Medan (SIB)- Perkumpulan Persaudaraan Islam Samosir dan Sekitarnya (Perperiss) menggelar Halal Bi Halal setelah melewati Ramadhan 1437 H di Gedung Pancasila Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sumut, Minggu (31/7) lalu. Turut hadir dalam acara yang diikuti sekitar 400 orang tersebut, Penasehat Perperiss, Prof Dr Aslim Sihotang dan Prof Dr Syawal Gultom.
Aslim Sihotang dalam sambutannya mengatakan tentang perkembangan Pulau Samosir, yang saat ini tengah jadi perhatian pemerintah pusat. Seperti diketahui bersama bahwa pemerintah pusat tengah jor-joran mengembangkan aspek pariwisata Samosir dengan sejumlah mega proyek yang dananya bersumber dari APBN.
Disebutkannya, bahwa semua warga Sumut pasti ikut senang atas perhatian pemerintah pusat tersebut. Karena adanya pembangunan itu juga berarti akan meningkatkan taraf hidup masyarakat di sekitar Samosir.
"Tapi jangan lengah bahwa akan ada juga dampak negatif dari pengembangan aspek pariwisata tersebut. Saya pernah berkunjung ke sejumlah kota wisata di luar negeri, terus terang saya sedih sekali membayangkan kalau kampung kita Samosir itu akan menjadi seperti kota-kota wisata di luar negeri tersebut," paparnya.
Menurutnya,dampak negatif pesatnya pembangunan pariwisata adalah akan tergerusnya budaya lokal yang akan berganti dengan budaya para wisatawan asing atau budaya barat. "Kalau tidak kita antisipasi hal ini akan mengerikan. Merupakan tugas kita semua memikirkan dan mengantisipasinya, jangan dianggap enteng karena nanti kita semua, atau anak cucu kita yang akan merasakannya. Hal ini harus jadi perhatian semua pihak yang terkait," ujarnya.
Penasehat Perperiss lainnya, yakni Prof Dr Syawal Gultom yang juga Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) mengatakan,kita manusia di muka bumi ini bertugas menjadi khalifah. "Ridho Allah yang kita cari itu hanya bisa kita dapatkan di muka bumi ini, untuk itu kita harus senantiasi bersama-sama menebar kebaikan sebanyak mungkin," tuturnya seraya menyatakan kesiapannya berpartisipasi untuk memaksimalkan kegiatan dakwah Perperiss.
Sementara itu, Ketua Perperiss H Alifdin Sihotang menyebutkan, memang umat di Samosir lebih minoritas dibanding umat Islam kabupaten lain di sekitarnya. Dari kabupaten lain di sekitar Samosir setiap tahun selalu ada memberangkatkan jamaah haji. Tapi dari Kabupten Samosir, kuota haji Kementerian Agama selalu tidak ada yang berangkat.
"Hal ini membuat kita sedih maka untuk itu marilah kita bersatu marsadaniroha membesarkan Perperiss demi meningkatkan syiar agama Islam di Samosir sekitarnya," tandas Alifdin Sihotang.
Dia juga mengimbau agar Majelis Ulama Indonesia (MUI) senantiasa berkoordinasi dengan mereka bila menjalankan programnya di Samosir sekitarnya. "Saya sudah sampaikan ke MUI Samosir dan Sumut agar untuk program-program di Samosir kita juga dilibatkan karena, insya Allah kita cukup mengenal lapangan karena memang kita semua berasal dari sana," paparnya.(Rel/BR1/ r)