Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Muslimat NU Medan Gelar Dialog Kebangsaan dan Aswaja

- Jumat, 29 Desember 2017 18:21 WIB
700 view
Muslimat NU Medan Gelar Dialog Kebangsaan dan Aswaja
SIB/Dok
Narasumber Misbahus Salam saat menyampaikan materinya dengan moderator Ketua PCNU Kota Medan Achmad Firdausi Hutasuhut.
Medan (SIB) -Muslimat Nadhatul Ulama Kota Medan menggelar dialog kebangsaan dan Ahlusunnah Waljamaah (Aswaja), Selasa (26/12) di Asrama Haji Medan. Hadir, Ketua Muslimat NU Kota Medan Hj Tapi Rumondang Bulan Nasution, Ketua PC NU Kota Medan Achmad Firdausi Hutasuhut, Ketua Ipemi Sumut Hj Yulidar Bugis, Ketua BKMT Kota Medan Hj Aminah Yunus narasumber Dr Syafii Siregar dan KH Misbahus Salam dari NU Jember Jawa Timur yang juga pengelola pondok pesantren serta undangan lainnya.

Ketua PCNU Kota Medan Ahmad Firdaus Hutasoit menyebutkan, kegiatan ini bagian dari tanggungjawab anak bangsa untuk menumbuhkan semangat berbangsa bernegara dengan idiologi Pancasila. "Selain kegiatan ini, kita juga akan gelar diskusi bersama guna memperkokoh NKRI," katanya.

Ketua Muslimat NU Kota Medan Hj Tapi Rumondang Bulan Nasution menyebutkan, acara ini sangat positif bagi kaum ibu, di tengah maraknya informasi dari berbagai media saat ini yang dikhawatirkan bisa menggerus semangat berbangsa dan bernegara. "Pancasila sebagai idiologi bangsa Indonesia perlu terus dikumandangkan dan direalisasikan maknanya dalam kehidupan, guna memeperkokoh persatuan dan kesatuan," paparnya.

Muslimat NU tidak ingin ada generasi Indonesia yang tidak memahami arti idiologi Pancasila, karenanya, sebagai ibu di rumah dan lingkungan sangat perlu
mendapatkan pengetahuan dan pemahaman terkait Pancasila secara berkesinambungan sebagai bekal menyebar wawasan pada anak dan generasi bangsa.
"Karenanya acara seperti ini sangat positif," katanya.

HM Misbahus Salam dalam paparannya menyebutkan, pada prinsipnya Nadhatul Ulama (NU) dan Ahlusunnah Wal-Jamaah tidak terpisahkan, bahkan kemudian, NU yang menjadi organisasi Islam terbesar di Indonesia beridiri sejak 1926 di Surabaya, ikut serta mendukung adanya idiologi negara Indonesia berupa Pancasila.

Maka, Nahdatul Ulama, kata dia, mengambil pemikiran bahwa Pancasila dan Islam adalah hal yang dapat sejalan dan saling menunjang, keduanya tidak bertentangan dan jangan dipertentangkan.

"NKRI sebagai negara yang damai, sejalan dengan dakwah NU yang tidak pernah memunculkan gejolak dan pertentangan antara tradisi lokal dengan nilai keIslaman yang disampaikan pendiri NU KH Hasyim As'ari," katanya.

Dikesempatan itu, peserta juga mempertanyakan sikap NU terhadap munculnya lesbian, gay, biseksual, transgender (LGBT) yang kian meresahkan. Terhadap pertanyaan itu, Misbahus Salam menyatakan, bahwa NU menentang keras perilaku tersebut. "Jangan sampai itu ada, sebab kita bisa kehilangan generasi, siapa penerus NU kalau wabah LGBT dibiarkan," paparnya. (R11/h)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru