memiliki hasrat seks yang tinggi. "Banyak ternyata orang yang memiliki hasrat yang tinggi atau nymtho mania, orang yang menikmati seks dengan banyak orang, tidak puas dengan satu orang. Mereka dengan gampang bisa mencari pasangan melalui online," ujar Irma.

Saat disinggung apakah orang yang berperan langsung (pelacur) memilih secara online agar pihak keluarga atau masyarakat luas tidak mengetahui profesinya, alumni dari Universitas Padjadjaran Bandung (Unpad) itu malah membantahnya. "Kalau kita lihat memang tidak semua orang memahami online. 

Tapi malah identitas lebih jelas dilihat, tidak mungkin orang tidak tahu, mereka mengupload tubuh mereka. Jadi online cara yang paling mudah dan murah untuk mengetahui siapa orang tersebut," tambahnya. (Dik-SPS/c)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru