Menjadi seorang ibu adalah impian bagi setiap wanita, setelah menjadi seorang istri tentunya. Dalam menjadi seorang ibu, seorang wanita akan melewati sebuah proses hamil yang berujung pada proses melahirkan. Tak pelak, proses melahirkan menjadi salah satu momen istimewa dalam kehidupan seorang wanita.
Dalam Al-Quran, Allah menginformasikan tentang asal penciptaan manusia dan kemudahan proses melahirkan. Allah berfirman,"Dari benda apa Dia menciptakan manusia. Dia ciptakan manusia dari setetes mani, lalu Dia tetapkan takdirnya. Kemudian Dia mudahkan jalannya." (QS Abasa: 18 - 20).
Ibnu Abbas menjelaskan tafsir ayat ini bahwa Allah akan memudahkan proses melahirkannya, beliau berkata"Kemudian Allah mudahkan baginya untuk keluar dari perut ibunya". Begitupula, Imam Al-Qurthubi menjelaskan bahwa ini adalah tafsir dari mayoritas ahli tafsir seperti Ibnu 'Abbas, 'Atha', Qatadah, As-Suddi dan Muqatil."Allah mudahkan janin keluar dari perut ibunya."
Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar memaknai kalimat itu berarti dimudahkan jalan keluar buat hidup dan datang ke dunia. Dimudahkan pintu keluar dari rahim itu sampai terlancar dan terluncur keluar. Dimudahkan terus persediaan buat hidup dengan adanya air susu yang disediakan pada ibu di waktu kecil. DiĀbimbing dengan cinta kasih sampai mudah tegak sendiri di dalam hidup melalui masa kecil, masa dewasa, masa mencari jodoh teman hidup, masa jadi ayah, masa jadi nenek atau datuk.
Akan tetapi, sejatinya "kemudahan"di sini bukan berarti seorang wanita dalam proses melahirkan tidak merasakan kesusahan. Justru, calon ibu merasakan susah dan sakit. Dalam Islam,persalinan merupakan salah satu bentuk jihad bagi wanita. Bahkan dalam hadist Nabi diinformasikan bahwa wanita yang meninggal karena melahirkan mendapat nilai syahid.
Al-Quran mengkonfirmasi bahwa melahirkan atau persalinan adalah sebuah proses yang susah payah. Salah satunya, Allah Swt berfirman, "Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).."(QS Al- Ahqaf: 15).
Tak bisa dipungkiri bahwa saat melahirkan, wanita merasakan sakit. Akan tetapi, sakit yang dirasakan ibu sejatinya membawa manfaat besar. Profesor Kebidanan Nottingham University, Dr. Denis Walsh menjelaskan manfaat ilmiah tentang sakitnya melahirkan. Dalam tulisannya yang dimuat di jurnal Evidence Based Midwivery (Kebidanan Berbasis Bukti) terbitan Royal College of Midwives (RCM) dituliskan bahwa rasa sakit dalam persalinan merupakan sesuatu yang bertujuan, penuh manfaat, salah satunya mempersiapkan ibu untuk mengemban tanggung-jawab mengasuh bayi yang baru lahir.
Rasa sakit saat melahirkan bersifat sesaat, sangat menyehatkan dan mempercepat terbentuknya ikatan emosi yang baik antara ibu dan anak. Walsh menekankan bahwa melahirkan secara alamiah merupakan pilihan terbaik. Usahakan dengan sungguh-sungguh agar setiap persalinan berlangsung alamiah.
Ulama Saudi, Syaikh Utsaimin juga menjelaskan rasa sakit dalam persalinanakan menghapus kesalahan-kesalahannya. Selain itu, dapat meninggikan derajatnya jika ia bersabar dan mengharap pahala dari Allah.
Wanita juga akan mengetahui kedudukan seorang ibu yang ditimpa rasa sakit seperti rasa sakit yang menimpanya. Ia juga akan mengetahui betapa berharganya nikmat kesehatan yang diberikan Allah dan akan bertambahnya rasa kasih sayang terhadap anaknya. Karena setiap sesuatu yang diperoleh dengan susah payah, maka jiwa akan lebih cinta dan sayang kepadanya.
Syaikh Utsaimin juga menilai cara-cara 'memudah-mudahkan'melalui operasi caesarmerupakan salah satu bentuk at-tarof (kemewahan) sementara kemewahan penyebab kebinasaan. Sebagaimana firman Allah ta'ala tentang golongan kiri,"Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewah-mewah." (QS. Al Waqi'ah: 45)
Karena itu, Syaikh Utsaimin mewajibkan bagi wanita untuk bersabar, mengharapkan pahala, dan tetap mengupayakan melahirkan dengan cara normal. Sebab hal itu lebih baik baginya, dari segi kondisinya maupun ekonomi.
Seorang wanita dalam menghadapi persalinan, harus memperbanyak dzikir dan doa serta di supportpenuh oleh suami dan keluarga. Dalam sejarah, Fathimah menghadapi persalinan Rasulullah SAW memanggil Ummu Salamah dan Zainab binti Jahsyin. Nabi Muhammmad SAW meminta keduanya untuk membaca ayat Kursi dan surat Al-A'raf ayat 54 di dekat Sayidatina Fathimah RA. Selain itu, Rasulullah SAW meminta keduanya membaca Surat Al-Falaq dan An-Nas di dekat Fathimah.
Imam An-Nawawi dalam Al-Adzkar menganjurkan orang di sekitar ibu hamil yang akan bersalin untuk membaca banyak doa di saat genting. Di antara doa yang sering dibaca saat genting, "Allahu, Allahu robbi laa usyrika bihi syaia (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)"Ya khayyu ya qoyyum, birohmatika astaghits." (HR Tirmidzi) dan "Laa ilaaha illalloh, Halimul Kaarim, Subhanallahi robbil alamiin." (HR Bukhori).
Ibnu Qoyyim dalam Zaadul Ma'ad menceritakan dari Abdullah putra Imam Ahmad tentang ayahnya (Imam Ahmad) yang menulis di gelas putih atau benda yang suci untuk wanita yang kesulitan melahirkan. Yang beliau tuliskan adalah hadis Ibnu Abbas ra. "Laa ilaaha illallah Yang Maha Lembut dan Kasih, Maha Suci Allah, Pemilik 'Arsy yang agung. Segala puji bagi Allah, Pencipta seluruh alam. Kemudian ayat (QS. Al-Ahqaf: 35) dan(QS. An-Nazi'at: 46).
Penutup
Melahirkan adalah momen istimewa bagi seorang wanita. Dalam Al-Quran, melahirkan itu kemudahan bagi setiap manusia yang lahir ke dunia. Namun, bagi wanita, persalinan itu susah dan sakit. Dalam menghadapi persalinan, wanita dan orang sekelilingnya harus perbanyak dzikir dan berdoa. Wallahu'alam. (c)