Pemilihan Umum 2019 telah berlalu. Berdasarkan hasil quick count berbagai lembaga survei, Presiden Joko Widodo terpilih kembali untuk memimpin Indonesia dalam periode keduanya. Sembari menunggu hasil real count dari Komisi Pemilihan Umum pada pertengahan Mei mendatang, seluruh rakyat Indonesia harusnya kembali menyatu.
Perbedaan pilihan seyogianya diakhiri dan perbincangan mulai fokus ke nasib bangsa Indonesia ke depan. Siapapun yang menang, baik 01 atau 02 nanti, harus mampu membawa bangsa ini maju dan menang. Kemajuan tersebut terletak pada sumber daya manusia Indonesia. Hal itu mesti disadari pasangan yang akan memimpin Indonesia. Setidaknya, Jokowi maupun Prabowo kelihatan sudah merencanakan hal itu dalam visi misi saat kampanye dulu.
Sebagaimana telah gencar membangun infrastruktur, Jokowi telah bertekad jika terpilih kembali akan memfokuskan untuk bangun sumber daya manusia (SDM). Jokowi bakal membangun Sumber Daya Manusia (SDM) jika terpilih sebagai presiden di periode selanjutnya.
"Setelah besar-besaran kita bangun infrastruktur di tanah air. Tahapan besar kedua nanti adalah pembangunan SDM juga secara besar besaran," ujarnya Desember 2018 lalu (sumber: Berita Satu). Terbaru, Presiden Joko Widodo (Jokowi) Selasa (23/4/2019) langsung memberikan pengarahan pada para menteri Kabinet Kerja. Jokowi meminta semua kementerian memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Dalam upaya mengembangkan SDM, kita salah satunya dapat menilik sejarah bagaimana Umar bin Khattab melakukan pengembangan kualitas SDM. Umar adalah khalifah yang bertugas selama 10 tahun 6 bulan. Di masanya, ia menampakkan politik yang baik dengan meluasnya wilayah kekuasaan hingga negeri Persia dan Romawi, Mesir, Afrika dan sebagainya.
Selain itu ia menunjukkan sistem ekonomi dan manajemen yang baik. Dalam masa pengembangan wilayah dan ekonomi, Sayyidina Umar memberikan perhatian yang besar terhadap kualitas SDM.
DR Jaribah bin Ahmad al-Haritsi telah membahas banyak dalam kitabnya Fiqh Al-Iqtishadi lil Amiril Mukminin Umar bin al-Khattab. Setidaknya ada beberapa poin dalam mengembangkan kualitas SDM. Pertama, Pendidikan (Tazkiyah dan Ta'lim). Dalam Islam, SDM yang ingin dibentuk ialah manusia yang memiliki dua sifat mendasar yakni kuat dan amanah. Sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah, "Sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (untuk kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya." (QS al-Qashash: 26). Begitu pula dalam ayat-ayat lain, seperti QS Yusuf: 54.
Tazkiyah berarti proses pendidikan akhlak mulia dan pencegahan dari akhlak yang buruk. Sedangkan ta'lim ialah proses penanaman Ilmu. Ilmu di sini tidak dibeda-bedakan mencakup ilmu agama, duniawi, kemahiran dan ilmu berguna lain. Pendidikan menjadi fokus utama Umar bin Khattab. Beliau menerapkan pendidikan yang merata di desa dan kota. Ia menekankan pendidikan sebagai tugas dasar para gubernur di daerah.
Selain membangun sekolah-sekolah, beliau juga memberikan gaji besar pada para pengajar sebesar 15 dinar setiap bulan. Bahkan beliau berkata, "Ada tiga kelompok orang yang tidak akan meremehkan hak mereka selain orang munafik, yakni pemimpin yang adil, guru dan orangtua"
Kedua, Pelatihan dan Keterampilan. Umar menganjurkan rakyat untuk mempelajari profesi tertentu dan menanamkan profesionalisme. Tak hanya itu, beliau juga memfasilitasinya dengan mengadakan pelatihan. Beliau juga memperhatikan keterampilan bahasa sebagai hal yang harus dimiliki. Beliau berkata, "Keburukan bahasa lebih buruk daripada keburukan memanah."
Umar juga mendukung penuh industri kreatif. Ini terlihat dari apresiasi pada rakyat yang berhasil menciptakan gilingan yang berputar dengan udara. Dalam teori pengembangan SDM, tiga poin yang harus dimiliki ialah Pengetahuan, Keterampilan dan Sikap. Inilah yang disebut dengan konsep The Triangle of Success.
Ketiga, Makanan. Makanan yang sehat dan bergizi merupakan kebutuhan primer bagi kelangsungan hidup dan kehidupan. Umar dalam kepemimpinannya memperhatikan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Beliau mengerahkan segala upaya memperbanyak makanan sehat bagi rakyatnya terutama masalah makanan pokoknya. Beliau terus memikirkan kondisi rakyatnya, "Bagaimana persediaan daging untuk mereka? Karena daging merupakan makanan pokok bangsa Arab, dan tidak bagus bagi bangsa Arab melainkan makanan pokoknya."
Oleh karena itu, untuk mengembangkan kualitas SDM yang baik, bangsa Indonesia harus care masalah makanan. Makanan yang bergizi dan terpenuhinya kebutuhan makanan pokok rakyat membuat kualitas manusia itu baik. Namun, sebaliknya apabila masalah makanan belum beres, tak heran rakyat kurang produktif.
Keempat, Kesehatan. Kesehatan manusia berkaitan dengan makanan, lingkungan, kebersihan dan pengobatan. Berbagai upaya dilakukan Umar seperti mengisolasi orang berpenyakit menular, memperhatikan rumah dan lingkungan yang sehat dan bersih, memberikan perhatian pada bidang olahraga, kedokteran dan medis.
Kelima, Kepedulian Sosial. Tak dapat dipungkiri, kemiskinan berdampak buruk pada pengembangan SDM, orang yang miskin pada umumnya lebih sedikit daripada orang kaya dalam hal makanan, kesehatan, pendidikan dan pelatihan. Pada sisi lain, kemiskinan juga berdampak negatif bagi produktifitas masyarakat karena tersebarnya tindak kriminal dan keguncangan keamanan terlebih jika kesadaran agamanya rendah.
Dalam pemerintahannya, Umar mewajibkan kepedulian sosial terhadap sesama. Beliau memprogramkan perlindungan sosial terhadap orang lemah dan meningkatkan taraf hidup mereka secara aktif. Beliau juga mengadakan program jaminan sosial dan mewajibkan orang-orang kaya untuk menafkahi kerabat mereka yang berkesulitan.
Penutup
Pemilu telah berlalu. Saatnya bangsa membahas langkah menata SDM Indonesia lebih baik. Belajar dari Umar bin Khattab dalam membangun SDM, ada beberapa poin penting. Poin-poin itu adalah pendidikan, pelatihan, makanan, kesehatan dan kepedulian sosial. Semoga bangsa Indonesia memiliki SDM yang baik. Wallahua'lam (d)