Makkah (SIB)- Sarana transportasi bus antar kota perhajian, khususnya Madinah dan Makkah menjadi point yang dikeluhkan jamaah pada penyelenggaraan haji tahun ini. Merespon hal itu, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Abdul Djamil menemui Katua Naqabah (Organda) Arab Saudi Letjen Ahmad Abdullah Sumbawa di Makkah, Rabu (9/9).
“Saya bertemu dengan naqabah sebagai institusi yang bertanggung jawab masalah transportasi antar kota perhajian. Kepada naqabah, saya minta supaya ada perbaikan untuk layanan bus yang akan membawa jamaah haji Indonesia,†demikian disampaikan Abdul Djamil usai melakukan rapat dengan Ketua Naqabah Arab Saudi.
Menurut Abdul Djamil, pada penyelenggaraan haji tahun ini, tidak dilakukan upgrade pada bus antar kota perhajian yang membawa jamaah haji Indonesia dari Madinah ke Makkah dan dari Jeddah ke Makkah pada fase pemberangkatan. Hal yang sama juga terjadi pada fase pemulangan, bahwa bus yang akan membawa jamaah dari Makkah ke Madinah dan Makkah ke Jeddah juga tidak dilakukan upgrade. Akan hal ini, Abdul Djamil mengaku sudah menerima laporan tentang adanya beberapa bus jamaah yang bermasalah, seperti mogok dan lainnya.
Sehubungan itu, Abdul Djamil didampingi Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah Muhajirin Yanis, Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi A Dumyati Bashori, dan Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat meminta agar pihak Naqabah bisa segera melakukan langkah-langkah perbaikan.
“Saya datang ke sini untuk meminta agar jamaah haji Indonesia memperoleh perhatian khusus karena jamaah seluruh dunia akan dilayani ribuan bus yang ada. Saya minta supaya ada perbaikan,†tegas Abdul Djamil di kantor Naqabah, kawasan Thoriq Jeddah, Makkah.
Permintaan ini disampaikan langsung oleh Abdul Djamil kepada Ketua Naqabah mengingat jumlah jamaah haji Indonesia yang di Madinah masih cukup banyak. Berdasarkan dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpatu (Siskohat), Rabu (9/9) pukul 03.00 waktu Arab Saudi (WAS), sebanyak 21.978 jamaah dalam 52 kelompok terbang (kloter) masih berada di Madinah. Mereka akan diberangkatkan secara bertahap ke Makkah setelah melaksanakan ibadah Arbain, yaitu shalat wajib 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi.
Indonesia adalah Negara dengan pengirim jamaah haji terbesar di dunia. Tahun ini, Indonesia memberangkatkan 155.200 jamaah haji reguler. Mereka dilayani hingga 1.129 unit bus antarkota dengan rute Madinah-Makkah dan Jeddah-Makkah. Hingga Sabtu (5/9), 887 bus dari lima perusahaan melayani rute Madinah-Makkah dan 242 bus dari lima perusahaan melayani rute Jeddah-Makkah.
Berdasarkan data Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1436H/2015M hingga Sabtu (5/9), ada 14 kasus mobil mogok pada perjalanan darat menggunakan bus. Sembilan kasus mogok terjadi pada bus milik perusahaan Abu Sarhad, tiga kasus pada bus milik perusahaan Hafill, dan dua kasus pada bus milik perusahaan lainnya.
Empat kasus pendingin ruangan mati, yaitu tiga kasus pada bus milik Abu Sarhad dan satu kasus pada bus milik Hafill. Ketidaknyamanan lainnya adalah accident dan ada juga salah jalan.
Terkait data-data ini, Ketua PPIH Arab Saudi 1436H/2015M Ahmad Dumyati Bashori mengatakan transportasi menjadi masalah yang paling banyak dikeluhkan pada penyelenggaraan haji tahun ini di tanah suci. “Masalah lain tentu masih ada, tapi hanya minor,†kata dia.
Ketua Naqabah Ahmad Abdullah Sumbawa, menurut Abdul Djamil berjanji akan meninjau langsung ke Madinah untuk meminta agar ada perbaikan pada layanan bus antar kota yang membawa jamaah haji Indonesia. “Besok dia akan datang ke Madinah untuk melihat seperti apa kondisi di Madinah dan akan diusahakan untuk diperbaiki, utamanya dari Makkah ke Madinah,†jelasnya.
“Dia berjanji akan on the sport akan ke Madinah. Ini sebagai bagian perhatian mereka terhadap jamaah haji Indonesia agar tahu apa yang terjadi dengan jamaah haji Indonesia di lapangan,†tambahnya.
Abdul Djamil menambahkan bahwa catatan terkait perlunya perbaikan layanan transportasi akan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam merumuskan langkah strategis ke depan. “Kita akan terus belajar dari apa yang terjadi sekarang ini dan terus berusaha agar ke depan lebih baik,†tandasnya.
(Pinmas/f)