Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Din Syamsuddin: Waspadai Invasi Pembegal Agama Seperti ISIS

- Jumat, 19 Februari 2016 14:52 WIB
263 view
Jakarta (SIB)- Aksi kebrutalan ISIS selalu mengatasnamakan agama. Presiden Konferensi Agama untuk Perdamaian Asia (ACRP) Din Syamsuddin meminta seluruh umat beragama untuk waspada akan adanya invasi spiritual dan intelektual yang dilakukan ISIS.

"Kelompok invader dan agresor mengaitkan diri dengan agama, walaupun sesungguhnya mereka hanya membajak atau membegal agama yang membawa nilai-nilai kasih sayang dan perdamaian. Mereka hanya menjadikan agama sebagai alat pembenar terhadap kepentingan dan tujuan politik, seperti pada kasus ISIS," kata Din dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis (18/2).

Hal itu dinyatakan Din dalam Konferensi Dialog Antarkeyakinan Keamanan Spiritual dan Intelektual dalam Cahaya Doktrin Agama ke-12 di Doha, Qatar. Acara tersebut dihadiri 300 tokoh agama dari seluruh dunia dan berlangsung pada 16-17 Februari 2016.

Din juga menyebutkan bahwa para invader yang dimaksud selalu melakukan upaya kekerasan dalam setiap aksinya. Mereka berupaya menguasai pihak lain untuk mengikuti kehendak mereka.

"Menghadapi ancaman invasi intelektual ini, umat beragama perlu meningkatkan kewaspadaan. Untuk itu perlu kepercayaan diri dari kelompok mayoritas diam untuk bangkit menampilkan counter narrative, sambil terus melakukan upaya pengarusutamaan keberagamaan moderat dan toleran atau wasathiyah," tutur Din.

Ketua Dewan Pertimbangan MUI tersebut juga meminta negara untuk bertanggung jawab melindungi rakyatnya dari ancaman apa pun. Negara harus menciptakan keamanan dan kesejahteraan sehingga menutup celah bagi kelompok radikal mencari alasan melakukan penyerangan.

Din menyebut selama ini pemikiran agama sudah tenang dan mapan. Kehadiran para agresor ini kemudian membuat menginvasi wawasan keagamaan.

"Derajat kerukunan beragama itu telah menjadi pilar penting bagi kokohnya kerukunan nasional bangsa Indonesia yang majemuk. Sekarang, kondisi demikian terganggu. Sebagai akibatnya, kerukunan keagamaan baik intra maupun antar, dan juga kerukunan nasional mulai goyah. Tidak mustahil pada suatu waktu, jika tidak ada upaya pencegahan, konflik-konflik terjadi dan dapat membawa disintegrasi. Hal demikian terjadi karena muncul arus baru yang melakukan invasi bahkan agresi spiritual dan intelektual. Sebenarnya perbedaan pendapat adalah absah dalam latar kemajemukan dan demokrasi. Namun, jika perbedaan itu mengambil hentuk pemutlakan pendapat dan pemaksaan kehendak, maka tak terelakkan ketegangan bahkan perpecahan terjadi," papar Din.

Din mengajak seluruh elemen umat beragama bersatu untuk melawan kelompok yang mengatasnamakan agama untuk kekerasan ini. Invasi agama disebut Din jauh lebih berbahaya daripada invasi militer.

"Gerakan Bela Negara dan Bela Agama perlu mengambil bentuk penguatan wawasan keagamaan wasathiyah dan menolak berbagai gelagat invasi," ungkap mantan Ketum PP Muhammadiyah ini. (detikcom/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru