Medan (SIB) -Keberangkatan jamaah calon haji ke tanah suci Makkah tahun ini diprakirakan sekira lima bulan lagi. Namun para jamaah sejak akhir tahun lalu sudah mulai mengurus segala sesuatu untuk menunjang lancarnya pelaksanaan ibadah rukun Islam kelima ini seperti mengurus paspor, pemeriksaan kesehatan dan masuk Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH).
Masuk KBIH ini merupakan sebuah keharusan, agar para jamaah calon haji bisa benar-benar siap lahir batin dalam menjalankan ibadah yang sangat dinantikan seluruh umat Islam. Bayangkan, untuk saat ini, jamaah calon haji Sumatera Utara yang baru mendaftar, diprakirakan baru bisa berangkat 15 tahun kemudian akibat keterbatasan kuota.
Sesuatu yang sangat dinantikan ini tentu tidak akan disia-siakan para jamaah calon haji untuk mempersiapkan diri agar bisa melaksanakan ibadah haji dengan lancar dan tentunya beroleh haji yang mabrur.
Untuk keinginan itu diperlukan bimbingan manasik haji yang benar-benar baik agar bisa melaksanakan ibadah haji dengan sempurna sesuai dengan rukun-rukunnya. Arti manasik haji itu sendiri adalah peragaan pelaksanaan ibadah haji sesuai dengan rukun-rukunnya. Para calon haji akan belajar bagaimana cara melaksanakan praktik tawaf, sa'i, wukuf, lempar jumrah dan prosesi ibadah lainnya dengan kondisi yang dibuat mirip dengan keadaan di tanah suci.
Bahkan untuk memperoleh haji yang mabrur, calon haji tidak hanya sekadar tahu tentang pelaksanaannya saja, tetapi juga harus benar-benar memahami, menjiwai dan melaksanakan makna dari haji itu sendiri.
Salah satu KBIH yang sudah dikenal di Sumut yakni Majlis Taklim Jabal Noor pimpinan Kiyai Haji Zulfiqar Hajar LC. KBIH yang sudah membimbing ribuan jamaah haji sejak 37 tahun lalu ini beralamat di Jalan Ngalengko No 13 Medan.
Dalam membimbing jamaahnya, KH Zulfiqar Hajar benar-benar serius agar jamaahnya bisa maksimal dan sempurna menjalankan ibadah haji dengan memperoleh haji yang mabrur.
KBIH Jabal Noor mengadakan bimbingan manasik haji sebagian besar di Sekretariat Jalan Ngalengko Medan dengan 28 kali pertemuan setiap Minggu pagi dibimbing langsung KH Zulfiqar Hajar yang mempraktikkan rukun-rukun ibadah lengkap dengan bacaan niat dan doa-doanya. Secara detail disampaikan dengan alat peraga yang cukup lengkap. Bahkan berbagai kemungkinan pun dipaparkan ustadz yang sudah berhaji 40 kali ini.
Untuk memantapkan jamaah calon haji secara fisik dan mental, dihadirkan juga para pembimbing profesional seperti Ketua MUI Medan Prof Dr H Moh Hatta, Dr H Hasanul Arifin, Prof Dr H Syahrin Harahap, Prof Dr H Ramli Abdul Wahid, H Syamsuddin LC, Irmansyah Waruhu MA, Ustadz Ammar Zulfiqar dan lainnya. Mereka membimbing sesuai bidang ilmu ditambah pengalaman pribadinya dalam menjalankan ibadah haji.
Prof Dr H Syahrin Harahap misalnya, guru besar UIN Sumut ini memaparkan ilmu tasawuf yang terkait dengan ibadah haji. Menurutnya, calon haji harus benar-benar ikhlas menjalankan ibadah, sehingga dengan berhaji bisa merubah sikap lebih baik lagi. "Haji dan hajjah merupakan pribadi yang mulia, karena jiwanya sudah suci, akhlaknya jernih. Karena berhaji itu membangun dzahir dan batin, sehingga akan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat," ungkapnya sembari memaparkan beberapa contoh yang membuka wawasan sosial para jamaah.
Sementara itu Dr H Hasanul Arifin menjelaskan tentang ilmu kesehatan yang terkait dengan pelaksanaan ibadah haji. Secara detail dipaparkan tentang manfaat berwuduk dalam menjaga kesehatan seseorang. Paparan dokter muda ini juga membuat jamaah paham bagaimana tata cara menjalankan ibadah yang benar sekaligus mengetahui manfaatnya.
Seperti diketahui, KH Zulfiqar Hajar dalam membimbing jamaahnya tidak hanya di tanah air, namun di tanah suci Makkah juga tetap berus bersama, berdoa bersama dan tetap memberi penjelasan kepada jamaah, baik diminta ataupun tidak. "Kami ingin para jamaah benar-benar nyaman dan khusuk dalam menjalankan ibadah haji," ungkapnya seraya mengatakan, nanti juga akan membawa jamaah ke tempat yang tidak banyak diketahui jamaah lain. (R6/h)