Jakarta (SIB)- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan ada tiga hal yang menjadi fokus pemerintah dalam meningkatkan kualitas layanan haji tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya.
"Ada beberapa hal (fokus peningkatan kualitas layanan haji)," ujarnya usai membuka pembekalan petugas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) di Jakarta, Rabu.
Pertama, ia menyebut peningkatan kualitas penerbangan, melalui perubahan rute, dimana jemaah haji gelombang pertama langsung mendarat di Madinah bukan di Jeddah seperti tahun lalu.
"Dengan demikian menghemat stamina jemaah haji, yang biasanya harus menempuh perjalanan darat 8-10 jam dari Jeddah ke Madinah," katanya.
Kedua, lanjut Menag, perbaikan pemondokan baik di Madinah maupun Mekkah.
"Semua rumah yang kami kontrak setingkat hotel bintang tiga, sehingga dari sisi kualitas perumahan akan lebih baik," katanya.
Namun ia juga mengakui sampai saat ini belum 100 persen kontrak pemondokan dilakukan. Kendati demikian juga pemondokan yang telah dikontrak terus meningkat dan ditargetkan selesai setelah Ramadhan.
"Sejauh ini belum ada kendala yang berarti," katanya.
Ketiga, Menag menjanjikan peningkatan kualitas layanan katering, melalui keragaman menu, komposisi gizi yang seimbang, serta rasa yang sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.
"Kami mengharuskan dalam pengadaan katering ada master chef (juru masak utama) dari Indonesia," ujar Menag.
Bahkan, ia menjanjikan ada makan siang untuk jemaah selama 15 hari di Mekkah. Selain itu sedang dijajaki pemberian makan siang bagi jemaah saat berada di Arafah dan Mina.
Pada bagian lain Menag juga menginfokan bahwa balai pengobatan haji di Madinah untuk jemaah Indonesia berubah dari sekitar Masjid Nabawi ke Bandara, karena otoritas pemerintah Arab Saudi tidak lagi mengizinkan balai pengobatan beroperasi di sekitar Nabawi.
"Kami berterima kasih kepada Pemerintah Arab Saudi yang masih mengizinkan Indonesia membuka balai pengobatan," kata Menag.
Menurut dia, Indonesia mendapat keistimewaan dari Pemerintah Arab Saudi karena jamaahnya terbanyak. Pemerintah Arab Saudi sendiri, lanjut dia, merasa bertanggung jawab penuh terhadap kondisi jemaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia.
PERSIAPKAN KONDISI FISIKMenteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta calon haji mempersiapkan kondisi fisik mulai dari sekarang agar tubuh kuat menghadapi cuaca yang lebih panas di Tanah Suci.
"Yang punya penyakit tertentu mulai treatment (pengobatan) agar fit pada saat ibadah haji," kata Menag usai pembukaan pembekalan 806 petugas Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPIH) di Jakarta, Rabu (3/6) malam.
Pada musim haji tahun ini, kata dia, cuaca di Arab Saudi lebih panas, bahkan menembus angka 50 derajat Celsius.
"Jadi, tidak hanya finansial yang harus disiapkan, tetapi juga fisik," katanya.
Hal senada dikemukakan Staf Ahli Menteri Kesehatan Bidang Teknologi Kesehatan Chaiirul. R Nasution. Dia mengatakan bahwa sebagian besar di antara calon haji Indonesia memiliki risiko kesehatan yang cukup tinggi.
Berdasarkan data kesehatan jemaah haji sebelumnya, 10 diagnosis penyakit terbanyak yang diderita jemaah, antara lain yang berkaitan dengan darah tinggi, diabetes, dan kelainan lemak darah.
Oleh karena itu, dia mengingatkan agar jemaah haji menjaga kondisi tubuh jangan sampai dehidrasi pada cuaca yang sangat panas. Diperkirakan suhu udara di Arab Saudi pada musim haji bisa menembus angka 53 derajat Celsius.
"Kondisi panas dan kelembapan rendah bisa menyebabkan dehidrasi karena banyak di antara mereka (jemaah) tidak merasa panas, tetapi sudah terjadi dehidrasi luar biasa," katanya.
Pada tahun ini Indonesia akan memberangkatkan 168.800 calon haji dan 806 petugas PPIH yang berasal dari Kementerian Agama (500 orang) dan Kementerian Kesehatan (306 orang).
(Ant/f)