Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Memuliakan al-Quran

* Oleh : Islahuddin Panggabean
- Jumat, 11 November 2016 20:18 WIB
901 view
Memuliakan al-Quran
Al-Qur'an diturunkan Allah Subhanahu wa Ta'ala Sebagai petunjuk dalam kehidupan manusia. Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupan tidak sebatas untuk kebahagiaan di dunia saja tetapi mencakup 2 kebahagiaan yakni dunia dan akhirat. Sebagai Maha Pencipta alam semesta, Allah Swt. Tentunya sudah mengetahui keperluan, kebutuhan yang diperlukan manusia di dunia. Untuk itu, Allah Swt Membuat aturan-aturan buat manusia. Dimana aturan-aturan tersebut tertuang dalam al-Qur'an.

Oleh karena itu, sebagai manusia haruslah untuk memuliakan al-Quran. Dia adalah surat cinta Tuhan kepada manusia dalam meraih kebahagiaan dunia akhirat. Paling tidak ada beberapa bentuk memuliakan al-Quran.

Pertama, Tasqid. Tasdiq artinya mengimani atau membenarkan. Setiap ayat atau wahyu Allah dalam al-Quran, wajib diimani dan tidak boleh ada keraguan sedikit pun. Firman Allah Swt, "Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," (QS Al-Baqarah :2).

Kedua, Tilawah (Membaca). Secara hukum membaca al-Quran adalah wajib. Di dalam al-Quran, Allah Swt berfirman, "Bacalah al-Quran dengan tartil." Tartil maksudnya membaca dengan tajwid dan mengetahui kaidah waqaf. Salah satu alasannya tentu karena al-Quran diturunkan dengan bahasa Arab.

Selain itu, tilawah merupakan pilar pertama yang harus dikerjakan untuk menjadikan al-Quran sebagai petunjuk dalam kehidupan. Membaca Qur'an memiliki nilai ibadah atau menambah pahala bagi setiap pribadi seorang muslim yang selalu mencari ridha Ilahi. Nabi Muhammad Saw Bersabda "Barangsiapa yang membaca al-Qur'an maka baginya 10 kebaikan bukan Alif Lam Mim satu huruf, tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf." Selain itu, al-Qur'an juga dapat menjadi obat penawar hati seorang yang dirundung kegelisahan menghadapi problematika kehidupan. "Dan kami turunkan dari Al-Quran (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Quran itu) hanya akan menambah kerugian."

Ketiga, Tadabbur (Menghayati). Menghayati dapat diartikan memahami makna terdalam dari al-Qur'an. Bagi seorang muslim sudah seharusnya lebih mendalami dengan mengetahui makna al-Qur'an sehingga dengan demikian akan memberikan kesan dan dampak positif. Dimulai dari mengetahui arti ayat yang dibaca kemudian tadabbur, memahami isi kandungannya.

Tadabbur al-Quran adalah bertafakkur dan merenungi ayat-ayat Qur'an dengan tujuan memahami, mengetahui maknanya, hikmah-hikmahnya dan maksud-maksudnya. Dengan tahu arti ayat yang dibaca, insya Allah akan dapat meningkatkan kekhusu'an. Terhanyut dan terikut dalam rangkaian-rangkaian ayat al-Qur'an yang pada akhirnya menjadikan al-Qur'an bacaan harian yang mengisi ruang kehidupan.

Keempat, Takdiq (Mengamalkan). Selain memerintahkan umatnya untuk membaca dan menghayati al-Qur'an, Nabi Muhammad Saw Juga menyuruh untuk mengamalkan isi kandungan dalam kehidupan. Dengan pengamalan, al-Quran akan hidup di tengah-tengah masyarakat. Langkah ketiga ini menciptakan 'insan-insan qurani' yang tidak hanya sebatas pengetahuan tetapi juga tataran praktis. Itulah hakikat memuliakan al-Quran.

Kelima, Tahfidz (Menghafal). Telah banyak diketahui tentang keutamaan menjadi penghafal Quran. Setiap muslim haruslah memiliki hafalan Quran. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas "Orang yang tidak mempunyai hafalan Al Qur'an sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh (HR. Tirmidzi). Hafidz Quran sungguh akan dimuliakan di dunia dan akhirat. Menjadi Ahlullah di dunia dan mendapatkan derajat yang tinggi di akhirat serta menjadi penyelamat dan kebanggaan orangtua. Begitupula menghafal merupakan salah satu sarana penting membumikan al-Quran dalam kehidupan. 

Perumpamaan orang yang hafal al-qur'an dengan tidak adalah seperti dua orang yang sedang dalam perjalanan. Orang pertama bekalnya buah kurma dan orang kedua bekalnya tepung. Orang pertama bisa makan kapan saja di atas kendaraannya sedangkan orang kedua, jika ingin makan dia harus turun dari kendaraan lalu membuat adonan dan menyalakan api kemudian membuat roti dan akhirnya harus menunggu roti itu matang. Atau seperti alat elektronik yang menggunakan baterai dan tenaga listrik, Alat pertama dapat digunakan di mana saja sedangkan alat kedua dapat digunakan jika ada sumber listrik.
Ketika ayat al-Qur'an telah dihafal maka ia akan selalu hadir sehingga mudah digunakan pada peristiwa yang terjadi pada sesorang dalam kehidupan sehari-hari dengan cepat dan langsung. Oleh karena itu, mari kita berusaha semaksimal mungkin menghafal al-Qur'an , minimal ayat-ayat yang mudah dan juga ayat yang sering kita tadabburi.

Keenam, Tabligh (Mendakwahkan). Bentuk memuliakan al-Quran adalah mendakwahkan atau menyampaikan al-Quran kepada orang lain. Mungkin saja ada sebahagian saudara yang belum mengetahui apa yang telah kita ketahui. Selain itu, yang terpenting ialah bahwa dakwah merupakan bahagian dari perintah Allah Swt yang sangat mulia (QS Fushshilat :33).  "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?"
Penutup

Al-Quran adalah kalam Allah Yang Maha Mulia. Diturunkan kepada makhluknya paling mulia. Al-Quran adalah pedoman agar meraih kehidupan yang sukses dan mulia. Oleh karena itu, al-Quran haruslah dimuliakan. Orang-orang yang memuliakan al-Quran pasti akan mulia. Bentuk memuliakannya dengan tasdiq, tilawah, tadabbur, takdiq, tahfiz dan tabligh. Wallahumusta'an. (r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru