Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025
Jelang Haji 2016

Paling Lama 32 Tahun, Ini Perbandingan Waktu Tunggu Haji di Berbagai Daerah

- Jumat, 24 Juni 2016 15:34 WIB
467 view
Paling Lama 32 Tahun, Ini Perbandingan Waktu Tunggu Haji di Berbagai Daerah
Jakarta (SIB)- Data tahun 2015, ada 2,96 juta orang yang masih menunggu keberangkatan haji. Di antara mereka, ada yang harus menunggu sampai 23 tahun untuk bisa ke Tanah Suci. Kenapa?

Dalam data yang disampaikan Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama Ramadan Harisman, hingga akhir tahun 2015 tercatat 2,96 juta jamaah masih dalam daftar tunggu berangkat haji. Mereka tersebar di berbagai wilayah. Ada yang bisa cepat berangkat, namun tak sedikit yang harus menunggu sangat lama.

Dia kemudian membeberkan data rata-rata waktu tunggu haji reguler per provinsi yang dihitung pada 15 Juni 2016. Bila dirata-rata, maka provinsi dengan waktu tunggu terlama adalah Sulawesi Selatan dengan angka 23,92 tahun disusul Kalimantan Selatan dengan 23,17 tahun. Provinsi yang paling cepat berangkat yakni Sulawesi Utara, itu pun masih menunggu waktu 9,54 tahun. Angka ini didapat dengan asumsi kuota normal yakni 211 ribu.

"Kalau kondisinya seperti sekarang, kuota dikurangi 20 persen karena perluasan masjidil Haram, maka waktu tunggunya bisa lebih lama lagi," kata Ramadan saat mengisi acara pembekalan terhadap PPIH Arab Saudi di Asrama Haji, Pondok Gede, Jaktim.

Bila dirinci sampai tingkat kabupaten/kota, waktu tunggu tersebut bisa lebih lama lagi. Dengan asumsi kuota normal, Ramadan mencatat di Kabupaten Sidrap waktu tunggunya mencapai 32,32 tahun disusul oleh Kabupaten Wajo dan Kabupaten Banteng di angka 31,32 tahun dan 31,21 tahun. Untuk waktu tercepat berangkat ada di Kabupaten Sanggau dengan 5,83 tahun.

"Kalau kuotanya dikurangi seperti sekarang di kabupaten Sidrap mungkin jadi 35 tahun," paparnya.

Bagaimana sebetulnya cara menghitung kuota daerah tersebut? Saat ini, penentuan angka kuota berdasarkan kabupaten/kota. Jadi, saat provinsi mendapat kuota tertentu, maka angka itu dibagi per kuota kabupaten/kota.

Rumusnya adalah:

A---> (Jumlah penduduk muslim kota/kab dibagi jumlah penduduk muslim provinsi) x kuota provinsi.

B---> (Jumlah pendaftar haji kota/kab dibagi jumlah pendaftar haji provinsi) x kuota provinsi

Kuota Kota/kab hasil dari (A+B): 2

Misal kuota provinsi Jawa Barat 37 ribu, penduduk Jawa Barat 10 juta, penduduk kabupaten Purwakarta 1 juta, pendaftar haji di provinsi 18 ribu, pendaftar haji kabupaten Purwakarta 2 ribu, maka:

A= (1 juta: 10 juta) x 37 ribu jamaah= 3.700

B= (2 ribu: 10 ribu) x 37 ribu jamaah= 4.111

Kuota Kab. Purwakarta adalah (3.700+4.111): 2= 3.905 jamaah.

Bersiap Menyambut Musim Haji 2016
Musim haji 2016 atau 1437 Hijriah akan segera tiba. Walau masih berjarak sekitar dua bulan lagi, para jamaah sebaiknya mulai bersiap. Mulai dari fisik, mental dan pengetahuan manasik haji bisa dimatangkan sejak sekarang.

Berdasarkan data dari Kementerian Agama, tahun ini akan berangkat 168.800 jamaah haji asal Indonesia. Angka itu terdiri dari 155.200 haji reguler dan 13.600 haji khusus. Sebetulnya, kuota Indonesia berjumlah sekitar 211 ribu orang, namun angka itu dikurangi 20 persen oleh pemerintah Arab Saudi karena ada proyek perluasan Masjidil Haram.

Para jamaah akan terbagi dalam 384 kelompok terbang (kloter) dari 13 embarkasi. Mereka akan mulai berangkat pada 9 Agustus 2016 dan terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama akan berdatangan sejak tanggal 9 Agustus sampai 20 Agustus, sementara gelombang kedua akan mulai berangkat 23 Agustus 2016 sampai 5 September 2016.

Puncak haji akan berlangsung mulai tanggal 8 September sampai dengan 13 September. Selama durasi waktu tersebut, jutaan jamaah haji dari berbagai negara di seluruh dunia akan berkumpul di Makkah. Dari Indonesia, jumlah jamaah sebanyak 168.800 orang adalah yang terbanyak dibandingkan dengan negara lain.

Para jamaah haji reguler akan berada di Arab Saudi selama 39 hari. Gelombang satu akan menjalani ibadah di Madinah, lalu lanjut ke Makkah, sementara gelombang dua akan memulai ritual haji dari Makkah lalu pindah ke Madinah. Untuk jamaah haji khusus, durasi waktunya lebih singkat.

Di sana, para jamaah akan tinggal di pondokan dengan sejumlah fasilitas yang nyaman. Selain itu, mereka juga akan dilayani perjalanannya oleh bus-bus yang disediakan olah otoritas perhubungan darat Arab Saudi bernama Naqobah.

Dalam waktu beberapa pekan ke depan, para jamaah dijadwalkan menjalani manasik haji untuk memperdalam kemampuan ibadah haji. Selama proses haji, mereka juga akan didampingi oleh tim pembimbing ibadah dan tim pelayanan lainnya di masing-masing kloter.

Selain jamaah, para petugas pelayanan ibadah haji (PPIH) juga sudah bersiap. Total petugas yang diterjunkan tahun ini ke Arab Saudi mencapai 3.250 orang. Dari jumlah tersebut, 1.920 petugas bergabung bersama kloter, 826 petugas nonkloter, sisanya tenaga musiman dan para mukimin di Arab Saudi. Khusus untuk tenaga PPIH nonkloter, 520 orang dari Kementerian Agama, 306 dari Kementerian Kesehatan. Mereka sudah mengikuti pembekalan sejak tanggal 14 sampai 23 Juni 2016. Selain itu, tim PPIH yang akan bertugas di embarkasi sampai daerah juga sudah melakukan sejumlah persiapan.

"Kita harus memberikan pelayanan, bimbingan dan perlindungan bagi jamaah haji. Itu tugas kita," pesan Arsyad. (detikcom/q)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru