Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 18 Juli 2025

Ajaran Islam Menyempurnakan Akhlak Manusia

* Oleh Fadmin Prihatin Malau
- Jumat, 07 Maret 2014 22:15 WIB
3.491 view
Ajaran Islam Menyempurnakan Akhlak Manusia
Ajaran Islam yang dibawa Nabi  Muhammad SAW pada dasarnya untuk mengubah perilaku manusia dari yang buruk kepada yang baik dengan cara menyempurnakan akhlak manusia. Hal ini sesuai dengan yang diakui Nabi Muhammad SAW, "Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia".

Bila dilihat sewaktu ajaran Islam belum diturunkan Allah SWT kepada bangsa Arab, ketika itu kondisi peradaban masyarakat Arab cenderung memiliki berperilaku jahiliah atau perilaku dehumanisasi (penghapusan nilai-nilai kemanusiaan) dalam kehidupan mereka. Kondisi peradaban manusia  Arab ini ketika ajaran Islam hadir maka tujuannya untuk mengubah perilaku jahiliah manusia Arab yang tidak berperikemanusiaan itu atau berperilaku cenderung kepada perilaku "binatang" menjadi perilaku manusia yang sesungguhnya.

Ajaran Islam bertujuan untuk menyempurnakan akhlak manusia. Artinya ingin menjadikan manusia itu berakhlak mulia (alkarimah). Upaya mencapai tujuan itu dengan cara menyempurnakan akhlak manusia itu sendiri dan ternyata dengan menyempurnakan akhlak manusia itu mampu pula mengubah perilaku masyarakat Bangsa Arab menjadi berperilaku mulia dan beradab.

Nabi Muhammad SAW yang diutus Allah SWT berhasil membawa manusia di dunia ini menjadi manusia paripurna yang akhlakulkarimah, berbudi pekerti luhur. Ternyata fakta membuktikan bahwa manusia yang memiliki akhlak yang mulia mampu memimpin satu bangsa menjadi bangsa yang besar, bangsa yang ditandai dengan kehidupan masyarakatnya yang sejahtera lahir dan bathin.

Fakta juga yang membuktikan ternyata manusia atau para pemimpin yang memiliki akhlak yang buruk dapat menghancurkan satu negara, satu bangsa atau bahkan menghilangkan satu kaum. Berdasarkan fakta-fakta ini maka dapat disimpulkan begitu hebatnya peran akhlak dalam diri manusia itu sendiri dan dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Apa itu Akhlak?
Melihat besarnya fungsi akhlak maka muncul pertanyaan, apa itu akhlak? Akhlak secara bahasa merupakan bentuk jamak dari khulq yang artinya perangai, tabiat, budi pekerti, tingkah laku manusia. Sedangkan secara istilah akhlak merupakan kemampuan atau kondisi jiwa seseorang atau manusia. Nah, bila akhlak merupakan jiwa maka akhlak merupakan sumber dari segala kegiatan yang dilakukan manusia.

Harus diingat, akhlak tidak datang begitu saja kepada diri manusia, akan tetapi harus ada pembimbingan, latihan dan praktek berulang-ulang, terus menerus sehingga menjadi satu kebiasaan yang melekat atau menyatu dalam diri manusia. Apa bila sudah menjadi kebiasaan yang menyatu dalam kehidupan manusia maka tidak mudah hilang, luntur dan sebagainya karena telah melekat dalam jiwa manusia itu.

Menurut ajaran agama Islam, akhlak merupakan puncak kesempurnaan dari diri manusia, sesuai dengan sebagaimana sabda Rasulullah Muhammad SAW yang mengatakan, "Agama adalah akhlaq yang baik" dan "Sebaik-baik manusia adalah  yang terbaik akhlaqnya".

Beranjak dari sabda Rasululah Muhammad SAW ini menunjukkan bahwa akhlak memiliki cakupan sangat luas yakni hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia atau sesama manusia, hubungan dengan diri sendiri dan hubungan dengan lingkungan serta hubungan dengan alam.

Tepatlah bila dikatakan cakupan akhlak sangat luas dan menjadi pengendali, penentu dari kesempurnaan kepribadian setiap manusia di dunia ini tanpa terkecuali. Pertanyaannya, bagaimana melihat akhlak manusia itu yang sesungguhnya.

Banyak orang yang bertanya, manusia yang berakhlak mulia itu bagaimana wujudnya, bagaimana implementasinya. Jawabnya, sangat sederhana. Lihat saja tingkah laku manusia itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini karena sesungguhnya akhlak itu tidak cukup hanya diucapkan, dinyatakan akan tetapi harus diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

Pertanyaan tentang bagaimana melihat akhlak manusia itu maka lihat keberadaan manusia itu dalam kehidupan sehari-harinya. Hal ini karena akhlak menekankan nilai-nilai luhur, perilaku teruji dan terpuji serta dapat menjadi sistem nilai, etika hidup, moral di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

Akhlak mulia manusia itu ada apabila manusia itu sudah bertaqwa kepada Allah SWT secara total. Tidak mungkin manusia itu berakhlak mulia jika belum bertaqwa kepada Allah SWT. Inplementasi dari ketaqwaan manusia kepada Allah SWT melahirkan akhlak mulia. Buah dari ketaqwaan kepada Allah SWT adalah akhlak mulia.

Implementasi atau wujud nyata dari akhlak mulia itu apa bila manusia itu sudah mampu menahan hawa nafsu, memiliki rasa malu bila berperilaku tidak baik. Malu dan takut melakukan hal-hal yang tidak baik meskipun tidak ada seorang yang melihat perbuatan yang tidak baik itu dilakukan. Tegasnya, manusia yang memiliki akhlak mulia tidak akan melakukan tindak korupsi meskipun tidak ada manusia yang mengetahui dan melihatnya.

Akhlak mulia dapat dirasakan langsung oleh manusia itu sendiri yakni apa bila telah mendatangkan ketenangan jiwa bagi pelakunya. Manusia yang berakhlak mulia akan merasa senang dalam hidupnya. Tanda lain manusia berakhlak mulia tidak akan melakukan perbuatan dan perkataan sia-sia. Manusia berakhlak mulia selalu sabar dan tidak pemarah.

Dalam kehidupan sehari-harinya tidak rakus kepada dunia dan tidak suka dengan kemewahannya, selalu jujur, baik hati dan suka menolong. Di samping itu bila diberikan kepercayaan sebagai pemimpin selalu amanah, dapat dipercaya, selalu berprasangka baik, suka toleransi, lapang dada, empati terhadap penderitaan sesama manusia.

Untuk itu seorang mukmin yang berakhlak mulia dapat diumpamakan sebagai sebuah pohon yang membawa banyak manfaat bagi kehidupan. Pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Allah. Manusia berakhlak mulia sudah pasti dekat hatinya dengan Allah SWT karena realisasi dari kesadaran manusia dilandasi iman dan aqidah yang mulia sebab akhlak mulia merupakan pengabdian, kepatuhan dan ketundukan manusia kepada Allah SWT dan akhirnya akhlak mulia membawa manusia kepada kesempurnaan hidup, bahagia dunia dan akhirat.

Dapat dipastikan orang yang berakhlak mulia sangat menyenangkan bagi diri manusia itu sendiri dan bagi manusia di sekitarnya maka jelaslah sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah manusia yang memberikan manfaat buat banyak orang.

Dari uraian ini mari kita (Anda) menilai apakah kita (Anda) telah memiliki akhlak mulia atau apakah manusia Indonesia atau umat Islam sudah mendekati atau memiliki akhlak mulia. Sesungguhnya kita (Anda) dapat mengetahuinya karena sangat mudah menilai dan melihatnya karena implementasinya jelas dan tegas dapat dilihat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Hal ini berlaku mulai dari pemimpin sampai kepada semua lapisan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Bila semua lapisan masyarakat telah memiliki akhlak mulia maka sebuah negeri atau negara akan jaya, makmur apa bila para pemimpinnya memiliki akhlak mulia. Tidak diragukan lagi bila para pemimpin di Indonesia memiliki akhlak mulia, pasti negara Indonesia akan jaya, makmur dan sejahtera.

Sebaliknya bisa dipastikan apabila para pemimpin di negara Indonesia sekarang ini akhlaknya tidak baik maka akan sulit menjadikan negara Indonesia menjadi sebuah negara yang makmur dan sejahtera serta diridhoi Allah SWT. Kuncinya dimulai dari menyempurnakan akhlak manusia Indonesia maka tepatlah yang dikatakan Nabi Muhammad SAW, beliau diutus Allah SWT untuk menyempurnakan akhlak manusia.

(Penulis adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) Medan, mantan Sekretaris Majelis Kebudayaan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara/ r)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru