Islam menempatkan wanita dan ibu pada kedudukan yang mulia. Hal ini terlihat jelas dalam sabda Nabi Muhammad SAW yang artinya,"Bila ditanya siapa yang paling dihormati di dunia ini adalah ibumu, ibumu, ibumu dan baru ayahmu,"
Bila dikaji arti hadist Nabi Muhammad SAW menyebut tiga kali untuk ibu yakni ibumu, ibumu, ibumu baru ayahmu. Tiga kali untuk ibu, sekali untuk ayah. Makna yang tersirat bahwa tiga kali menghormati ibu baru sekali menghormati ayah. Terlihat bahwa tiga berbanding satu dalam memberikan penghormatan kepada ibu dan ayah. Perbandingan ini menunjukkan bahwa posisi wanita atau ibu sangat luar biasa dalam ajaran agama Islam.
Hari Kartini pada 21 April setiap tahun diperingati. Sebaiknya ketika memperingati Hari Kartini nilai-nilai yang terkandung dalam diri seorang wanita atau ibu harus bisa dimaknai secara baik dan benar. Ibu merupakan wanita yang baik. Sudah pasti dan Nabi Muhammad SAW memberikan tiga kali penghormatan kepada ibu baru kemudian sekali buat ayah.
Maknanya dalam ajaran agama Islam posisi ibu ditempatkan pada posisi yang sangat dihormati. Siapakah ibu itu? Ibu adalah orang yang melahirkan kita (manusia) sehingga tidak ada orang (manusia) di dunia ini yang tidak memiliki ibu, semuanya memiliki ibu. Setiap remaja putri dipastikan akan menjadi seorang ibu karena dari seorang remaja putri akan menjadi ibu.
Hal ini sejalan dengan arti ibu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Kata ibu diartikan, wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang takzim kepada wanita baik yang sudah bersuami maupun yang belum. Ibu diartikan bagian yang pokok (besar, asal dan sebagainya). Ibu diartikan juga yang utama, yang terpenting.
Arti kata ibu dalam KBBI itu bila dicermati maka anggapan selama ini oleh banyak orang bahwa ibu itu adalah seseorang yang telah melahirkan anak. Sedangkan dalam KBBI ibu itu bukan saja seorang wanita yang telah melahirkan anak akan tetapi kata ibu juga diartikan buat wanita yang belum bersuami, bisa disebut atau dipanggil ibu. Penekanan arti kata ibu dalam KBBI itu ibu adalah wanita yang baik maka selama wanita itu baik, layak atau tepat dipanggil ibu. Panggilan ibu satu penghormatan buat seorang wanita dan wanita yang dipanggil ibu adalah wanita yang baik.
Wanita yang baik layak dipanggil ibu, begitu makna dalam KBBI tentang arti kata ibu. Makna yang terkandung dalam KBBI ini sejalan, selaras dan sesuai dengan hadist Nabi Besar Muhammad SAW yang artinya,"Bila satu negeri para wanitanya baik maka baiklah negeri itu tetapi sebaliknya bila tidak maka hancurlah negeri itu. Wanita itu tiang negara."
Begitu luar biasa kedudukan wanita dalam ajaran Agama Islam, para wanitanya baik maka baiklah negeri atau negara itu. Sementara wanita yang baik adalah ibu menurut KBBI dan dalam KBBI ibu dapat diartikan bagian yang pokok, besar, asal, yang utama, yang terpenting. Semakin jelas dan tegas makna yang terkandung dalam KBBI itu bahwa wanita yang baik itu adalah ibu dan ibu bukan saja wanita yang sudah bersuami atau yang sudah melahirkan anak akan tetapi wanita yang baik. Ibu juga diartikan bagian yang pokok, besar, asal, yang utama, yang terpenting maka arti atau makna dalam KBBI itu sejalan dengan hadist Nabi Muhammad SAW.
Wanita Menentu Nasib BangsaArti wanita atau ibu dalam KBBI dapat diartikan sebagai penentu nasib satu bangsa, satu negara atau satu kaum dan hadist Nabi Besar Muhammad SAW juga mengatakan begitu seperti hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya, "Bila wanita-wanita atau ibu-ibu dalam satu negeri baik, maka akan baiklah negeri itu tetapi sebaliknya bila tidak maka hancurlah negeri itu."
Tidak salah karena manusia yang lahir dari rahim para ibu yang akan menentukan nasib satu kaum, satu bangsa atau satu negara pada masa mendatang maka manusia yang cerdas, bermoral akan lahir dari rahim para ibu yang cerdas dan bermoral juga. Secara medis menyebutkan para ibu yang sehat akan melahirkan anak-anak yang sehat pula. Para ibu yang pintar, cerdas akan melahirkan anak-anak yang pintar, cerdas pula.
Generasi muda atau turunan yang baik, sehat, cerdas, beriman berada di tangan para ibu yang melahirkannya. Para ibu harus mampu melahirkan, menyusui, mengasuh, membesarkan dan mendidik anak-anaknya agar menjadi manusia yang baik, berguna bagi bangsa dan negara serta agama Islam. Nabi Besar Muhammad SAW bersabda yang artinya,"Surga itu ada di bawah telapak kaki ibu," maknanya langkah kaki seorang ibu menentukan jalan hidup anak-anaknya pada masa mendatang.
Sudah pasti para ibu yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT akan melahirkan anak-anak yang beriman dan bertaqwa juga kepada Allah SWT. Membangun masa depan bangsa yang beradap, bertaqwa maka harus dimulai dari para ibu yang beradap, bertaqwa baru bisa melahirkan anak-anak yang beradap, beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Ketika zaman Jahiliah, sebelum Nabi Muhammad SAW diutus Allah SWT menjadi Rasul kaum wanita di Timur Tengah (Arab) tidak diposisikan sebagai ibu akan tetapi sebagai budak, sebagai pelampiasan nafsu syahwat kaum lelaki.
Peradapan Jahiliah menjauhkan wanita dari kondisi yang dihormati, tidak ditempatkan sebagai yang utama, sebagai yang penting sehingga kehidupan kaum pada zaman Jahiliah tidak beradap, tidak beriman dan tidak memiliki akhlak yang mulia. Nabi Adam AS diciptakan Allah SWT dari tanah dan dalam kehidupan Nabi Adam AS, Allah SWT kemudian menciptakan Siti Hawa dari tulang rusuk sebelah kiri Nabi Adam AS sehingga hidup Nabi Adam AS menjadi bermakna.
Kemudian Nabi Adam AS dan Siti Hawa hidup di bumi, berkembangbiak, berketurunan sampai hari ini penduduk bumi hampir enam miliar jiwa. Setiap manusia lahir dari rahim seorang ibu dalam keadaan lemah. Bayi yang lemah itu disusui ibunya, secara perlahan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang lincah. Seorang ibu mengasuh anaknya dengan kasih sayang dan anak itu terus tumbuh dan berkembang menjadi remaja. Ketika masa Remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak kepada masa dewasa. Proses kehidupan ini sepenuhnya ada di tangan seorang ibu, perjalanan hidup anak manusia itu ada pada langkah kaki ibu sehingga tepat hadist Nabi Muhammad SAW itu yang mengatakan surga itu ada di bawah telapak kaki ibu.
Para ibu yang mempersiapkan anak remajanya menjadi manusia yang baik dan beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. Keberadaan seorang ibu menjadi sangat penting bagi kehidupan manusia maka seorang ibu harus senantiasa pada kodrat wanita yang sesungguhnya, bertindak dan berbuat untuk yang mulia yakni melahirkan, membesarkan, mengasuh, mendidik putra-putri yang dilahirkannya agar menjadi putra-putri yang taat kepada perintah Allah SWT. Tegasnya menjadi ibu sangat mulia sehingga sampai tiga kali Nabi Muhammad SAW menyerukan orang yang sangat dihormati di dunia ini adalah ibumu, ibumu, ibumu dan baru ayahmu.
Memperingati Hari Kartini pada 21 April bermakna bahwa seorang wanita atau ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia maka setiap manusia di dunia ini wajib menghormati dan menyayangi ibunya karena sesungguhnya tidak ada seorang manusia di dunia ini mampu membalas jasa dan kasih sayang ibunya. Tepatlah jika dalam ajaran Agama Islam kedudukan wanita atau ibu itu sangat tinggi, utama dan mulia. (Penulis adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), mantan Sekretaris Majelis Kebudayaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara dan mantan Bendahara Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tapanuli Utara/ r)