Palu (SIB)- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, meminta kepada pemuda di daerah tersebut untuk terlibat dan aktif dalam menjaga kerukunan antar sesama manusia dalam kehidupan sosial, serta rukun antar sesama pemeluk agama.
Ketua MUI Palu, Prof Dr H Zainal Abidin MAg, menyatakan di Palu, Kamis, pemuda perlu memberikan perhatian dan peranannya dalam merawat nilai-nilai toleransi antar sesama pemeluk agama, untuk mewujudkan kedamaian dan ketentraman di daerah tersebut.
"Pemuda di Kota Palu telah memberikan banyak kontribusi kepada pemerintah, hal itu perlu di jaga dan dipertahan serta di tingkatkan dengan memberikan peran dalam menjaga toleransi dalam kehidupan keberagamaan," kata Prof. Zainal Abidin.
Pakar Pemikiran Islam Modern itu memandang pemuda perlu membantu tokoh-tokoh agama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat dan pemeluk agama tentang Islam yang santun dan ramah, agar Islam sebagai rahmatan lilalaman dapat terwujud dengan baik.
Ia mengakui bahwa pemuda telah menggelar berbagai kegiatan tentang anti kekerasan di daerah tersebut, namun kegiatan anti radikalisme itu belum menyentuh hingga ke masyarakat lapisan bawah, sehingga pemahaman terhadap Islam oleh masyarat tersebut masih tradisional.
"Islam adalah agama yang sangat mengikuti dengan perkembangan zaman, Islam sangat mudah untuk beradaptasi dengan segala tuntutan modernisasi. Namun, hal itu perlu pembaharuan dalam pemikiran, olehnya perlu ada gerakan yang dibangun untuk menyampaikan hal itu," sebutnya.
Ia menguraikan saat ini salah satu problem besar yang dihadapi oleh negara ini yakni adanya gerakan radikalisme yang dibangun oleh pihak-pihak yang menginginkan adanya negara Islam dengan sistem khilafah, yang bersandar pada keyakinan mereka.
Hal itu menjadi tugas semua pihak dari elemen pemerintah, ulama, ormas Islam, kepemudaan Islam, dan masyarakat secara umum untuk mempertahankan nilai-nilai kebangsaan yang telah dibangun oleh pendahulu-pendahulu negeri ini.
"Tugas kita yaitu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar tidak muda untuk terprovakasi dengan isu-isu serta tidak muda terpengaruh dengan pandangan orang lain dengan ajakan-ajakan yang dapat menyesatkan," terangnya. (Ant/h)