Umat Islam akan merayakan dua momentum ibadah besar dalam agamanya. Terakhir, Kemenag memutuskan bahwa Hari Raya Idul Adha jatuh pada tanggal 1 September 2017. Adapun kedua momen yang bersamaan di satu hari raya itu ialah Ibadah Haji dan Ibadah Kurban. Ada Banyak hikmah yang didapati dari keduanya. Dalam tulisan ini, setidaknya penulis mengangkat sebuah hikmah bahwa dalam kedua ibadah dalam satu momentum itu dapat menambah semangat kebersamaan dan juga rela berkorban serta semangat dakwah.
Haji
Dari rukun-rukun Islam yang ada, rukun Islam terakhir ini memang memiliki satu 'keistimewaan' dari yang lainnya. Keistimewaan yang dimaksud yakni bahwa kata-kata "Haji" diabadikan menjadi salah satu surat al-Quran. Sebagian ulama menjelaskan bahwa Ibadah Haji terdiri dari huruf Arab yaitu "HA" dan "JIM". Tetapi memiliki makna yang sangat mendalam. "Ha" kepanjangannya "hubbun" artinya cinta. Jadi, ibadah haji adalah hubbullah yaitu karena cinta kepada Alllah.
Sementara "JIM" maknanya "JIHAD" yaitu berjuang rela berkorban. Jadi jamaah haji adalah orang yang berjihad di jalan Allah, yakni jihad fi sabilillah. Ibadah haji balasannya ialah syurga, tentunya bagi haji yang mabrur. Dan kemabruran haji dapat diidentifikasi dengan keadaan atau kualitas orang tersebut setelah melaksanakan ibadah haji.
Ibadah haji mesti dikerjakan di tempat tertentu dan semua jamaah wajib berkumpul di sana. Manusia berkumpul dari berbagai penjuru dunia tanpa membedakan status sosial, pendidikan, ekonomi, pangkat dan jabatan. Semua bersama dalam naungan kasih sayang Allah. Secara umum diselenggarakan di Makkah dan puncaknya adalah wukuf di padang Arafah.
Ibadah Kurban
Ibadah Kurban memiliki hikmah yang bertumpu pada makna yang dalam mengenai apa yang disebut Ujian Cinta. Telah diketahui bahwa manusia dihiasi dengan rasa cinta dan syahwat terhadap kebutuhan dan perhiasan hidup. Perhiasan hidup antara lain pasangan hidup, anak-anak, fasilitas/aksesoris kehidupan. (QS Ali Imran 14). Nabi Ibrahim As telah diuji oleh Allah dengan perintah menyembelih anaknya sebagai qurban. Namun, dengan keimanan (tauhid) yang kokoh dan rasa cinta kepada Allah yang lebih besar, Nabi Ibrahim dengan ikhlas menyembelih anaknya. Allah menguji volume cinta manusia kepada-Nya dan kepada makhluk, dengan tuntutan agar cinta manusia harus lebih besar kepada-Nya.
Dalam kisah Ibrahim yang sudah mahsyur tersebut, dapat terlihat juga bahwa Islam melarang menistakan manusia apalagi membinasakannya sebagai korban. Peristiwa Allah SWT kepada Nabi Ibrahim menyembelih anak kandungnya dibatalkan dan diganti dengan perintah menyembelih domba (hewan). Kisah Ibrahim adalah 'pembelajaran' dengan muatan ilustrasi dan simulasi sekaligus antisipasi terhadap dilarangnya menganiaya manusia. Sebaliknya manusia diajari untuk mengorbankan sebagian dari apa yang dicintainya agar diberikan kepada orang lain guna berbagi rasa senang melalui daging qurban yang dibagi-bagi kepada orang-orang yang berhak mendapatkannya. (QS Al-Hajj 36).
Selain itu, hikmah lain yang bisa diambil dari perayaan Idul Adha ialah menggelorakan semangat Dakwah. Hari raya Idul Adha atau sering juga disebut dengan Hari Raya Haji memiliki banyak makna bagi Ummat Islam. Peristiwa-peristiwa 'mensejarah' sangat banyak terjadi di bulan Dzulhijjah ini. Peristiwa-peristiwa yang tentunya dapat diambil pelajaran darinya bagi umat Islam yang berusaha 'bangkit' mencontoh kejayaan yang telah diraih oleh Nabi Saw dan para sahabatnya.
Haji Wada'
Salah satu peristiwa yang sangat bermakna ialah peristiwa Haji Wada' tepatnya Khutbah pada Haji Wada' nya Rasulullah. Pada haji wada' inilah turun ayat terakhir dari al-Quran yakni al-Maidah ayat 2. Sangat banyak pesan super penting yang disampaikan oleh Baginda Nabi dalam Khutbah Haji Wada tersebut. Salah satu yang menjadi pokok perhatian penulis ialah pentingnya Dakwah dalam kesempurnaan Din al-Islam. Ini tergambar dari kalimat ucapan Nabi yang kira-kira artinya "Hendaklah yang hadir (yang mendengarkan wasiatku ini) meneruskan kepada siapa saja yang tidak hadir." Memang, Dakwah adalah salah satu pilar dalam kesempurnaan ajaran Islam. Islam berkembang karena Dakwah. Ajaran Islam menyebar ke seluruh penjuru dunia ialah sebab pertolongan Allah melalui usaha Dakwah yang dilakukan para da'I dan daiah.
Oleh sebab itu, melalui Hari Raya Idul Adha ini, hendaknya umat Islam dapat kembali mengingat akan pentingnya dakwah Islamiyah serta menjaga dan semakin semangat dalam suatu usaha yang bernama dakwah. Allah SWT berfirman, "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (QS. Fushilat : 33) Ayat tsb menerangkan bahwa dakwah ialah perkataan terbaik, sehingga dapat dikatakan usaha dakwah merupakan salah satu amal terbaik bagi tiap muslim. Nabi Saw juga berpesan "Demi Allah, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang karena (dakwah)mu maka itu lebih bagimu daripada unta merah." (Bukhari, Muslim & Ahmad). Unta merah adalah kendaraan yang paling mewah dan paling dibanggakan di zaman Nabi. Dalam suatu kesempatan Rasulullah Saw berkata kepada Ali ra: "Wahai Ali, sesungguhnya Allah SWT menunjuki seseorang dengan usaha kedua tanganmu, maka itu lebih bagimu dari tempat manapun yang matahari terbit di atasnya (lebih baik dari dunia dan isinya). (HR. Al-Hakim).
Penutup
Idul Adha sebagai salah satu hari raya dalam Islam mengandung banyak hikmah besar. Diantaranya semangat kebersamaan dalam ukhuwah Islamiyah dan juga semangat berkorban dan berjihad di jalan-Nya. Begitupula semangat dalam dakwah Islam. Selamat Menjelang Hari Raya!
(Penulis adalah Staff Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI/q)