Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Arti Penting Keluarga

* Oleh Islahuddin Panggabean SPd
- Jumat, 15 Desember 2017 15:34 WIB
516 view
Arti Penting Keluarga
Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa senang dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah Kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk Kami cobai mereka dengannya dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal.

Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezki kepadamu, Kamilah yang memberi rezki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa. (QS Thaha : 130-132)

Abu Hayyan dalam Al-Bahr al-Muhit menjelaskan kelompok ayat ini turun ketika kaum musyrik semakin mengingkari kenabian Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam dan ajaran yang disebarkannya. Mereka mengolok-olok beliau sebagai orang gila dan penyihir sembari menganiaya para pengikutnya. Allah Swt telah mengingatkan mereka betapa banyak umat terdahulu yang dibinasakan akibat mengufuri keberadaan Allah Swt situs-situs umat terdahulu yang dibinasakan pun masih dapat dilihat dan biasa dilalui oleh kaum musyrik dalam perjalanan perdagangan mereka.

Peringatan ini tidak diperhatikan, namun Allah Yang Maha Pemurah tidak menyegerakan azab kepada mereka, melainkan menangguhkannya hingga hari Kiamat. Namun, kaum musyrik tetap tidak mau beriman dan justru semakin memusuhi Muhammad Shallallahu  'Alaihi wa sallam dan para pengikutnya.

Turunnya ayat ini pada intinya menguatkan kesabaran Nabi Muhammad Saw atas buruknya akhlak kaum penyembah berhala serta cacian dan hinaan yang datang dari mereka. Nabi dan para sahabat dianjurkan untuk tidak larut dalam kesedihan dan mengisi waktunya dengan hal-hal yang positif seperti membaca tasbih dan tahmid : subhanallah dan alhamdulilah. Selain itu, Nabi dan para sahabatnya dilarang mengagumi harta kekayaan harta kekayaan orang-orang musyrik, sebab sesungguhnya amal ibadah lebih berharga dan abadi dibandingkan harta dunia fana yang dimiliki oleh kaum musyrikin. Nikmat Islam, derajat kenabian, karunia Allah kepada kaum Muslim yang kelak mampu menaklukkan Negara-negara, pahala dari pola hidup sederhana, dan pahala bersabar adalah karunia Allah Swt yang jauh lebih berguna dibandingkan kekayaan kaum musyrik.

Allah juga memerintahkan Nabi Muhammad Saw agar mengajak keluarganya dan seluruh umatnya mendirikan shalat dan bersabar dalam menjalankannya.
Beribadah kepada Allah Swt merupakan tujuan penciptaan manusia. Beribadah tidak akan mempersempit kesempatan mencari rezeki, sehingga kaum Muslim tidak usah resah sebab Allah akan memberikan rezeki kepada mereka. Allah pun berjanji bahwa orang-orang yang beribadah dan takut pada Allah akan beroleh surga. Ciri-ciri mereka adalah pekerjaan dan kesibukannya tidak menyebabkan mereka lupa pada Allah.

Dalam ayat 132 surah Thaha juga terlihat secara khusus peran pendidikan agama dalam keluarga. Sebagaimana dimaklumi, Agama sejatinya adalah kebutuhan pokok manusia. Agama menyediakan tuntunan hidup yang lengkap, sejak manusia lahir hingga wafat. Bahkan ia akan menggiring manusia meraih kebahagiaan hidup di dunia sampai akhirat. Pendidikan agama dapat dilakukan secara individu maupun kelembagaan.

Secara khusus, pendidikan agama dalam keluarga sangatlah dipentingkan dalam al-Quran. Dalam Tafsir al-Maraghi dijelaskan, keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak-anak. Di rumah anak-anak mulai mengenal orang lain, mengenal benda, bahasa dst. Dari rumahnya anak mulai mengenal Tuhannya.
Bagaimana al-Quran mengajarkan agama pada keluarga? "Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan salat dan sabar dalam mengerjakannya." Di sinilah orangtua berperan penting dalam pendidikan agama. Orangtua harus mengerti tentang agama agar dapat mendidik anak dengan baik. orangtua perlu mempelajari dasar-dasar agama, meski tidak harus detail.

Setelah memahami dasar-dasar agama, orangtua menjalankan agama itu dan memberi teladan bagi anak-anak. hal itu mempermudah orangtua dalam mendidik anak saat melihat orangtuanya melakukan sesuatu, anak cenderung ingin tahu dan menirunya. Disinilah momentum pendidika terbaik bagi orangtua.

Kata wa'mur dalam ayat mengisyaratkan perintah yang berkelanjutan atau pembiasaan yang baik dalam melakukan pendidikan agama. Secara bertahap, anak-anak diharapkan dapat memahami dan menghayati -bukan sebatas meniru- apa yang orangtua lakukan secara lebih intens. Demikian dari al-Maraghi.

Demikianlah bahwa keluarga sejatinya merupakan ruang penempaan karakter bagi setiap orang. Ia bukan hanya ruang untuk mempertemukan hubungan kekerabatan dan peristirahatan fisik semata. Keluarga ialah sekolah pertama yang mengajarkan secara langsung keteladanan nilai-nilai cinta, kasihsayang, keadilan, kejujuran dan solidaritas. Ungkapan yang sangat indah "Rumahku Surgaku" merupakan cerminan keluarga muslim.

Kembali ke awal pembahasan, kita bisa mengambil pelajaran juga bagi diri. Zaman yang saat ini penuh dengan fitnah, dimana kejahatan, keburukan meraja lela, dampak modernisasi dan globalisasi membuat nilai-nilai agama tidak lagi dipegang oleh kabanyakan manusia. Dengan membaca al-Quran kita diberikan tuntunan untuk bersabar, tidak terpesona oleh bunga-bunga kehidupan dunia. Tetap berzikir, terus beribadah karena itu semua lebih baik dari segala perhiasan dunia ini.

Salah satu yang bisa jadi kekuatan adalah keluarga. Dengan catatan, dalam keluarga tsb terdapat pendidikan agama, ada tarbiyah Islamiyah disana.
Sebagaimana Nabi dahulu yang senantiasa membangunkan anaknya dan menantunya untuk sholat malam. Beliau bersabda, "Apakah engkau berdua tidak sholat?"

Pernah suatu ketika Ali bin Abu Thalib menceritakan bahwa suatu malam Rasulullah membangunkan dirinya dan Fatimah putri beliau, lalu berkata, "Mengapa kalian tidak sholat malam?" Ali menjawab, "Rasulullah, jiwa-jiwa kami ada di tangan Allah, jika Dia menghendaki membangunkan kami pasti kami akan bangun juga." Maka beliau berpaling pergi ketika mereka mengatakan seperti itu, dan beliau tidak berkata sepatah kata pun. Kemudian Ali mendengar ketika beliau pergi sambil memukul pahanya berkata, "Memang manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah" (HR Al-Bukhari)

Begitulah setidaknya gambaran pendidikan agama yang diterapkan oleh Baginda. Beliau senantiasa mengingatkan keluarga untuk beribadah. Masih banyak lagi petunjuk dari beliau tentang pendidikan agama dalam kelurga.

Semoga Allah menjadikan kita tetap istiqomah dalam jalan kebaikan perbaikan. Serta menjadikan keluarga kita sebagai tempat terindah kita untuk menegakkan dan menanamkan nilai-nilai Islam. Wallahua'lam. (Penulis adalah Kabid Humas Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia Kota Medan/l)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru