Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Menag Nilai KH Ali Yafie Teladan Pelaku Tasawuf Zaman Kini

- Jumat, 25 November 2016 17:14 WIB
382 view
Menag Nilai KH Ali Yafie Teladan Pelaku Tasawuf Zaman Kini
SIB/Dok
Menag Lukman Hakim Saifuddin bersama KH Ali Yafie dalam Tasyakur 93 Tahun dan peluncuran buku Bertasawuf di Zaman Edan.
Jakarta (SIB) -Kementerian Agama menggelar acara ekspose kajian Pendidikan Islam di Indonesia. Dalam sambutannya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengingatkan agama sebagai pemersatu bangsa bukan pemecah.

"Ya jadi ini sengaja menitik tekankan agama pada substansi dan esensi pada ajaran Islam itu sendiri. Sehingga perlu dikedepankan, bagaiamana Islam itu sendiri yang hakekatnya hadir untuk mewujudkan kedamaian, menebar kasih sayang, menebarkan kemaslahatan, rahmat bagi seluruh alam semesta, itu yang menjadi esensi," kata Menteri Lukman Hakim Saifuddin usai membuka Education Sector Analytical and Capacity Development Partership di Kantor Kemenag, Jl MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (23/11).

"Agama Islam dalam hal ini bukan untuk dijadikan alat menjadikan negasi yang kita beragama. Saya ingin menyegarkan ingatkan kita agama semestinya kita sikapi untuk mengitergasikan (menyatukan -red) bukan menegasikan (memecah -red) kita," lanjutnya.

Kajian tersebut memuat tentang pendidikan nilai-nilai budaya damai pada Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah, Pengayaan muatan nilai-nilai budaya damai dalam materi kurikulum dan budi pekerti di Sekolah Menengah berupa buku panduan bagi guru, paket bimbingan teknis metode pembelajaran agama Islam dan budi pekerti berbasis Islam Rahmatan Lil'Alamin.

Menteri Lukman mengatakan dengan kajian tersebut diharapkan esensi dari ajaran agama. Dia berharap agar hadil kajian tersebut dapat diimplementasikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang hadir diwakili Kepala Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Toto Suprayitno berharap studi tersebut memberikan dampak positif bagi pendidikan di Indonesia. Menurut Toto, pendidikan agama diperlukan untuk membentuk karakter moral.

"Studi ini akan menghasilkan contoh best practices agama Islam yang Rahmatan Lil 'Alamiin. Kami memang untuk urusan agama berkiblat ke Kementerian Agama, oleh karena itu kami sangat mengapresiasi. Kami sangat menunggu-menunggu best practices dan pilot studies untuk dipraktekkan di sekolah umum," ucap Toto.

"Saya harap pendidikan memberikan andil yang membentuk karakter moral pribadi, empati, welas asih, sopan satun, menghargai orang lain. Tidak hanya ilmu tapi juga praktek," sambung Toto.

Kerjasama pengembangan Kapasitas dan Analisis Sektor Pendidikan (Education Sector Analytical and Capacity Development Partnership/ACDP). Kajian tersebut dilakukan Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan bekerjasama dengan Pemerintah Australia melalui Australian Aid, Uni Eropa (UE), dan Asian Development Bank/ADB. (detikcom/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru