Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Menag: Pusat Kajian Islam Dunia di UIII

* Jelaskan Soal Syawalan Bid’ah
- Jumat, 22 Juli 2016 15:03 WIB
202 view
Menag: Pusat Kajian Islam Dunia di UIII
Jakarta (SIB)- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang segera didirikan akan menjadi pusat kajian khazanah ilmu pengetahuan Islam antarnegara.

"Perpres sudah ada terkait UIII. Sudah waktunya umat Islam memiliki universitas internasional yang mengkaji dan mengembangkan 'Islamic studies'," kata Lukman usai menghadiri Halalbihalal Idul Fitri Kementerian Agama, di Jakarta, Jumat.

Bagaimanapun, kata dia, Islam di Indonesia berkembang dengan kekhasannya. Kekhasan Islam Indonesia di konteks global bisa memberi kontribusi positif menata peradaban dunia.

Maka dari itu, kata dia, UIII diharapkan dapat menjadi sarana yang dapat menularkan kebaikan Islam khas Indonesia ke seantero dunia.

Lewat UIII, kata Menag Lukman, sudah seharusnya kebaikan Islam khas Indonesia dijaga dan dilestarikan.

Lukman mengatakan nantinya UIII akan menjaring mahasiswa luar negeri dengan porsi 75 persen. Mereka yang masuk tersebut akan mendapatkan beasiswa pendidikan.

"Mereka mendapat beasiswa. Ini juga untuk mereka menjadi duta bangsanya untuk menjelaskan Islam. Kami sedang menyusun pengorganisasiannya, termasuk waktu dan lokasi jangan terlalu jauh dari Jakarta," paparnya.

Secara umum, lanjut dia, UIII akan fokus mengembangkan kajian strata master (S-2) dan doktor (S-3).

"Ini khusus 'post graduate' S-2, S-3 sementara S-1 biar Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri seperti UIN, STAIN, biar mereka fokus ke S-1. Dan juga UIII ini fokus pada mahasiswa luar negeri," kata dia.

jelaskan SOAL SYAWALAN BID'AH
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menepis anggapan menambah-nambah dalam ibadah keagamaan (bid'ah) sebagaimana pada tradisi umat Islam Indonesia yang melaksanakan halal bi halal setiap bulan Syawal.

"Tentu rasul tidak melaksanakan ini. Tapi ada nilai kebaikan dari halal bi halal," kata Lukman di acara "Halal Bi Halal Idul Fitri Kementerian Agama" di kantornya, Jakarta, Jumat.

Menurut dia, halal bi halal adalah cara khas Muslim Indonesia memaknai silaturahim dan saling memaafkan setelah satu bulan penuh berpuasa. Halal bi halal juga merupakan cara Muslim Indonesia untuk berkumpul bersama.

Untuk itu, menurut Menag Lukman, menjadi sesuatu yang baik jika tradisi halal bi halal terus dilestarikan di Indonesia. Meski ada tudingan bid'ah oleh sejumlah pihak tetapi ada kebaikan-kebaikan dalam pelaksanaannya.

"Halal bi halal adalah sangat baik sehingga kita perlu menjaga dan memeliharanya," kata dia.

Dia mengatakan halal bi halal juga menjadi ajang memperbaiki hubungan dengan Tuhan sekaligus sesama manusia.

"Kita dituntut sesama manusia untuk menjadi baik. Cara itu bukan untuk Allah saja tapi sesama manusia. Dengan halal bi halal kita bisa saling memaafkan kesalahan, kekhilafan dan kesalahpahaman," kata dia.

Dia mengatakan terdapat banyak tudingan bid'ah dalam halal bi halal. Di dunia media sosial banyak ditemukan postingan-postingan soal halal bi halal sebagai bid'ah. Meski demikian, halal bi halal adalah sesuatu yang baik, peninggalan para pendahulu. (Ant/q)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru