Medan (SIB)- Peringatan Isra Mi'raj, merupakan peristiwa penting bagi umat Islam. "Diharapkan dapat menjadi sarana untuk melakukan instropeksi diri terhadap kualitas pelaksanaan kewajiban shalat 5 waktu yang dilaksanakan sepanjang hayat," kata Kepala Sekolah SMA Yayasan Pendidikan Dwiwarna Medan Syamsul Bahri SSos pada peringatan Israk Mikraj yang mengambil thema "Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan Sholat lima waktu", di aula SMA Yayasan Pendidikan Dwiwarna Medan, Selasa (23/5).
Dikatakannya, melalui momentum peristiwa Nabi Muhammad SAW mendapatkan perintah untuk menunaikan shalat lima waktu sehari semalam dari Allah SWT ini, untuk itu dia mengajak seluruh umat Muslim agar menguatkan tekad untuk mengubah paradigma berfikir tentang ibadah shalat.
Jika selama ini shalat hanya dianggap sebagai suatu kewajiban, maka mulai saat kita berharap harus diubah. Artinya, shalat tidak hanya sebagai kewajiban tetapi juga harus menjadi suatu kebutuhan.
Dengan demikian apabila umat Islam belum melaksanakan shalat, terasa ada kebutuhan yang belum terpenuhi dalam dirinya.
Dengan merasakan shalat sebagai suatu kebutuhan, berarti umat Islam bisa berkomunikasi dengan Allah SWT minimal sebanyak 5 waktu dalam sehari. "Jika kita mampu menjaga komunikasi dengan Allah SWT, insya Allah kita akan terhindar dari rasa depresi karena kita yakin Allah selalu mendengar segala doa dan permohonan yang kita panjatkan dalam setiap shalat," katanya.
"Jadi mulai sekarang ini, kita semua harus mampu menjaga kualitas shalat yang kita lakukan sehari-hari, sebab shalat merupakan amalan pertama manusia yang akan dihisab di hari akhir kelak nanti," katanya.
Peringatan Isra Mi'raj ini diawali dengan pembacaan Al Qur'an, dilanjutkan dengan tausiah yang disampaikan Al Ustadz Mulkan Azmi SAg. Selain mengupas peristiwa Isra Mi'raj, serta mengajak seluruh jemaah yang hadir meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dalam upaya menjadikan diri lebih dekat dengan Allah SWT.
Dikatakannya, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dapat dilakukan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Yang pertama dilakukan, jangan sekalipun merasa tinggi diri atau berbangga diri sehingga melupakan kemampuan yang dimiliki. "Dengan demikian keimanan kita tentunya akan terjaga dengan baik," katanya.
Selain itu, peningkatan keimanan dan ketaqwaan dapat dilakukan dengan mengendalikan diri. Apabila mendapatkan suatu kebahagiaan, diingatkannya jangan sampai lupa diri. Sebab, sesungguhnya kebahagiaan itu datangnya dari Allah SWT. "Begitu juga sebaliknya, jika kita mendapat kesedihan, jangan sampai berlarut karena Allah tidak suka kepada hamba yang berlarut dalam kesedihan," jelasnya.
(A01/q)