Serang (SIB)- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (LHS) menyambut program pemberantasan buta huruf Al-Quran masyarakat Banten tahun 2017 yang dicanangkan oleh Kanwil Kemenag Provinsi Banten. Namun demikian, Menag mengingatkan bahwa buta huruf Al-Quran itu tidak sebatas buta baca tulis, tapi juga buta isi dan kandungan Al-Quran.
“Buta huruf tidak hanya sebatas buta baca tulis, tapi juga buta isi atau kandungan Al-Quran.†Hal ini ditegaskan oleh Menag saat membuka Musabaqah Guru Taman Pendidikan al Quran (MGTPQ) Tingkat Provinsi Banten oleh Ikatan Pendidik al Quran (IPQ) Provinsi Banten, Serang, Selasa (16/12).
Hadir dalam kesempatan ini, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pontren Mohsen, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Kakanwil Banten Moh. Agus Salim, Rektor IAIN Banten Syibli Sarjaya, Pengurus IPQ Provinsi Banten dan ustadz-ustadzah TPQ se Provinsi Banten. MGTPQ kali ini mengusung tema “Meningkatkan Pengabdian Guru TPQ Dalam Upaya Pemberantasan Buta Huruf Al Quran (PBHA) di Provinsi Banten.â€
Menurut Menag, event MGPTQ ini setidaknya mempunyai tiga makna strategis dan peran penting dalam mendorong pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
Pertama, momentum strategis untuk kembali pada nilai dan pesan yang terkandung dalam al-Quran dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara secara umum dan pembangunan karakter bangsa secara khusus. Menag prihatin dengan kondisi masyarakat muslim yang mulai enggan mengaji dan mengkaji al Quran di Surau. “Al Quran tidak lagi dibaca apalagi dikaji nilainya yang mengusung kedamaian dan anti kekerasan. Al-Quran tidak lagi jadi pegangan, tapi jadi pajangan. Masjid dan mushalla mulai kelihatan sepi dari teriakan anak-anak yang mengumandangkan al Quran,†ujarnya prihatin.
Kedua, momentum strategis meneguhkan komitmen memberantas buta huruf al Quran terutama anak-anak dan remaja muslim. “Buta huruf tidak hanya sebatas buta baca tulis, tapi juga buta isi atau kandungan Al-Quran,†tegasnya sembari menyitir sebuah hadis bahwa sebaik-naik umatku adalah orang yang belajar al Quran dan mengajarkannya. “Hadis ini mengandung pesan bahwa upaya pemberantasan buta huruf Al-Quran merupakan tanggung jawab semua pihak,†katanya.
Ketiga, momentum strategis menjadikan al Quran sebagai pedoman nilai yang membimbing gerak kita dalam kehidupan bernegara. Dengan demikian, masa depan negara ini akan semakin cerah dengan berlandaskan nilai al Quran.
(Pinmas/q)