Jakarta (SIB)- Indonesia dinilai memiliki berbagai keunggulan dalam wisata syariah karena selain sebagai negara dengan penduduk Islam terbesar dunia, juga memiliki hubungan sejarah dan budaya yang erat dengan perkembangan peradaban dunia Islam.
Penilaian itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu dalam acara "The 1st OIC International Forum on Islamic Tourism (OIFIT 2014)" yang dibuka oleh Wakil Presiden Boediono di Hotel Borobudur Jakarta, Senin.
Menteri mengatakan dari hasil kajian berdasarkan kesiapan sumber daya manusia (SDM), budaya masyarakat setempat, serta fasilitas wisata yang tersedia seperti hotel, restoran, objek wisata dan daya tarik wisata lainnya, Indonesia dinilai sangat potensial menjadi pusat destinasi wisata syariah.
"Oleh karena itu, kita akan terus kembangkan ini dan pada tahap awal kita menetapkan 9 destinasi wisata syariah yakni Sumatera Barat, Riau, Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Lombok, dan Makassar," katanya.
Menurut dia penetapan destinasi syariah ini penting karena pariwisata syariah bukan hanya berupa daya tarik obyek wisata religi atau tempat wisata ziarah semata, tetapi harus ada fasilitas pendukung seperti hotel, restoran, spa, maupun fasilitas lainnya yang memenuhi standar berdasarkan ketentuan syariah Islam.
Dalam konferensi internasional wisata syariah yang pertama kali digelar di dunia itu, Indonesia sekaligus berharap bisa semakin dikenal sebagai tujuan wisata syariah dunia.
Kegiatan itu juga sekaligus sebagai tindak lanjut dari pertemuan para Menteri Pariwisata negara anggota OKI di Banjul, Gambia, pada 6 Desember 2013 yang dihadiri oleh Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kratif, Sapta Nirwandar.
Pertemuan tersebut menggagas suatu forum yang membahas pengembangan wisata syariah di antara negara anggota OKI.
Mari mengatakan Pemerintah Indonesia melalui Kemenparekraf saat ini sedang mempersiapkan standar pelayanan dan standar usaha bidang wisata syariah, termasuk penetapan destinasi wisata syariah yang untuk tahap awal ini ada sebanyak 9 destinasi syariah.
"Penetapan destinasi wisata syariah ini setelah mendapat dukungan fasilitas layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah sesuai ketentuan syariah," katanya.
Menurut dia wisata syariah pada prinsipnya merupakan produk jasa yang universal karena dapat dimanfaatkan oleh semua orang, termasuk wisatawan non-muslim sehingga wajar jika kini wisata syariah berkembang pesat.
Bahkan menurut kajian Thomson Reuters dalam State of the Global Islamic Economy (2013) total pengeluaran Muslim dunia untuk keperluan makanan halal dan gaya hidup (lifestyle) tahun 2012 sebesar 1,62 triliun dolar AS dan diperkirakan akan meningkat menjadi 2,47 triliun dolar AS pada 2018.
Peningkatan tersebut sejalan dengan bertambahnya jumlah penduduk Muslim dunia, yang menurut Pew Research Center Forum on Religion and Public Life, pada 2010 mencapai 1,6 miliar atau 23,4 persen dari penduduk dunia sebanyak 6,9 miliar.
Jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 2,2 miliar atau 26,4 persen dari total penduduk dunia sebanyak 8,3 miliar pada 2030 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,5 persen penduduk Muslim setiap tahunnya.
Mari mengatakan tingginya angka pengeluaran wisatawan dunia untuk produk wisata syariah merupakan peluang bagi Indonesia, untuk ini perlu ada upaya serius semua stakeholder (masyarakat, pelaku industri, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah) dalam menggarap wisata syariah.
Pada 2010 dari kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebanyak 7 juta wisman dan 17 persen di antaranya merupakan wisatawan Muslim.
"Kami proyeksikan 2014-2015 jumlah ini akan meningkat menjadi 20 persen hingga 25 persen. Untuk ini diperlukan upaya penyiapan paket-paket wisata syariah yang menarik di antaranya di 9 destinasi syariah di Indonesia serta promosi yang efektif di negara yang menjadi sumber wisatawan syariah dunia," katanya.
(Ant/q)Simak berita lainnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB). Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap hari pukul 13.00 WIB.