Bagi Umat Buddha, teratai menjadi bunga yang memiliki makna besar. Dalam banyak hal yang berkaitan dengan Agama Buddha, kita sering menjumpai teratai mendapat tempat khusus.Teratai telah menjadi simbol kemurnian sejak zaman kehidupan Sang Buddha, dan terus berkembang sebagai salah satu simbol dalam ajaran Buddha.Dalam legenda kehidupan Sang Buddha Gautama, Ratu Mahamaya, ibunda Siddharta Gautama bermimpi gajah jantan putih membawa teratai putih di belalainya dan masuk kerahimnya sebelum akhirnya mengandung. Dan juga saat Sidharta Gautama dilahirkan, beliau melangkah di tujuh teratai. Kemudian kalau kita perhatikan, para Buddha dan Bodhisattva sering digambarkan duduk atau berdiri beralaskan teratai. Amitabha Buddha khususnya hampir selalu duduk atau berdiri di atas teratai, dan ia sering memegang teratai juga. Salah satu Sutra Mahayana yang paling dihormati juga disebutkan sebagai Sutra Teratai (Saddharma Pundarika Sutra). Demikian juga mantra terkenal Om Mani Padme Hum secara tegas dapat diartikan "permata di jantung teratai". Dalam kegiatan meditasi juga dikenal posisi teratai, yakni posisi dimana kaki kiri dilipat sehingga kaki kanan beristirahat di paha kiri, ataupun sebaliknya.
Tanaman teratai memiliki ciri khas dengan daun yang mengambang di permukaan air yang tenang. Tanaman teratai juga menghasilkan bunga mempesona yang memiliki warna beraneka ragam. Bunga Teratai merupakan bunga yang memerlukan lumpur dan air untuk dapat tumbuh dan berkembang, akan tetapi tidak tenggelam ke dalam air lumpur tersebut. Bunga ini hidup di atas air yang tenang namun kotor, dimana terdapat banyak serangga dan sumber penyakit yang berbahaya bagi kelangsungan hidupnya. Dengan kondisi sedemikian kotornya, banyak yang beranggapan bunga teratai sebagai bunga yang tidak berharga dan kotor, yang tidak pantas untuk diraih karena demikian kotornya tempat ia hidup.
Gambaran bunga teratai dan lingkungannya tersebut menjadi kiasan bagi kehidupan kita sebagai manusia. Manusia dilahirkan sebagai makhluk dengan kesempurnaan akal pikiran yang memiliki keinginan atau hasrat untuk berkembang ke arah yang lebih maju, untuk meraih kesuksesan demi pencapaian banyak tujuan. Tanpa hasrat dan keinginan, secara duniawi perjalanan hidup manusia tidak akan pernah berhasil, namun bukan berarti dalam perjuangan kehidupannya harus tenggelam di antara keduanya. Hasrat dan keinginan dapat tetap kita jalani dalam kebenaran sehingga kesuksesan yang kita peroleh bersumber dari kebenaran pula yang akan memberikan suatu keindahan bagi lingkungan dan alam sekitarnya seperti halnya bunga teratai. Bunga teratai dapat tetap tampil dengan keanggunan bunganya yang sangat menawan bagi yang melihatnya walaupun bertolak belakang dengan kenyataan lingkungan sekitarnya. Bunga teratai hidup penuh keindahan dan kebersihan tanpa dipengaruhi oleh lingkungannya yang kotor. Walau akarnya berada di dalam air yang berlumpur, namun bunga teratai tetap tumbuh bersih dan harum di atas lumpur. Betapa pun kotornya tempat dia hidup, tapi keindahannya tetap terjaga dengan baik bahkan justru menambah keindahan pula bagi lingkungan di sekitarnya. Demikian halnya, sebagai manusia kita harusnya dapat memberikan pengaruh baik walau harus berada dalam lingkungan yang kurang baik.
Bunga teratai merupakan bunga yang telah mempesona umat manusia dari zaman dahulu, dengan keindahannya yang eksotis dan misterius. Bunga teratai yang mekar merupakan wujud pencerahan, sementara saat kuncup tertutup merupakan wujud sebelum pencerahan. Teratai dikaitkan dengan perwujudan dari kesempurnaan kebijaksanaan. Akar teratai dalam lumpur mewakili manusia yang penuh kemelekatan. Keberadaan dalam lumpur merupakan analogi usaha manusia untuk mekar membebaskan diri dari penderitaan. Bunga teratai mengilhami pikiran manusia untuk mencapai kesempurnaan dalam kesengsaraan hidup.
Teratai menjadi simbol kemurnian pikiran dan ketenangan dari sifat manusia, serta kesempurnaan spiritual. Karenanya teratai ditempatkan di tempat tertinggi dan suci, dan sangat dihormati. Ini juga merupakan alasan, mengapa Buddha & Bodhisatva sering disimbolkan duduk di atas bunga teratai. Teratai melambangkan keadaan pikiran seseorang, yang merupakan tahap dimana ia telah pencerahan tertinggi.
Kita perlu menyadari bahwa lingkungan dapat mempengaruhi cara pandang, kepribadian dan kehidupan kita. Dalam interaksi keseharian, ada kemungkian dipengaruhi atau mempengaruhi lingkungan sekitar kita. Pikiran kita harus senantiasa dalam kondisi sadar dan fokus untuk bisa dipengaruhi maupun mempengaruhi sesuatu yang baik. Kita harus mampu mengontrol diri sesuai dharma (kebenaran). Kelebihan maupun kekurangan yang telah dimiliki hendaknya tidaklah menimbulkan masalah maupun kedukaan bagi masyarakat yang ada di sekitar kita. Kita harus senantiasa memiliki sila (moral) yang baik dan berkreasi demi keharmonisan, ketentraman dan kesejahteraan semua makhluk walaupun harus berada dalam lingkungan yang buruk. Jadilah teratai yang tumbuh indah walaupun berada di air yang kotor.
(r)