Mendidik Anak dengan Cara Menghukumnya, Keliru

Ustaz Drs Daman Huri Lubis mengatakan mendidik anak dengan cara menghukumnya karena melakukan kesalahan yang berulang-ulang adalah satu hal yang keliru. Sebagai seorang guru atau tenaga pendidik di sekolah tentunya seorang guru secara psikologis mengetahui sifat anak/siswa yang bermacam macam, ada yang nakal, manja dan egois. Untuk menyikapi anak nakal baik di rumah maupun di sekolah diharapkan guru tidak harus mempermalukan atau menghukum anak harus berdiri di depan kelas bahkan mengeluarkan surat skorsing, meski telah melakukan kesalahan berulang-ulang atau telah diperingatkan sebelumnya.

Menurut Daman banyak solusi untuk mengatasi kenakalan anak yang bersifat egois yang dibawanya ke sekolah. Dicontohkannya seorang anak perempuan siswa Madrasah tingkat Aliyah kerap terlambat masuk ke sekolah beralasan rumahnya jauh dan siswi tersebut mengatakan harus memasak menyiapkan sarapan pagi di rumahnya karena kedua orangtuanya setiap hari sudah berangkat berjualan ke pasar sejak pukul 05.00 pagi. Yang paling egois lagi saat anak/siswi tersebut sampai di sekolah malah duduk di kantin. Alasan anak tersebut dapat diterima akal kenapa tetap terlambat masuk sekolah.

Tentunya solusi tepat untuk mengatasinya menurut Daman yang diperbantukan Kemenag Asahan sebagai kepala sekolah salah satu Madrasah Aliyah di Kecamatan Air Joman itu adalah dengan cara menyanjung anak/siswi tersebut. Bisa saja dikatakan kepadanya bahwa anak tersebut adalah seorang perempuan yang cantik dan sangat rajin, namun di balik kecantikan itu ada sifat jelek yang dilakukannya di sekolah tentunya bisa teratasi dengan menyarankan anak agar bangun pagi lebih awal membantu orang tua di rumah dan tidak terlambat lagi ke sekolah. Jangan cepat keliru dan langsung menghukumnya apalagi sampai mengeluarkan surat skorsing yang membuat anak menjadi takut bahkan berbohong dengan tetap berangkat dari rumah berseragam sekolah namun mampir di rumah temannya, kata Ustadz Daman Huri. (D05/d)