Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Enam Lapis Identitas Pengenal Jamaah Haji

- Jumat, 11 September 2015 11:19 WIB
278 view
Enam Lapis Identitas Pengenal Jamaah Haji
Makkah (SIB)- Dalam rangka memberikan pelayanan dan perlindungan, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M melengkapi jamaah haji Indonesia dengan enam identitas pengenal. Identitas-identitas itu untuk memudahkan petugas atau warga setempat mengetahui lokasi pemondokan dan kondisi kesehatan jamaah yang tersesat.

Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah Arsyad Hidayat mengatakan, enam identitas tersebut, yaitu gelang PPIH, gelang kesehatan, gelang maktab, kartu dokumen identitas perjalanan ibadah haji atau DAPIH, kartu alamat hotel, dan kartu nomor bus. “Enam lapis identitas,” kata dia, di Kantor Daker Makkah, Syisyah, Selasa (8/9).

Arsyad menjelaskan fungsi identitas-identitas tersebut. Pertama, gelang PPIH yang memuat keterangan nomor paspor dan kelompok terbang (kloter) jamaah. Jika jamaah tersesat maka petugas dapat melihat gelang ini untuk mengetahui nomor kloternya. Nomor kloter akan memudahkan mencari pemondokan jamaah haji. Gelang PPIH dibagikan kepada jamaah haji Indonesia saat berada di Embarkasi Tanah Air.

Kedua, gelang Maktab yang menunjukan nomor maktab, nama ketua maktab, dan nomor kontak yang dapat dihubungi. Gelang Maktab dibagikan kepada jamaah setibanya di Pemondokan Makkah. Maktab, yaitu pelaksana muasasah di lapangan yang bertanggung jawab terhadap pemondokan di Makkah. Muassasah adalah lembaga swasta yang ditunjuk oleh Pemerintah Arab Saudi untuk bekerjasama dengan negara pengirim jamaah.

Ada 71 maktab untuk pemondokan jamaah haji Indonesia, yaitu maktab nomor 1 – 71. Setiap maktab mengelola sekitar 2.800 – 3.000 jamaah haji. Gelang ini juga berfungsi sama dengan gelang PPIH sebagai petunjuk ketika jamaah haji tersesat. Bedanya, gelang maktab menjadi petunjuk bagi warga lokal di Arab Saudi untuk membantu jamaah yang tersesat.  “Ketika ditemukan oleh orang Arab, dengan mudah dia kontak ke alamat maktab,” kata Arsyad.

Ketiga, gelang kesehatan yang menunjukkan kondisi kesehatan jamaah haji, terutama mereka yang berusia lebih dari 60 tahun. Gelang kesehatan terbagi dalam tiga warna, yaitu: merah, kuning, dan hijau. Gelang berwarna merah menunjukkan jamaah berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki penyakit sehingga termasuk kategori jamaah berisiko tinggi (risti). Gelang kesehatan warna kuning berarti jamaah berusia lebih dari 60 tahun dengan riwayat penyakit. Sedangkan gelang berwarna hijau menunjukkan jamaah berusia lebih dari 60 tahun dengan kondisi sehat.

“Jadi ada identitas berlapis untuk jamaah. Kalau jamaah bertemu petugas, bisa dilihat gelangnya. Kalau dengan petugas kesehatan, bisa dilihat gelang kesehatan. Kalau ketemu orang Arab bisa dilihat gelang maktab,” kata Arsyad.

Keempat,  Dokumen Identitas Perjalanan Ibadah Haji (DAPIH) yang memuat nama jamaah dan ditempel dengan paspor. Kelima, kartu alamat hotel. PPIH Daker Makkah mewajibkan kepada seluruh pemilik pemondokan atau hotel untuk menyiapkan kartu alamat hotel yang dibagikan kepada jamaah setibanya mereka di hotel. Kartu ini penting sebagai identitas alamat pemondokan sehingga ketika jamaah bingung untuk kembali ke pemondokan, tinggal menunjukkan kartu alamat hotel kepada petugas Daker Makkah atau siapapun yang dijumpainya.

“Dengan mudah, baik kita maupun petugas Arab Saudi, mengantarkan jamaah ke hotelnya kalau tersesat,” Arsyad menerangkan.

Keenam,  kartu nomor bus. Kartu nomor bus menunjukkan nomor dan rute yang dilintasi bus sehingga memudahkan petugas mengarahkan jamaah yang tersesat di Masjidil Haram. “Misalnya, kartu bus nomor 10 berarti jelas jamaah itu naik bus Nomor 10 ke arah Jarwal atau Biban,” kata Arsyad.

Arsyad mengingatkan semua identitas itu harus melekat pada jamaah haji agar mudah mengembalikan mereka ke pemondokannya. “Saya barusan ketemu dari JKG 5, asalnya dari Lampung, dia tidak bawa identitas sama sekali. Kalau dia masih pakai gelang maka akan dengan mudah kita identifikasi,” kata dia.
Pantauan Media Center Haji (MCH) Daker Makkah, banyak jamaah yang mengalami disorientasi di Makkah diantar ke Kantor Daker Makkah di wilayah Syisyah, sekitar lima kilometer dari Masjidil Haram. Sebagian besar jamaah yang diantar tidak mengenakan satu pun identitas pengenal.

Petugas pun membutuhkan waktu hingga dua jam untuk menemukan lokasi pemondokan jamaah. Sebab, banyak juga yang sudah berusia lanjut dan tidak dapat berbahasa Indonesia. Salah satunya, Mbah Cipto Miyarso, jamaah laki-laki  berusia 80 tahun asal Kebumen yang terlepas dari rombongannya beberapa hari lalu.

Saat itu, Mbah Cipto tidak ada satu identitas pengenalpun yang dikenakannya. Satu-satunya penanda adalah syal berwarna merah dengan tulisan nama KBIH-nya (MABIHA). Dari situ petugas Daker Makkah melacak melalui website hingga diperoleh nomor telepon yang bisa dihubungi di Kebumen. Dari nomor itu, diperoleh nomor telepon Ketua Rombongan yang satu kloter dengan  Mbah Cipto sehingga diketahui kalau kakek yang santun ini tinggal di Sektor VIII, pemondokan 801. (Pinmas/f)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru