Pendidikan menurut Agama Islam berlangsung seumur hidup. Perintah menuntut ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat. Hadist Nabi Muhammad SAW ini sejalan dengan konsep pendidikan dalam kehidupan manusia yang merupakan bagian tidak bisa terpisahkan satu dengan yang lainnya. Aktivitas pendidikan sudah ada sejak manusia lahir.
Setiap manusia terlibat dalam proses pendidikan, mengarah kepada pembentukan kepribadian manusia secara seutuh. Pendidikan sangat dipengaruhi lingkungan dimana manusia itu hidup. Situasi dan kondisi sosial sangat berpengaruh dalam pendidikan manusia. Alam lingkungan yang berubah akan mengubah pola pendidikan manusia itu.
Sosial masyarakat yang mengalami pergeseran nilai maka akan mengalami pola pendidikan manusia itu. Nilai-nilai budaya, sosial dan ekonomi pada satu daerah atau satu kaum akan memberikan gambaran tentang kehidupan kaum itu sendiri. Allah SWT telah memberikan pedoman yang lengkap yakni Al-Qur'an dan bimbingan yang jelas dari Nabi Muhammad SAW.
Pola pendidikan Islam atau pendidikan menurut Agama Islam satu konsep yang jelas sebab ada pedoman hidup yang benar yakni Al-Qur'an. Proses belajar mengajar dalam Agama Islam yang utama dan terutama penanaman akhlak. Nabi Muhammad SAW mengakui diutus Allah SWT di dunia ini untuk menyempurnakan akhlak manusia itu. Konsep pendidikan adalah membentuk karakter manusia yang berakhlak mulia.
Pendidikan berkarakter yang dimulai sejak manusia itu di dalam rahim ibunya atau masih dalam kandungan nilai-nilai keimanan, akhlak yang baik dari manusia itu telah ditanamkan. Hal ini sejalan dengan konsep kesehatan yakni 1000 hari pertama dalam kehidupan sangat menentukan yakni sejak manusia itu berada dalam kandungan ibunya. Hadist Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan menuntut ilmu sejak dari ayunan itu pada dasarnya masuk ke dalam 1000 hari pertama dalam kehidupan yang menjadi penentu keberhasilan manusia itu sendiri.
Pendidikan Penuh Kasih Sayang
Sangat jelas pendidikan menurut Agama Islam memiliki prinsip kasih sayang, demokratisasi, motivasi dan sebagainya. Mengutip pendapat Asghar Ali Engineer bahwa Agama Islam mengajarkan untuk menempatkan manusia sederajat (egaliter) dan menolak segala bentuk penindasan, menumpuk harta, kemiskinan dan kebodohan. Selain itu, Agama Islam membentuk penyerahan diri yang total kepada Allah SWT sebagaimana dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur'an dalam kata istislam (penyerahan diri sepenuhnya kepada ketentuan Allah), salam (keselamatan), dan salim (kesejahteraan).
Konsepsi pendidikan menurut Agama Islam melakukan perubahan kepada arah yang lebih baik. Berdasarkan itu pula pendidikan merupakan proses transformasi nilai-nilai yang (humanis) untuk memanusiakan manusia.
Pemikiran sederhana, pendidikan Islam dapat dimaknai sebagai proses pengembangan seluruh potensi peserta didik secara bertahap menurut nilai-nilai normatif Islam. Pendidikan berarti tidak sekedar transfer of knowledge akan tetapi juga transfer of value juga berorientasi dunia akhirat (teosentris dan antroposentris) sebagai tujuannya. Pendidikan dalam ajaran Agama Islam bersifat global dan universal.
Dalam konsep pendidikan menurut ajaran Agama Islam bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan akan tetapi membentuk manusia berakhlak mulia. Pendidikan menggali hakikat manusia yang sebenarnya. Pendidikan dalam ajaran Agama Islam lebih menekankan pengembangan fitrah manusia itu sendiri. Tujuan akhirnya membentuk manusia seutuhnya atau insan kamil sesuai dengan hukum Islam. Dasar pendidikan dalam ajaran Agama Islam identik dengan ajaran Agama Islam itu sendiri. Pendidikan Islam itu berlandaskan nilai-nlai Ilahiyah yang ada dalam Al-Qur'an dan Sunnah Rasul Muhammd SAW.
Pendidikan dalam ajaran Agama Islam meyakini kebenaran secara mutlak dan bersifat trasendental, universal dan eternal maka pendidikan dalam ajaran Agama Islam harus selalu sesuai dengan fitrah manusia. Artinya, pendidikan dalam ajaran Agama Islam harus memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri. Tujuan pendidikan Islam itu tercapai bila konsep dasar pendidikan Islam mengutamakan pembentukan akhlak yang mulia. Orientasinya bukan sekadar memberikan ilmu pengetahuan akan tetapi dasarnya pembentukan manusia yang paripurna.
Al-Qur'an merupakan kalam Allah SWT dasar ilmu pengetahuan. Kedudukan Al-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan Islam harus dapat dipahami dan diimplementasikan sebagaimana Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah Al-Nahl ayat 13 yang artinya, "Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur'an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman."
Sedangkan Hadist Nabi Muhammad SAW merupakan sumber inspirasi ilmu pengetahuan yang berisikan keputusan dan penjelasan Nabi Muhammad SAW dari pesan-pesan Ilahiyah yang tidak terdapat dalam Al-Qur'an dengan penjelasan yang lebih terperinci.
Firman Allah SWT dalam Al-Qur'an Surah An-Nisa' ayat 80 yang artinya, "Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka."
Dari firman Allah SWT ini terlihat jelas dasar pendidikan Islam itu adalah Al-Qur'an, tidak ada yang lain selain Al-Qur'an. Sedangkan hadist Nabi Muhammad SAW sebagai penjelasan dari isi kandunga Al-Qur'an. Artinya, pendidikan menurut ajaran Agama Islam itu sumber segala ilmu pengetahuan adalah Al-Qur'an dan hadist Nabi Muhammad SAW merupakan dasar untuk mengimplementasikan pendidikan Islam. Hal itu karena pendidikan Islam berisi nilai-nilai sosial kemasyarakatan.
Tegasnya ajaran Al-Qur'an dan As-Sunnah pada dasarnya mendatangkan manfaat dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia. Dalam hal ini posisi manusia merupakan posisi sentral dalam proses pendidikan Islam. Alasannya karena pendidikan Islam melibatkan fitrah manusia yang sesungguhnya.
Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan pendidikan Islam harus mencakup pertama, Pendidikan memungkinkan manusia mengerti akan Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Kedua, Pendidikan harus menggerakkan seluruh potensi manusia untuk tidak sekadar mengetahui alam jagat raya ini akan tetapi juga memahami makna dari alam semesta diciptakan Allah SWT. Sunnah Allah di atas bumi, menggalinya dan memanfaatkannya untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bersama (rahmatan lil'alamin).
Secara subyek pendidik dan anak didik dalam ajaran Agama Islam menjadi khalifatullah fil ard (wakil Tuhan di bumi) yang mampu memakmurkannya (membudayakan alam sekitarnya). Dalam konteks sosiologis sebagai khlifatullah mampu menata kehidupan yang baik yang dilandasi norma-norma Ilahiyah dan Insaniyah. Proses pencapaian realisasi diri tersebut dalam istilah psikologi disebut becoming, yakni menjadikan diri dengan keutuhan pribadinya.
Tegasnya pendidikan dalam ajaran Agama Islam harus mampu merealisasikan, mengaktualisasikan pribadi-pribadi muslim, membimbing peserta didik menjadi manusia yang hakiki sebagai manusia. Utuh dan menjadi manusia paripurna. Begitu pendidikan menurut ajaran Agama Islam, memanusiakan manusia secara hakiki. (Penulis dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, mantan Bendahara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tapanuli Utara dan Sekretaris Majelis Kebudayaan PW. Muhammadiyah Sumatera Utara/ r)