Palu (SIB)- Anggota Dewan Pakar Dewan Pengurus Masjid Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Prof Dr H Zainal Abidin MAg mengatakan masjid harus kembali membangun budaya mengaji untuk mendekatkan umat Islam atau jamaah masjid dengan Alquran.
"Budaya mengaji kita mulai hilang karena dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya yaitu kurangnya jamaah masjid yang mengaji di masjid setelah shalat fardu atau shalat sunnah," kata Prof. Zainal Abidin, di Palu, Jumat.
Rektor Institut Agama Islam Negeri Palu itu mengatakan budaya mengaji dapat dibangun kembali atau dilaksanakan oleh pegawai syarah setelah melaksanakan shalat maghrib berjamaah di masjid.
Budaya mengaji usai shalat fardu dapat pula dilaksanakan setelah shalat subuh, selain mendekatkan diri pada Alquran juga untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan.
Ketua MUI Kota Palu itu menyebutkan budaya mengaji telah ada dan bukan hal yang baru bagi masyarakat Sulawesi Tengah atau umat Islam yang berada di lembah Palu. Budaya mengaji telah dibangun oleh para orang tua dan tokoh tokoh agama terdahulu daerah tersebut di masjid-masjid.
Akan tetapi, aku dia, belakangan ini budaya mengaji tersebut mulai hilang dan hanya beberapa masjid saja yang melaksanakan tradisi mengaji setelah shalat magrib.
"Tentu ada yang bergeser, karena dahulu tradisi mengaji setelah shalat magrib telah dibangun oleh tokoh-tokoh agama di Sulteng. Itu zaman dahulu rajin dilaksanakan, namun sekarang tidak lagi seperti dahulu. karena sekarang hanya tinggal beberapa masjid yang laksanakan mengaji," ujarnya.
Budaya mengaji yang telah ada sebelumnya di daerah ini, harus dibangun dan dikembangkan oleh pegawai syarah, tokoh agama di kelurahan, serta remaja Islam masjid.
Tidak hanya mengaji, katanya, remaja Islam masjid dapat menyusun program yang berdampak pada peningkatan pemahaman mengenai aqidah dan filsafat, fiqhi, dan tafsir serta Alquran.
"Ini perlu dilaksanakan agar generasi umat Islam tidak terbelakang, serta tidak minim pengetahuannya tentang keislaman, tentang tafsir Alquran dan Hadits, dan lain sebagainya," sebutnya. (Ant/d)