Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025
Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia:

Toleransi Umat Beragama Harus Terus Diperkuat

* Pluralisme Berperan dalam Ciptakan Kedamaian Global
- Jumat, 25 November 2016 17:13 WIB
240 view
Jakarta (SIB) -Bangsa Indonesia sebagai bangsa majemuk harus memperkuat toleransi antarumat beragama agar tidak mudah diadu domba pihak lain yang ingin memecah belah bangsa ini. Umat Islam sebagai mayoritas harus terus memperkokoh persatuannya dan bersikap toleran dengan kelompok lain.

"Kelompok lain juga wajib berusaha menyatukan dan berusaha bisa toleran terhadap kelompok Islam. Kebhinekaan dan perbedaan itu adalah satu hal yang alami di Indonesia," kata Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), Ahmad Satori Ismail, di Jakarta, Rabu (23/11).

Perbedaan merupakan hal yang biasa, bahkan dalam satu keluarga saja bisa berbeda, apalagi melebar ke satu suku bangsa. Itu pasti ada perbedaan. Yang penting, lanjut guru besar UIN Syarif Hidayatullah ini, dalam perbedaan itu masyarakat bisa saling menghormati dan menghargai, serta memperkokoh persatuan.

"Jangan sampai perbedaan itu dipertajam dengan berusaha untuk melemparkan kebencian atau melakukan tindakan teror atau hal-hal yang menyakiti orang lain. Itu jelas tidak bisa dibenarkan dan harus dilawan dan dihilangkan," kata Ahmad.

Terkait dengan kasus dugaan penistaan agama, Ahmad Satori mengatakan sebaiknya diserahkan saja kepada pemerintah untuk melakukan yang terbaik. "Umat Islam yang agamanya dinista tentunya harus berpikir rasional dan bersikap sesuai dengan koridor hukum. Jangan sampai terpancing kemudian melakukan hal-hal yang tidak baik," katanya.

SEBARKAN KEDAMAIAN
Ahmad mengajak para dai untuk berperan aktif membantu pemerintah menyebarkan kedamaian demi persatuan NKRI. Salah satunya dengan membanjiri media sosial dengan tulisan kedamaian, ayat dan hadits yang benar dan sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin. "Semakin banyak menulis hal yang baik dalam menjaga NKRI akan sangat baik. Para ulama sendiri sudah bertekad bahwa NKRI final," katanya.

Secara terpisah, Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Semarang, Jawa Tengah, Muhibbin, mengatakan Islam Indonesia dicirikan sebagai Islam yang demokratis, toleran, moderat dan apresiatif terhadap kultur lokal. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia sangat potensial untuk menjadi model Islam bagi belahan dunia lainnya.

Untuk itu, dibutuhkan peran dan partisipasi ulama dan akademisi muslim Indonesia dalam mewarnai diskursus global mengenai Islam. "Perguruan Tinggi Islam harus sistematis menyuarakan Islam yang santun, moderat dan secara aktif mempromosikan peace and harmony," kata Muhibbin.

Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Kamaruddin Amin, menegaskan pluralisme agama memegang peran penting dalam menciptakan kedamaian global. Pluralisme agama bukan semata anugerah, tapi justru harus diciptakan dan diupayakan.

"Tidak ada pluralisme agama tanpa khazanah keagamaan dan tidak ada religious literacy tanpa pendidikan. Di sinilah islamic education terlebih Islamic University memainkan peran yang sangat penting," tegas Kamaruddin.

Penegasan ini disampaikan Kamaruddin saat memberikan sambutan sekaligus membuka International Seminar Contribution of Islamic Higher Education for Global Peace. Seminar internasional ini diselenggarakan oleh IDB UIN Walisongo Semarang bekerja sama dengan Asian Islamic Universities Association.

Selain perguruan tinggi keagamaan Islam, menurut Kamaruddin, kontribusi Indonesia dalam perdamaian dunia dan pluralisme agama juga tidak bisa dilepaskan dari keberadaan Ormas Islam, seperti NU dan Muhammadiyah. (KJ/q)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru