Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 27 Juni 2025

Arahan Baginda Nabi Terhadap Bulan nan Suci

Oleh Islahuddin Panggabean Staf Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI
Redaksi - Jumat, 08 Mei 2020 19:16 WIB
219 view
Arahan Baginda Nabi Terhadap Bulan nan Suci
Foto SIB/Dok
Islahuddin Panggabean
Oleh Islahuddin Panggabean
Staf Media Centre Gerakan Islam Pengawal NKRI

Puasa Ramadan pertama kali disyari'atkan pada tanggal 10 Sya'ban di tahun kedua setelah hijrah Nabi Muhammad Saw ke Madinah. Itu berarti sepanjang hidupnya Rasulullah saw menjalankan puasa Ramadan sebanyak sembilan kali dalam sembilan tahun. Meskipun, Nabi dan kaum Muslimin sebelumnya sudah mentradisikan shaum pada tiap bulan yakni pada tanggal 13, 14 dan 15. Plus tanggal 10 Muharram.

Berdasarkan sejarah tersebut, terlihat bahwa kuantitas jumlah tahun Nabi dan umumnya para sahabat menjalankan puasa di bulan Ramadan sangat sedikit. Namun, kualitas dan hasilnya jangan ditanya. Apalagi jika dibandingkan dengan setiap pribadi muslim. Ada yang sudah 2 kali, 3,4 bahkan 5 kali lipat dari jumlah tahun Nabi menikmati mulianya bulan Ramadan. Kualitas dan hasilnya pun sangat jauh.

Imam Malik Rah berkata "Tidak akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang membuat generasi awalnya menjadi baik."Sehingga mungkin ada baiknya, menyimak langsung arahan Rasulullah saw kepada para sahabat sembari mencoba mengaplikasikan arahan tersebut dalam kehidupan masing-masing pribadi. Suatu waktu menjelang Ramadan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ali bin Abi Tholib, Nabi nan Mulia pernah berkhutbah di depan para sahabat. Beliau bersabda, "Wahai manusia, sungguh telah datang pada kalian bulan Allah dengan membawa berkah rahmat dan maghfirah. Bulan yang paling mulia di sisi Allah. Hari-harinya adalah hari-hari yang paling utama. Malam-malamnya adalah malam-malam yang paling utama. Jam demi jamnya adalah jam-jam yg paling utama.

Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tetamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu diijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan shiyam dan membaca Kitab-Nya.

Celakalah orang yang tidak mendapat ampunan Allah di bulan yang agung ini. Kenanglah dengan rasa lapar dan hausmu, kelaparan dan kehausan di hari kiamat. Bersedekahlah kepada kaum fuqara dan masakin. Muliakanlah orang tuamu, sayangilah yang muda, sambungkanlah tali persaudaraanmu, jaga lidahmu, tahan pandanganmu dari apa yang tidak halal kamu memandangnya dan pendengaranmu dari apa yang tidak halal kamu mendengarnya. Kasihilah anak-anak yatim, niscaya dikasihi manusia anak-anak yatimmu.

Bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu shalatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah Azza wa Jalla memandang hamba-hamba-Nya dengan penuh kasih; Dia menjawab mereka ketika mereka menyeru-Nya, menyambut mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan doa mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya.

Wahai manusia! Sesungguhnya diri-dirimu tergadai karena amal-amalmu, maka bebaskanlah dengan istighfar. Punggung-punggungmu berat karena beban (dosa)-mu, maka ringankanlah dengan memperpanjang sujudmu. Ketahuilah, Allah Ta'ala bersumpah dengan segala kebesaran-Nya bahwa Dia tidak akan mengadzab orang-orang yang shalat dan sujud, dan tidak akan mengancam mereka dengan neraka pada hari manusia berdiri di hadapan Rabbal-alamin.

Wahai manusia, barangsiapa di antaramu memberi buka kepada orang-orang mukmin yang berpuasa di bulan ini, maka di sisi Allah nilainya sama dengan membebaskan seorang budak dan dia diberi ampunan atas dosa-dosa yang lalu. Seorang sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, tidaklah kami semua mampu berbuat demikian." Rasulullah meneruskan khotbahnya, "Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan sebiji kurma. Jagalah dirimu dari api neraka walau pun hanya dengan seteguk air."

Wahai manusia, siapa yang membaguskan akhlaknya di bulan ini, ia akan berhasil melewati Sirathal Mustaqim pada hari ketika kaki-kaki tergelincir. Siapa yang meringankan pekerjaan orang-orang yang dimiliki tangan kanannya (pegawai atau pembantu) di bulan ini, Allah akan meringankan pemeriksaan-Nya di hari kiamat. Barangsiapa menahan kejelekannya di bulan ini, Allah akan menahan murka-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa memuliakan anak yatim di bulan ini, Allah akan memuliakanya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa menyambungkan tali persaudaraan (silaturahmi) di bulan ini, Allah akan menghubungkan dia dengan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya. Barang siapa memutuskan kekeluargaan di bulan ini, Allah akan memutuskan rahmat-Nya pada hari ia berjumpa dengan-Nya.

Barang siapa melakukan shalat sunat di bulan ini, Allah akan menuliskan baginya kebebasan dari api neraka. Barang siapa melakukan shalat fardu baginya ganjaran seperti melakukan 70 shalat fardu di bulan lain.Barangsiapa memperbanyak shalawat kepadaku di bulan ini, Allah akan memberatkan timbangannya pada hari ketika timbangan meringan. Barangsiapa di bulan ini membaca satu ayat Al-Quran, ganjarannya sama seperti mengkhatam Al-Quran pada bulan-bulan yang lain.

Wahai manusia! Sesungguhnya pintu-pintu surga dibukakan bagimu, maka mintalah kepada Tuhanmu agar tidak pernah menutupkannya bagimu. Pintu-pintu neraka tertutup, maka mohonlah kepada Rabbmu untuk tidak akan pernah dibukakan bagimu.

Setan-setan terbelenggu, maka mintalah agar ia tak lagi pernah menguasaimu." Kemudian, Ali bin Abi Thalib yang meriwayatkan hadits ini berdiri dan berkata, "Ya Rasulullah, apa amal yang paling utama di bulan ini?" Jawab Nabi, "Ya Abal Hasan, amal yang paling utama di bulan ini adalah menjaga diri dari apa yang diharamkan Allah"

Semoga predikat muttaqin di sisi Allah kita dapati setelah digembleng di bulan Ramadhan nan mulia iniwalaupun di tengah musibah pandemi. Aamiin...(c)

SHARE:
komentar
beritaTerbaru