Jakarta (SIB) -Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta mendeklarasikan tolak politisasi masjid. Mereka berkeyakinan masjid didirikan atas dasar ketakwaan sehingga harus terlepas dari segala bentuk politik.
"Kami (FSTM) bertekad sekuat tenaga untuk menolak segala bentuk praktik politisasi masjid atau penggunaan masjid untuk kepentingan kampanye dan pemenangan calon tertentu," ujar deklarator yang juga Waketum DMI, Masdar Farid Mas'udi di Hotel Molvcca, Jalan Kebon Kacang Raya, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
Deklrasi FSTM dihadiri oleh pengurus Dewan Kemakmuran Masjid se-DKI Jakarta. Turut hadir Waketum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Masdar Farid Mas'udi, Ketua Majelis Ulama Indonesia bidang Informasi dan Komunikasi (Infokom) Masduki Baidlowi dan Sekretaris Menteri Agama, Khairul Huda Basyir.
Baidlowi mengatakan, MUI mengapresiasi deklarasi tolak politisasi masjid. Menurutnya, di tahun politik masjid kerap kali digunakan oleh kelompok tertentu untuk melakukan kampanye.
"Deklarasi yang sangat penting, saya sebagai ketua MUI ya, mengapresiasi terhadap deklarasi ini, karena ini adalah tahun politik ya, tahun politik itu sangat rawan penggunaan tempat-tempat ibadah terutama masjid sebagai tempat kampanye karena sudah terjadi dalam beberapa kasus di beberapa daerah," ujar Masduki kepada wartawan.
Masduki menilai penggunaan masjid dalam kampanye sangatlah tidak tepat. Dia menambahkan masjid adalah tempat untuk membangun peradaban yang sifatnya jangka panjang. Jangan sampai masjid digunakan sebagai alat politik yang dapat memecahkan persatuan.
"Karena sebagaimana kita ketahui masjid itu punya fungsi keadaban punya fungsi untuk membangun peradaban yang sifatnya jangka panjang. Kita dengan masjid bisa membangun persaudaraan, silaturahim dan membangun kesantunan-kesantunan," kata dia.
"Jangan sampai masjid dijadikan hal-hal yang sifatnya jangka pendek. Pemilu kita tahu itu untuk kepentingan jangka pendek, lima tahunan," lanjut Masduki.
Oleh karena itu dia menghimbau agar masjid digunakan sebagai tempat ibadah dan membangun silaturahmi. Sehingga dapat mengembalikan fungsi masjid sebagai pusat informasi untuk membangun peradaban umat.
"Sehingga dengan demikian masjid itu bisa menjadi sentral pusat informasi-informasi untuk hal yang terkait dengan bagaimana membangun umat ke depan itu dengan lebih baik, saya kira seperti itu," tutupnya.
Berikut isi deklarasi Forum Silaturahmi Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta:
Bismillah ar-ahman ar-rahim, dengan mengharap ridho Allah SWT, pada hari ini, Kamis 14 Maret 2019, kami para pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) se-DKl Jakarta yang tergabung dalam Forum Silaturrahim Takmir Masjid (FSTM) DKI Jakarta, dengan ini menyatakan:
1. Kami berkeyakinan bahwa masjid didirikan adalah atas dasar dan asas ketakwaan dan karenanya kesuciannya harus senantiasa kita jaga bersama.
2. Kami berkomitmen menjadikan masjid sebagai pusat kegiatan ibadah, dakwah dan penguatan nilai-nilai kebangsaan dan keislaman.
3. Kami berjanji untuk menguatkan koordinasi dan kerjasama antar pengurus masjid dalam memakmurkan masjid dan memberdayakan umat melalui kegiatan yang positif dan berkelanjutan.
4. Kami beriktikad baik untuk menjadikan masjid sebagai pelopor moderasi Islam dalam menangkal paham radikalisme, terorisme, intoleransi dan ujaran kebencian.
5. Kami bersepakat untuk melarang penyebaran fitnah, hoax, SARA, dan sesat menyesatkan dari mimbar-mimbar masjid.
6. Kami bertekad sekuat tenaga untuk menolak segala bentuk praktik politisasi masjid (penggunaan masjid untuk kepentingan kampanye dan pemenangan calon tertentu). (detikcom/l)