Medan (SIB)
Muhammad Bobby Afif Nasution didaulat sebagai salah satu narasumber berdampingan dengan Ustaz Abdul Latief Khan dalam seminar kepemimpinan Islam yang diselenggarakan Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Medan di GPH Jalan Sisingamangaraja, Rabu (2/12).
Sebagai moderator seminar adalah Dr Fuji Rahmadi MA. Hadir pula Ketua Dewan Mukhtasar DMI Sumut Musa Rajekshah, Ketua DMI Medan Ahmad Parlindungan dan Sekretaris Ustaz Syafrizal, sejumlah ustaz dan ustazah, juga pengurus masjid se-Kota Medan.
Ketua panitia Ustaz Syafrizal menjelaskan maksud digelarnya seminar adalah untuk menjelaskan pentingnya kepemimpinan dalam Islam.
"Sosok yang diharapkan pemimpin Kota Medan punya komitmen untuk kemajuan agama ada pada sosok Bobby Nasution dengan visi-misinya, Insya Allah berkah," kata Ustaz Syafrizal.
Ketua DMI Medan, Ahmad Parlindungan mengatakan, penting bagi semua pihak untuk mencari pemimpin menjelang Pilkada.
"Pemimpin merasa pandai itu banyak, tapi yang pandai merasakan sangat jarang ada. Nah kami ini melihat ada pemimpin yang pandai merasa," kata Ahmad Parlindungan.
Ia menyinggung Perda MDTA (Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyah) di Kota Medan yang tak kunjung dijadikan Perwal oleh wali kota sebelumnya. "Sudah cukup lama, bertahun-tahun itu perda MDTA tak dijalankan. Saya terharu ketika Bobby Nasution menyatakan akan menjadikan Perwal MDTA. Bahkan Bobby Nasution berani kontrak politik akan menjalankan program MDTA hingga semua anak-anak kita di Kota Medan pandai membaca Alquran," kata Ahmad Parlindungan.
Musa Rajekshah pun memberikan pendapatnya pada seminar itu. "Niat kita ini agar umat Islam kompak, mampu kelola potensi di Medan dan Sumut," kata pria yang akrab disapa Ijeck itu.
Pada kesempatan itu Ijeck mengaku telah berpesan tiga hal kepada Bobby Nasution untuk memimpin Kota Medan. Pertama bantu sekolah agama Islam di Medan yang tujuannya untuk menciptakan pemimpin berkarakter di masa depan. Kedua, membantu dakwah agama Islam, sebab masih banyak masyarakat kurang paham syariat agama. Ketiga, bantu untuk melindungi ulama. Pemimpin itu wajib untuk dekat dengan ulama. Kalau bisa tiga itu dijalankan niat membangun kota Medan mudah-mudahan dimudahkan Allah untuk berjuang.
"Dahulu saya tak pernah berpikir jadi begini, kalau sudah takdir Allah tak bisa kita hindari. Jika ada suara-suara sumbang itu adalah bagian dari perjuangan. Allah SWT tidak tidur, maha mengetahui apa isi hati kita. Insya Allah dengan niat yang tulus memajukan Kota Medan bisa terwujud," kata Ijeck.
Bobby Nasution pun siap meneladani nasehat demi nasehat yang didengarnya dari kalangan ulama hingga tokoh-tokoh agama di Kota Medan.
Menurutnya, bisa jadi narasumber berdampingan dengan Ustaz Abdul Latief Khan pun jadi kebanggaan baginya. Dan apa yang disampaikan Ustaz Abdul Latief Khan akan dijadikan masukan untuk diterapkan saat menjadi pemimpin.
Bobby Nasution menjelaskan sebagai pemimpin harus selaras dalam menjalankan hubungan dengan Allah SWT dan hubungan dengan manusia. "Semua bisa dimulai dari rumah ibadah. Kebangkitan Islam kita mulai dari masjid. Kita bentuk karakter umat dengan pendidikan agama dengan Quran," kata Bobby.
Alquran sebagai kitab suci umat Islam diperlakukan penting oleh Bobby Nasution. Katanya pendidikan usia dini di Kota Medan terkhusus untuk umat Islam harus berdasarkan Al-Quran. Maka tak heran Bobby Nasution sangat berharap bantuan dan doa semua pihak agar segera menetapkan perda MDTA jadi Perwal hingga bisa berjalan.
Ustaz Abdul Latief Khan pada kesempatan itu menjelaskan bahwa kepemimpinan itu tak tersandera dengan masa waktu atau batas usia. (M10/a)
Sumber
: Harian SIB Edisi Cetak