Medan (SIB)- Pimpinan Majlis Taklim/KBIH Jabal Noor Medan Al-Ustadz KH Zulfiqar Hajar Lc mengatakan, sudah menjadi "Ijma' Ulama' bahwa 'Miqot" (tempat berniat) untuk umrah dan haji bagi jamaah calon haji (Calhaj) tergabung dalam gelombang kedua di Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA), Jeddah, Arab Saudi.
"Untuk Embarkasi Medan jamaah Calhaj yang 'Miqot' umrah dan hajinya adalah mereka yang berada di Kloter 12-17,"katanya kepada wartawan di Medan, Kamis (26/8).
Menurutnya, masalah "Miqot" umrah dan haji bagi jamaah Calhaj gelombang kedua masih terjadi 'ikhtilaf' (perbedaan pendapat) di kalangan ulama fikih, termasuk di Indonesia. Ada ulama berpendapat jika ada jamaah Calhaj 'bermiqot' umrah dan haji di Yalamlam tidak menjadi masalah dan sah tempat "Miqot' umrah dan hajinya. Namun, "Ijma' Ulama' menegasakan, 'Miqot" umrah dan haji bagi jamaah Calhaj gelombang kedua berada di Bandara Internasional KAA Jeddah.
Sedangkan mandi sunnat ihram dan berihram bagi jamaah Calhaj gelombang kedua Embarkasi Medan, sambungnya, bisa dilakukan di Asrama Haji Medan, namun berniat umrah wajib dilakukan di "Miqot" Bandara Internasional KAA Jeddah.
"Bagi mereka yang tidak memakai pakaian ihram dan masih memakai pakaian biasa, maka sesampai di 'Miqot' langsung mengganti pakaian biasanya dengan ihram serta berniat umrah di sana. Bagi laki-laki menggunakan dua lembar kain tebal. Sementara bagi perempuan pakaian ihram sama dengan pakaian shalat.
Jikapun tidak memakai pakaian shalat, boleh memakai pakaian berhijab yang hanya menampakkan wajah dan kedua telapak tangan," jelas Zulfiqar yang pernah bermukim di Timteng selama 13 tahun dan berpengalaman dalam membimbing jamaah haji dan umrah.
BANYAK PROGRAM
Ketika disinggung tentang program kegiatan jamaah Calhaj Jabal Noor selama di Tanah Suci, menurut KH Zulfiqar Hajar yang membimbing 82 jamaah Calhaj Jabal Noor tergabung dalam Kloter 16, banyak program kegiatan yang bisa dilakukannya bersama jamaah pasca puncak haji 9 Zulhijjah.
Misalnya selama di Mekkah, lanjut Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat MUI Medan ini, berziarah ke tempat-tempat bersejarah dalam Islam.
Yakni, Jabal Tsur, Arafah dengan naik ke Jabal Rahmah, Muzdalifah, Mina dan Jabal Nur yang terdapat di atasnya Gua Hira' tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali menerima wahyu dari Allah melalui Malaikan Jibril.
"Untuk program dua kali umrah sunnat bermiqot di Tan'im dan Ja'ranah. Sedangkan program wisata ke Jeddah dilaksanakan setelah usai rukun dan wajib haji. Yakni, setelah Thawaf Ifadah," sebutnya.
Sementara program kegiatan selama di Madinah, KH Zulfiqar Hajar menjelaskan, seperti biasanya. Shalat wajib 5 waktu (Shalat Arbain) di Masjid Nabawi selama 8 hari tanpa terputus. Kemudian, berziarah di Raudhah, makam Rasulullah SAW dan sahabat serta program lainnya.
"Kalau waktu memungkinkan, di luar program kegiatan resmi kita akan mengajak jamaah ke Thaif tempat Nabi Muhammad SAW dan sahabat pertama kali berhijrah sebelum berhijrah ke Madinah,"katanya.(R10/c)