Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 27 Juni 2025

NU Berperan Besar Menangkal Radikalisme di Indonesia

- Jumat, 23 Januari 2015 16:12 WIB
368 view
Malang (SIB) - Nahdlatul Ulama (NU) dan lembaga dibawahnya, berperan besar dalam menangkal radikalisme di Indonesia. Hasil penelitian Balitbangdiklat tentang pesantren yang berafiliasi dengan NU, disimpulkan bahwa pesantren yang berafiliasi dengan NU merupakan pesantren yang menjadikan paham salafiah yang berbasis kitab kuning sebagai “ideology”-nya.

“Hal ini dari sikap NU yang mengedepankan prinsip jalan tengah (tawasuth-middle of the road) dan menolak sikap radikal dalam beragama,” ungkap Kepala Badan Litbang dan Diklat (Kabalitbangdiklat) Kementerian Agama Abd. Rahman Mas’ud ketika menjadi Narasumber dalam rangka Dies Natalis ke-34 Universitas Islam Malang, Jawa Timur, Rabu (21/1).

Dalam paparannya, Mas’ud mengatakan bahwa saat ini kita dihadapkan pada tantangan global yang berdampak pada seluruh aspek, termasuk dalam hal kehidupan keagamaan. Modernisasi telah menyebabkan terjadinya transformasi tradisi dan kehidupan sosial, baik kemajemukan internal (internal diversity) maupun diferensiasi struktural (structural differentiation).

“Agama sebagai bagian dari tradisi harus berhadapan dengan dua kekuatan utama modernisasi: pluralisme budaya (cultural pluralism) dan kritisme ilmu pengetahuan (scientific criticism),” terang Mas’ud.

Meskipun demikian, Mas’ud yakin NU mampu bertahan dalam arus modernisasi yang sedang berjalan.

“Kami mengamati  peran Kyai di lingkungan NU dan Jamiyah yang terbesar punya vitalitas yang cukup untuk menyerap dan berhubungan dengan perubahan sosial yang rasional dengan pertahanan tradisi yang kuat untuk kemaslahatan umat. NU berhasil memformulasikan pembaruan dalam metode ijtihad NU,” ungkap Mas’ud.

Dalam kesempatan tersebut, Mas’ud menyampaikan harapannya agar NU merumuskan upaya strategis, sistematis dan menyeluruh untuk menjaga agar konflik antar dan intern umat beragama serta radikalisme tidak tumbuh & berkembang. Menurutnya, perlu optimalisasi tradisi Bahtsul Masail yang berkembang di NU.

Selain itu, ia berharap NU dapat mempelopori silaturahmi antartokoh di lingkungan NU, antar-ormas, dialog berkesinambungan bil hikmati wal mauizatil hasanah. Ia juga melihat perlu adanya pembentukan kader-kader muda perdamaian lintas agama dalam kerangka peace-making.

Diakhir paparannya, Kabalitbangdiklat berharap institusi pendidikan, terutama UNISMA  dapat bersinergi dengan lembaga keagamaan, dan masyarakat. Seluruh elemen, termasuk NU perlu meningkatkan aksi nyata menangkal radikalisme.

“Karena NU adalah umah besar bagi muslim Indonesia yang akrab dengan nilai-nilai pesantren, maka peran NU dalam menangkal radikalisasi sangat diharapkan,” pungkas Mas’ud. (Pinmas/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru