Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Menag Ingin Ada Perbaikan Terjemah Al Quran Cetakan Saudi

- Jumat, 20 Maret 2015 14:56 WIB
203 view
 Menag Ingin Ada Perbaikan Terjemah Al Quran Cetakan Saudi
Madinah (SIB)- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap agar diadakan perbaikan terhadap terjemahan bahasa Indonesia pada mushaf Al-Quran yang dicetak oleh Pemerintah Saudi Arabia. Harapan itu disampaikan saat berkunjung ke komplek percetakan mushaf Al-Quran Raja Fahd di Madinah, Selasa (17/03).

Menurutnya, perbaikan itu diperlukan karena perkembangan Bahasa Indonesia yang mengalami kemajuan pesat, sehingga beberapa terjemahan yang ada dalam mushaf itu perlu dilakukan penyesuaian.

Sekjen Muhammad Salim bin Syadid al-Qufi menyambut gembira kunjungan Menag ke percetakan Al-Quran terbesar di dunia ini. Pihaknya menyatakan tidak keberatan kalau Pemerintah Indonesia akan melakukan revisi.

Menag menerima penjelasan cukup komprehensif mengenai perkembangan percetakan Al Quran ini. Percetakan dengan nama asli Mujamma’ al Malik Fahd Litthaba’atil al Mushaf as-Syarif ini tidak hanya mencetak Al-Quran , tetapi juga ilmu-ilmu Al-Quran. Kapasitas cetak rata-rata mencapai 12 juta copy pertahun. Jumlah ini masih dauh dari kebutuhan masyarakat yang mencapai 15 juta copy.

Percetakan juga sudah memproduksi Al-Quran versi digital dan mengembangkan sejumlah aplikasi yang dapat berfungsi di berbagai sistem operasi. Menteri Agama mengungkapkan rasa kagumnya dan mengapresiasi kerja keras Pemerintah Saudi Arabia dalam mengembangkan Islam melalui pencetakan Al Quran dan menyebarkannya kepada umat Islam sedunia.

Kunjungi Pusat Kajian Raja Faisal

Dalam rangkaian kunjungan kerjanya ke Arab Saudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga mengadakan kunjungan ke Pusat Kajian dan Penelitian Raja Faisal, Riyadh, Rabu (18/03). Menag diterima Sekjen Yahya Mahmud bin Janid beserta jajaran.

Syeikh Janid mengatakan bahwa lembaga ini telah lama menjalin kerjasama dengan Indonesia. Kerjasama ini meliputi bidang kebudayaan, sosial, dan kemanusiaan. Lembaga yang bernaung di bawah Faisal Foundation ini telah memberikan bantuan perpustakaan kepada berbagai perguruan tinggi dan sejumlah pesantren di Indonesia.

Menag pun berkesempatan melihat langsung perpustakaan yang kaya akan kitab-kitab dan manuskrip langka, serta  museum yang menyimpan benda-benda antik dan mushaf Al-Quran dalam berbagai bentuk dan usia.

Selain itu, Menag juga mengunjungi unit kerja Yayasan King Faisal yang lain, yaitu King Faisal International Prize. Yayasan ini merupakan lembaga yang menyelenggarakan ajang tahunan pemberian penghargaan kepada orang-orang yang mempunyai prestasi luar biasa dalam berbagai bidang, seperti: pelayanan Islam, studi Islam, bahasa dan sastra Arab, serta ilmu pengetahuan.

Penghargaan pertama dari lembaga ini diberikan pada tahun 1979 kepada  Abul A’la al Maududi dalam bidang pelayanan Islam. Untuk bidang yang sama, Moh Natsir adalah satu-satunya orang Indonesia yang pernah mendapat award ini yang diberikan pada tahun 1950. Penghargaan tahun ini, diberikan  kepada tokoh India oleh Raja Salman.

Menag sangat antusias mendapat informasi ini dan siap mengusulkan nama-nama putera terbaik bangsa untuk mengikuti King Faisal Prize ini. (Pinmas/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru