Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 29 Juni 2025

Menag: Penceramah Harus Jaga Kesucian Tempat Ibadah, Jangan Fitnah

- Jumat, 02 Juni 2017 19:11 WIB
616 view
Jakarta (SIB)- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta setiap penceramah menghormati tempat ibadah. Jangan berceramah dengan membawa fitnah dan ujaran kebencian.

"Ya, sejak beberapa waktu yang lalu, sejak 28 April saya melakukan seruan soal ceramah di rumah ibadah itu berlaku kepada semua agama kepada semua rumah ibadah. Ada 9 poin di situ yang menjadi acuan kita semua dalam menyampaikan ceramah," kata Lukman di Hotel Borobudur, Lapangan Banteng, Jakpus, Rabu (31/5).

Lukman mengatakan penceramah harus senantiasa menjaga kesucian tempat ibadah. Dia berharap pedoman ceramah yang pernah dia sampaikan sebelumnya menjadi pegangan.

"Ceramah, apalagi yang di rumah ibadah, tempat yang senantiasa dijaga kesuciannya. Yang harus menjadi bukti bahwa keamanan siapa pun yang ada di sana itu terjamin," ujar Lukman.

"Jangan sampai rumah ibadah itu dijadikan tempat untuk kita membangun rasa permusuhan saling mencela, saling memfitnah melontarkan ujaran-ujaran kebencian, dan lain sebagainya," tutur Lukman.

Lukman juga meminta pengelola rumah ibadah senantiasa jeli memilih penceramah. Terciptanya situasi kondusif harus menjadi tanggung jawab bersama.

"Agar pengelola rumah ibadah juga ikut mengontrol kalau ada ceramah-ceramah yang di luar batas di luar kepatutan, kepantasan, misalnya menghina, mencela, mencaci maki, menyalah-nyalahkan keyakinan yang lain, apalagi kemudian melecehkan Pancasila, UUD, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika," ucap Lukman.

"Supaya mereka juga punya tanggung jawab untuk menghadirkan para penceramah-penceramah yang menyejukkan yang mendamaikan, yang menyampaikan esensi dan substansi dari ajaran agama itu sendiri," tutur politikus PPP itu.

Pahami Pancasila Secara Menyeluruh
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengajak semua pihak untuk memahami pancasila secara terintegrasi. Tidak hanya terintegrasi, pemahaman terhadap pancasila juga harus menyeluruh.

"Saya ingin sampaikan bahwa cara memahami pancasila itu haruslah terintegrasi secara keseluruhan. Haruslah menyatu antara sila yang satu dan lainnya," ujar Lukman di Hotel Novotel, Jalan Gunung Sahari, Jakarta Utara, Rabu (31/5).

Lukman menyampaikan itu dalam acara penutupan Workshop Peneguhan Pancasila Bagi ASN yang diadakan oleh Kementerian Agama. Lukman mengingatkan agar Pancasila tidak dipahami secara parsial. Sebab, setiap butir Pancasila adalah kesatuan yang tak bisa dipisahkan.

"Tentu sependek pengalaman hidup saya, sependek pengetahuan dan bahan bacaan saya terkait Pancasila, jangan pernah memahami Pancasila itu secara parsial. Terkait sila-sila Pancasila itu, karena sila 1 memiliki keterkaitan dengan sila berikutnya. Kalau saya berketuhanan itu artinya juga harus berkemanusiaan. Kalau saya berkemanusiaan itu artinya juga harus senantiasa dalam rangka menjaga persatuan Indonesia," jelasnya.

Secara garis besar, Lukman mengingatkan agar Pancasila bisa dipahami dengan baik dan berimbang sehingga pada akhirnya mampu menjaga persatuan bangsa. Ia mengakui kini banyak tantangan yang perlu dihadapi. Namun Lukman optimistis tantangan tersebut dapat teratasi.

"Memang tantangan yang kita hadapi semakin kompleks. Namun saya percaya bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih banyak yang nuraninya masih berjalan baik, masih banyak yang pemikirannya masih waras. Jadi saya ingin bangun optimisme itu, agar kita mampu menghadapi setiap tantangan yang ada," katanya. (detikcom/l)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru