Jakarta (SIB)- Karena hanya mendapatkan jatah 5 liter air zam-zam, banyak jemaah haji menyusupkan air zam-zam ke kopor. Gagasan untuk menambah air zam-zam untuk jamaah haji bisa saja, tapi ongkosnya tak murah.
Ketua PPIH Indonesia di Arab Saudi Achmad Jauhari menuturkan gagasan agar jatah zam-zam ditingkatkan bisa saja dilakukan. Namun untuk mewujudkannya tak semudah membalikkan telapak tangan.
Selain aturan pemerintah setempat, kuota zamzam juga terkait dengan kontrak antara pemerintah dengan maskapai penerbangan yang mengangkut jemaah. Dalam hal ini terkait dua maskapai yakni Saudia Airlines dan Garuda Indonesia.
"Tentu di awal pembicaraan sudah disepakati bahwa jatah air zamzam jemaah 5 liter. Namun demikian, apakah masih dimungkinkan agar jemaah mendapatkan zamzam lebih dari 5 liter. Jawabannya, mungkin. Tinggal bagaimana ke depan kontrak antara Kemenag dengan pihak penerbangan diperbaharui," kata Jauhari di ruang kerjanya, Kantor Teknis Urusan Haji Indonesia di Jeddah, Selasa (28/10).
Jika ada pembaruan kontrak misal ditetapkan tambahan kuota menjadi 10 liter per jemaah, kata dia, tentu ada sejumlah konsekuensi yang harus ditanggung. Yang paling sulit adalah tambahan biaya yang tidak sedikit.
Selain itu mekanisme pengangkutannya juga perlu dikaji lebih jauh. Jika maskapai keberatan mengangkut seluruh zamzam dalam penerbangan karena luas bagasi yang tidak mencukupi, perlu dikaji zam zam tersebut agar diangkut dengan pesawat kosong yang kembali ke tanah air setelah menurunkan jamaah di tanah suci.
"Tentu perlu gudang sendiri untuk menampungnya, konsekuensinya kembali kepada biaya. Tetapi sepanjang dari awal kesepakatan Kemenag dengan maskapai sudah dibunyikan bahwa masing-masing jamaah dapat 10 liter, ini tentu bisa dilakukan, akan tetapi dampak dari kebijakan itu akan ada biaya tambahan karena ada fasilitas atau layanan tambahan," imbuhnya.
Apakah pemerintah Indonesia siap menambah biaya jika kuota ditambah? Terkait hal ini Jauhari enggan menjawab. Namun ada hal lain yang juga dipikirkan yakni bagaimana melobi pemerintah Arab Saudi yang khawatir air zam zam yang berlebihan rawan disalahgunakan.
"Kementerian Haji Arab Saudi tidak mau langsung kontrak dengan maskapai karena ada kekhawatiran air zam zam disalahgunakan, sehingga nantinya akan dihitung berapa jumlah kuota negara itu. Maka itu seandainya 5 liter akan dihitung berapa galon, 10 liter berapa galon, masalah ini harus dibicarakan," kata dia.
(detikcom/ r)