Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 27 Juni 2025

Senantiasa Ditatap Allah

Oleh Islahuddin Panggabean SPd(Staf Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI)
- Jumat, 10 Januari 2020 18:24 WIB
352 view
Senantiasa Ditatap Allah
Sebuah kisah nyata yang terjadi pada masa Umar bin Khahtab. Pada suatu malam yang gelap gulita. Ketika manusia tengah tertidur dengan pulasnya, Umar melakukan patroli keliling. Ketika Umar tengah berpatroli, ia berhenti pada suatu rumah yang masih terang benderang. Ternyata yang tinggal di rumah itu adalah seorang wanita tua beserta anak perempuannya yang mencari nafkah dengan berjualan susu. Mereka tengah menuang-nuangkan susu ke dalam suatu wadah.

Kemudian ibu itu berkata, "Anakku, kenapa tidak kau campur saja susu ini dengan air tawar. Dengan demikian kita akan mendapat keuntungan yang lebih. Para pembeli tidak akan mengetahui perbedaan rasanya kok!?" Tapi anak perempuannya itu menolak dan berkata, "Tapi Ibu, walaupun tidak ada orang yang melihat atau mengetahui perbuatan kita, Allah pasti tahu khan???" Demikianlah Umar yang mendengar percakapan ibu dan anak tersebut sangat terkesan dengan jawaban si anak yang takut kepada Allah. Singkat cerita, Umar pun menikahkan si perempuan tersebut dengan anaknya. Kemudian, dari keturunan merekalah lahir Umar bin Abdul Aziz.

Sebuah kisah lagi mengenai pengawasan Allah Syahdan, dahulu kala di sebuah pesantren ada seorang murid yang teramat sangat disayangi oleh gurunya. Rasa sayang sang guru ini membuat iri murid-murid yang lain. Sampai-sampai mereka membicarakannya setiap hari. Pokoknya tiap hari kerjaannya ngegosip melulu! Sampai akhirnya, berita tentang kecemburuan ini sampai ke telinga sang guru.

Pada suatu hari, sang guru mengumpulkan murid-muridnya. Kemudin dia memberikan seekor merpati kepada setiap murid. Setelah semuanya memegang merpati, ia memberi tugas untuk membunuh merpati itu dengan cara apapun tapi hanya satu syaratnya. Jangan sampai perbuatan mereka itu diketahui yang lain. Para murid itu diberikan waktu satu minggu untuk memenuhi tugas yang diberikan.

Berbagai macam cara dilakukan oleh para murid untuk membunuh si merpati tanpa diketahui oleh orang lain. Ada yang membunuhnya di tengah-tengah hutan, ada yang membunuhnya pada malam hari yang gelap gulita, ada yang membunuhnya di dalam gua dan sebagainya.

Seminggu kemudian mereka dikumpulkan kembali. Apa yang terjadi? Ternyata murid kesayangan sang guru belum membunuh merpatinya. Mereka menertawakannya dan mengatakan bahwa ia akan mendapatkan hukuman karena tidak melaksanakan tugas yang diberikan. Kemudian sang guru bertanya, "Hai fulan, kenapa engkau belum membunuh merpatimu?" Si murid pun menjawab, "Guru, bukankah engkau menyuruhku untuk membunuh merpati ini di tempat yang tidak ada yang akan mengetahuinya?"
Sang guru menjawab, "Iya, tepat sekali," Ia pun menjawab, "Maaf guru tapi saya tidak menemukan satu tempat pun di bumi ini yang tidak terlepas dari pengawasan Allah. Jadi bagaimana saya bisa untuk membunuh merpati ini?" Mendengar jawaban si fulan itu, murid yang lainnya mulai menyadari kenapa sang guru sangat menyayanginya.

Kisah-kisah di atas dan kisah yang lain mengingatkan kita akan adanya pengawasan Allah gerak-gerik bahkan setiap helaan nafas maupun lintasan batin manusia. Atau dalam istilah agama sering disebut muraqabatullah (perasaan senantiasa diawasi atau ditatap oleh Allah). Sebuah perasaan yang kerap hanya tinggal cerita di zaman sekarang ini. Dimana makin banyaknya kesalahan dan kezaliman yang terjadi seperti korupsi, perselingkuhan, pembunuhan yang menjadi indikator betapa manusia dewasa ini kerap lupa bahwa senantiasa ditatap oleh Allah.

Setidaknya ada 3 pengawasan yang harus diingat manusia dalam hidupnya, meski ia berada dalam kesendirian. Pertama, Pengawasan Allah. Diantara sifat-sifat wajib Allah ialah Al-'Ilmu, As-Sam'u, al-Bashor, Kaunuhu 'Aliman, Sami'an dan Bashiran. Allah Swt Maha Mengetahui, Maha Mendengar dan Maha Melihat. Tiada yang luput dalam pengetahuan, pendengaran dan penglihatan-Nya. Bahkan lintasan hati manusia pun Allah Mengetahuinya. Firman Allah Swt, "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya," (QS Qaaf : 16).
Kedua, Pengawasan Malaikat. Firman Allah, " (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS Qaaf : 17-18). Malaikat Raqib dan 'Atid yang bertugas senantiasa menyertai dan mencatat segala amal perbuatan yang nantinya 'rapornya' akan diberikan pada hari perhitungan kelak.

Ketiga, Panca Indera. Di hari Kiamat, panca indera akan menjadi saksi atas perbuatan yang telah dilakukannya sedang manusia tidak dapat membantah. "Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan" (QS Yaasin : 65). Di akhirat nanti yang bersaksi bukanlah pengakuan mulut, akan tetapi semua anggota badan kita. Si tangan akan menceritakan dia dipergunakan untuk apa saja. Begitupula anggota tubuh yang lain.

Penutup
Allah Swt senantiasa mengawasi manusia. Semoga kita tetap istiqomah, karena yakin bahwa Allah melihat semua perbuatan kita. Semoga kita tetap jujur sebab Allah tahu apapun meski kita sembunyikan. Semoga kita dapat menjadi ikhlas, meski tiada seorangpun yang melihat dan tahu amal baik, namun Allah senantiasa menatap hamba-Nya yang ikhlas. Wallahumusta'an. (d)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru