Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Refleksi Angka 71 : Perjuangan dan Istighfar

* Oleh : Islahuddin Panggabean, S.Pd
- Jumat, 19 Agustus 2016 18:41 WIB
2.789 view
Refleksi Angka 71 : Perjuangan dan Istighfar
Tahun ini Republik Indonesia memasuki usia ke 71. Ibarat manusia, usia Indonesia yang sudah tua. Seharusnya kehidupannya sudah tenang dan tenteram.  Namun realitasnya Indonesia justru terus dihujami masalah. Permasalahan bangsa semakin runyam. Banyak anak bangsa ini belum menikmati negerinya. Malahan kenyamanan pribumi sudah diusik dengan mulai berdatangannya orang-orang asing. Oleh karena itu, peringatan HUT-RI ke 71 ini, hendaknya rakyat Indonesia merenungkan kembali hendak dibawa ke mana kapal yang bernama 'Indonesia' ini oleh bangsanya.

Mengenai angka 71, sebagian ilmuwan menyatakan 71 itu adalah kode bagi air. Tak terlepas dari fakta bahwa 71% kandungan dalam tubuh manusia adalah air.
Selain itu,  bahwa karena 71 persen permukaan bumi ini adalah lautan dan 29 persen daratan. Di dalam Al-Qur'an pun perbandingan kata lautan dan daratan adalah 71 persen lautan dan 29 persen daratan. Kata "lautan (perairan)/ bahr" disebutkan sebanyak 32 kali, dan kata "daratan/ barr" disebut dalam Al Quran sebanyak 13 kali. Jika kedua bilangan tersebut kita tambahkan kita dapatkan angka 45. 

Indonesia yang merupakan negara maritim dengan 2/3 bagiannya adalah lautan hendaknya memaknai bangsa ini laiknya air. Air memiliki banyak manfaat bagi makhluk hidup. Oleh karena itu, Indonesia juga harus dapat berkontrbusi positif aktif dalam kancah peradaban dunia. Jangan hanya sebagai pelaku konsumtif-pasif. Bangsa ini harus aktif member manfaat jangan pasif dimanfaatkan bangsa lain.

Merenungi Surah ke 71
Jika menilik kepada al-Quran, maka surah ke 71 dalam al-Quran ialah surah Nuh. Surah Nuh mengandungi 28 ayat. Keseluruhan surah ini menceritakan perutusan Nabi Nuh A.S mnyampaikan dakwah kepada kaumnya. Surah ini juga menjelaskan pengalaman pahit getir dakwah Nabi Nuh menghadapi kedegilan dan kesesatan kaumnya yang hanyut di belakang pemimpin-pemimpin yang mempunyai kuasa, harta dan pengaruh yang kuat tetapi sesat dan angkuh untuk menerima kebenaran dan hidayat. Di samping itu, surah ini juga menggambarkan perjuangan yang penuh dengan kesusahan, kepenatan yang menuntut kepada kesabaran, pengorbanan dan kegigihan para rasul dalam menyebarkan dakwah kepada manusia yang sesat, degil, menderhaka, angkuh dan pandai membuat tipu daya dan helah.

Adapun surah Nuh termasuk kedalam surat Makiyyah. Nabi Nuh termasuk sebagai rasul Ulul Azmi. Kisah Nuh memiliki pengaruh yang sangat kuat untuk keteguhan hati dalam berjuang. Nabi Ia hidup 1000 tahun dan berdakwah selama 950 tahun, namun meski sedikit pengikut tetap bersabar dalam berdakwah.

Sejarah mengenai diutusnya Nuh sendiri bahwa setelah Allah mewafatkan Adam, setan tidak tinggal diam. Ketika ratusan tahun tidak ada pembimbing kecuali orang-orang Shalih (Suwa, Wada, Yaghut, Yanun) kemudian generasi selanjutnya dan generasi selanjutnya, syetan mendorong manusia malah menyembah orang-orang shalih tersebut bukan menyembah Allah, maka Allah mengutus Nuh untuk memberi peringatan kepada mereka.

Kandungan surah Nuh secara ringkas berisi tema besar yakni tentang kisah ajakan Nabi Nuh pada kaumnya untuk beriman dan ajakan beristighfar beristighfar pada Allah. Selain perintah memperhatikan alam semesta dan kejadian manusia sebagai manifestasi kebesaran Allah, serta ancaman siksaan bagi kaum kafir di dunia akhirat.

Dari kisah perjuangan Nabi Nuh, bangsa Indonesia dapat belajar tentang makna perjuangan yang tak kenal henti. Kehidupan Nabi Nuh dipenuhi dengan perjuangan di jalan Allah. Meskipun banyak menemui tantangan dan hadapan, sampai-sampai Nuh diuji dengan isteri dan anaknya membangkang. Namun, ia tetap bertahan di jalan kebenaran. Ia senantiasa ter-connected dengan 'langit' dalam merasakan letihnya perjuangan. Itu tergambar dari rangakaian curhatan Nuh pada Allah (QS Nuh 5-12).

Kekuatan Istighfar
Selain itu, surah Nuh juga memuat kekuatan istighfar sebagai solusi penuntas masalah. Pada saat Negara Islam mengalami kemarau, Khalifah Umar bin al-Khattab untuk melaksanakan shalat istisqa (meminta hujan) berjamaah bersama kaum muslimin. Saat itu ia senantiasa beristighfar kepada Allah. Ia berkata, Aku telah meminta hujan dengan "Majaadiihus Samaa'" yang dengannya hujan diturunkan. Kemudian Umar membaca firman Allah, "maka aku katakan kepada mereka:
'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun- niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh: 10-12).
Dalam kitab Tafsir al Qurthubi juga diceritakan bahwa ada seorang laki-laki mengadu kepada Imam Hasan Al-Bashri tentang kegersangan (bumi) maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain mengadu kepadanya tentang kemiskinan maka beliau berkata kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Yang lain lagi berkata kepadanya, 'Do'akanlah (aku) kepada Allah, agar Ia memberiku anak!, maka beliau mengatakan kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!. Dan yang lain lagi mengadu kepadanya tentang kekeringan kebunnya maka beliau mengatakan (pula) kepadanya, 'Ber-istighfar-lah kepada Allah!.

Hal tersebut pun mendatangkan tanda tanya dari murid-murid Imam Hasan al Bashri. Maka beliau pun menjelaskan, 'Aku tidak mengatakan hal itu dari diriku sendiri. Kemudian Imam Hasan al-Bashri juga membacakan ayat di atas. Dari keterangan tersebut dapat tergambar kekuatan istighfar sebagai solusi setiap permasalahan. Dalam sebuah hadist, Nabi bersabda, "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar niscaya Allah akan menjadikan baginya kelapangan dari segala kegundahan yang menderanya, jalan keluar dari segala kesempitan yang dihadapinya dan Allah memberinya rizki dari arah yang tidak ia sangka-sangka."

Penutup
Di usianya yang ke 71,  bangsa Indonesia masih juga terjebak dari permasalahan yang tak kunjung usai. Surah ke 71 dalam mushaf al-Quran ialah Surah Nuh.
Gambaran perjuangan Nabi Nuh As dalam surah Nuh ini dapat menjadi bekal bangsa ini untuk terus bekerja, berjuang dan berkorban walaupun penuh dengan ujian dan tribulasi. Selain itu, bangsa ini perlu untuk memuhasabah dan istighfar secara nasional demi mengeluarkan bangsa ini dari beragam masalah. Wallahu'alam. (r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru