Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Jumat, 27 Juni 2025
Al Ustadz H Ahmad Qasim Marpaung LC di Kisaran :

Niat Menjadi Awal Melakukan Kebaikan

- Jumat, 14 Maret 2014 20:24 WIB
637 view
 Niat Menjadi Awal Melakukan Kebaikan
Kisaran (SIB)- Sebagai hamba, sepantasnya bersyukur kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Setiap aktivitas, untuk mendapatkan kebaikan. Kebaikan dimulai dengan niat yang baik, sebab niat menjadi awal untuk melakukan kebaikan selanjutnya.

Demikian dikatakan Al Ustadz H Ahmad Qasim Marpaung LC saat memberi tausyiah di salah satu acara pelantikan pejabat di lingkungan Pemkab Asahan, di Aula Melati Kantor Bupati Asahan, di Kisaran, baru-baru ini.

Dikatakan, Rasulullah Muhammad SAW bahkan telah memberikan sebuah ketegasan, niat itu lebih baik dari amalnya. Artinya, segala sesuatu, memang harus didasari dengan niat yang kuat. "Kata Rasul, hidup harus jujur, karena jujur bisa membawa pada kebaikan dan kebaikan bisa membawa kepada surga. Dan nanti pada akhirnya akan dicatat, orang jujur itu adalah si jujur di sisi Allah SWT," ujar Ahmad Qasim.

Lebih lanjut dikatakan, Rasul juga telah menegaskan, hindari dusta, karena dusta bisa membawa keburukan, dan keburukan bisa membawa kepada neraka. Sehingga nantinya akan dicatat di sisi Allah, sebagai pendusta. "Kalau kita  cermati, Rasul memberi ketegasan kepada kita semua, agar bisa jujur. Tentunya, jujur dimulai dari niat kita masing-masing. Jujur kepada diri sendiri, jujur kepada amanah yang dilimpahkan kepada kita. Dengan bersikap jujur, Insya Allah kita bisa menerima beban amanah," ujar Ahmad Qasim lagi.

Dijelaskan, jabatan bukan kehormatan ataupun kemuliaan, tetapi merupakan beban. Insya Allah dengan segala kealpaan dan kelemahan namun jujur melaksanakannya, Allah Yang Maha Kuasa akan memberikan kehormatan. "Bukankah dihormati orang sebuah kesenangan ?. Bukankah mendapat fasilitas sebuah kesenangan ?. Tetapi alangkah sedihnya kita, kalau orang hormat kepada kita karena jabatan kita. Orang segan kepada kita karena pangkat kita. Setelah kita tidak punya apa-apa, orang bahkan menyepelekan kita," ulas Ahmad Qasim.

Kata Qasim lagi, manusia tentu menaruh harapan mendapatkan amanah, punya harta berlimpah dan pengaruh yang kuat. Tetapi itu semua akan hilang pada saatnya. Namun jika didasari komitmen kejujuran, dengan segala kelemahan dimiliki, Insya Allah sampai kapanpun penghormatan yang hakiki bisa didapatkan. "Tentu timbul pertanyaan, apa cara dan upaya agar bisa berusaha dan menjadi orang yang jujur. Setidaknya belajar untuk jujur atau juga mempertahankan kejujuran," jelasnya sembari mengatakan Taqwa kepada Allah SWT sangat dibutuhkan.

Selain itu, dalam hidup dibutuhkan tiga hal. Pertama taat. Adalah patuh menyangkut tugas sebagai pemangku amanah jabatan. Maka kepatuhan kepada pimpinan suatu hal yang mesti. Tidak ada tawar-menawar, loyal sangat dibutuhkan. Kedua bersyukur. Yakni senantisa bersyukur atas apa yang diterima. Paham kalau bersyukur, Allah akan tambah nikmat berlebih. Sedangkan yang ketiga adalah, ingat kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa.

"Kita yakin dan percaya, bahwa tugas-tugas akan semakin enak dikerjakan, kalau dikembalikan kepada Allah SWT. Kalau setiap mendapatkan amanah, pasti punya situasi yang sulit. Apalagi di satu sisi jabatan pasti tidak enak. Istilahnya, punya jabatan payah, tetapi lebih payah kalau tidak punya jabatan.

Tinggal bagaimana menterjemahkan dalam kehidupan. Kita bukan manusia yang sempurna, pasti ada sisi lemah, maka Insya Alah, kalau kita senantiasa taat, patuh, dengan ketentuan yang ada di tengah berbagai kelemahan kita, dan bisa mensyukuri apa yang ada serta bisa mengingat Allah dalam setiap kerja-kerja kita. Sesulit apapun kerjanya tolong kembalikan kepada Allah SWT. Sebagai muslim, tolong kembalikan lewat shalat kita. Sesulit apapun masalahnya, akan jadi mudah," pesan Qasim.(D1/w)
 
Simak berita lainnya di Harian Umum Sinar Indonesia Baru (SIB). Atau akses melalui http://epaper.hariansib.co/ yang di up-date setiap hari pukul 13.00 WIB.

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru