Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Lebih Hebat dari Manusia Super

* Oleh Islahuddin Panggabean (Staf Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI)
- Jumat, 25 Januari 2019 16:40 WIB
388 view
Lebih Hebat dari Manusia Super
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu." (QS Al-Baqarah: 271).

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini, "Di dalam ayat tersebut terdapat dalil yang menunjukkan bahwa memberi sedekah secara sembunyi-sembunyi itu lebih baik daripada menampakkannya, karena yang demikian itu lebih jauh dari sikap riya'. Namun, menampakkan sedekah bisa saja di lakukan jika akan mendatangkan kemaslahatan, dan menjadi contoh bagi yang lain.."

Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa Umar bin Khathab ra keluar pada malam buta, yang kemudian Thalhah melihatnya dan membuntutinya. Umar terus berjalan dan memasuki sebuah rumah, lalu masuk lagi ke rumah yang lain. Ketika pagi tiba, Thalhah datang ke rumah yang dimasuki Umar. Ternyata rumah itu adalah rumah wanita tua yang buta dan tidak dapat berdiri. Thalhah bertanya kepada wanita itu, "Apa yang dilakukan orang yang mendatangimu semalam?"

Wanita tua itu menjawab, "Dia sudah menyantuni aku semenjak sekian lama. Dia datang kesini untuk memberikan apapun yang kubutuhkan, sehingga aku tidak lagi menderita." Thalhah berkata kepada dirinya sendiri, "Celaka engkau wahai Thalhah, mengapa engkau punya pikiran untuk membuntuti Umar?"

Lebih Kuat dari Besi
Sebagian orang membayangkan manusia super ialah sosok yang dapat mengalahkan musuhnya, memiliki kekuatan besi dan baja maupun dapat terbang ke langit. Namun, Islam memandang kekuatan bukan bagaimana orang tersebut dapat mengalahkan musuh-musuhnya, akan tetapi bagaimana ia mampu mengendalikan diri sendiri termasuk hawa nafsu dan niatnya.

Mengenai hal ini, menarik menyimak sebuah riwayat dari Imam Ahmad dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, "Tatkala Allah menciptakan bumi, bumi tersebut bergoyang-goyang, maka Allah pun menciptakan gunung-gunung, kalau Allah lemparkan gunung-gunung tersebut di atas bumi maka tenanglah bumi. Maka para malaikatpun terkagum-kagum dengan penciptaan gunung, mereka berkata, "Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari gunung?" Allah berkata, "Ada yaitu besi". Lalu mereka bertanya (lagi), "Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari besi?", Allah menjawab, "Ada yaitu api.", mereka bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada api?", Allah menjawab, "Ada yaitu air".

Mereka bertanya, "Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?", Allah menjawab, "Ada yaitu air" mereka bertanya (lagi), "Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?", Allah menjawab, "Ada yaitu angin" mereka bertanya lagi, "Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?", Allah menjawab, "Ada yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya lalu dia sembunyikan agar tidak diketahui tangan kirinya".

Hadist di atas sejalan dengan ayat di atas yang berisi tentang keutamaan menyembunyikan amal. Begitupula keterangan di antara golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat nanti adalah"Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya." Imam Nawawi dalam syarah Muslim menjelaskan bahwa permisalan sedekah dengan tangan kanan dan kiri adalah ungkapan hiperbolis dalam hal menyembunyikan amalan. Keduanya dipakai sebagai permisalan karena kedekatan dan kebersamaan kedua tangan tersebut.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari mengutip keterangan Ibnu Rajab al-Hanbali, "Sikap ini merupakan tanda kuatnya iman seseorang di mana cukup baginya bahwa Allah mengetahui amalannya (sehingga tidak butuh diketahui oleh orang lain). Dan hal ini menunjukkan sikap menyelisihi hawa nafsu, karena hawa nafsu ingin agar dirinya memperlihatkan sedekahnya dan ingin dipuji oleh manusia. Oleh karenanya sikap menyembunyikan sedekah membutuhkan keimanan yang sangat kuat untuk melawan hawa nafsu."

Seorang muslim harus senantiasa menjaga keikhlasan dalam niat yakni melakukan amal ibadah hanya untuk meraih ridha Allah. Bukan untuk meraih nama baik atau popularitas. Bahkan ia cenderung menghindari popularitas. Ibrahim bin Adham mengatakan, "Tidaklah benar bertujuan kepada Allah, orang yang suka kemahsyuran (popularitas)." Allah Swt mencintai hamba-Nya yang Atqiya'ul Akhfiya (bertaqwa dan bersembunyi). Nabi Saw pernah bersabda, "Sesungguhnya Allah mencintai hamba yang bertakwa, hamba yang hatinya selalu merasa cukup dan yang suka menyembunyikan diri."

Ibnu Athoillah dalam al-Hikam mengingatkan, "Tanamlah dirimu dalam bumi, sebab sesuatu yang tumbuh tanpa ditanam pasti tidak akan sempurna buahnya." Begitupula, Imam Asy-Syafi'i mengingatkan bahwa setidaknya harus memiliki suatu amalan rahasia, "Sudah sepatutnya bagi seseorang yang mengetahui, memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak."
Penutup

Manusia super dalam Islam sejatinya ialah manusia yang ikhlas. Manusia yang bermesraan dengan Ilahi melalui amal-amalnya yang tersembunyi. Fisiknya mungkin tidak bisa terbang ke langit, tetapi namanya harum di kalangan penduduk langit. Ia mungkin tidak dikenal oleh penduduk bumi, tetapi ia dicintai oleh Pemilik dunia ini. Wallahua'lam. (h)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru