Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Sabtu, 28 Juni 2025

Wamenlu: Saatnya Ulama Lebih Keras Promosikan Islam Moderat

- Jumat, 11 Desember 2015 16:19 WIB
393 view
Wamenlu: Saatnya Ulama Lebih Keras Promosikan Islam Moderat
Malang (SIB)- Kementerian Agama melalui Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang menggelar International Conference of Islamic Scholars (ICIS). Konferensi internasional ini diselenggarakan atas kerjasama ICIS, Kementerian Luar Negeri, dan Jam’iyyah Ahl al- Thariqah al-Mu’tabarah al-Nahdliyyah (Jatman). ICIS dibuka secara resmi oleh Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Muhammad Fakhir, Senin (23/11) siang. Ditemui usai pembukaan, AM Fakhir menegaskan bahwa pertemuan ini sangat penting dan strategis dalam merespon beberapa peristiwa kekerasan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir, khususnya di Paris, Bairut dan Baghdad Menurut Fakhir, apa yang terjadi di Paris dan kota lainnya menjadi warning bagi umat Islam.

“Ini waktunya para ulama dan intelektual muslim bersuara lebih keras dalam pengertian tidak hanya bersuara tapi mengambil langkah bersama dalam mempromosikan Islam moderat,” tegas Am Fakhir saat pembukaan ICIS ke-4 di Kampus UIN Malang. Dikatakan AM Fakhir, setidaknya ada 4 point penting yang perlu dibahas bersama dalam pertemuan ICIS ke-4 yang akan berlangsung dari 23- 25 November mendatang. Pertama, bagaimana pertemuan ini dapat mempromosikan dan memperluas jaringan di kalangan Ulama Islam, juga membangun kesamaan persepsi dalam mengambil langkah-langkah bersama untuk mempromosikan moderasi. Hal penting kedua menurut AM Fakhir adalah bagaimana pertemuan ini dapat mendorong penggunaan media sosial dalam mensosialisasikan nilai-nilai positif dari Islam Rahmatan lil Alamin, bukan untuk membesar-besarkan perbedaan.

“Media sosial paling efektif, sangat penting dan harus betulbetul dimanfaatkan,” terang Fakhir. “Kalau semua khutbah Jum’at memberikan nuansa yang positif dan adem, itu enak. Bukan marah, tapi yang adem. Kita harus mengimbangi nilai-nilai negatif di media sosial dengan nilai-nilai positif,” tambahnya. Ketiga, pertemuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran media dalam menyebarkan nilai Islam yang sebenarnya. Selain itu juga untuk menghidupkan kembali dialog media global yang melibatkan para pemimpin agama dan intelektual. “Sejalan dengan tema konferensi ini, kita juga perlu mempromosikan pendidikan terpadu dan transformatif yang menggabungkan spiritual dan intelektualitas serta ilmu pengetahuan yang terintegrasi dengan teknologi sebagai pendekatan terbaik dalam menghadapi tantangan dunia modern, khususnya ekstremisme dan radikalisme,” tegasnya lagi.

Penyelenggaraan ICIS ini, kata AM Fakhir, menjadi bagian dari kebijakan luar negeri Indonesia. Menurutnya, Kementerian Luar Negeri sudah menjalin kerjasama dengan 25 negara dalam dialog lintas agama. Bahkan tahun lalu, Indonesia menjadi tuan rumah untuk forum global untuk aliansi peradaban. “Kita ingin berbagi kepada masyarakat dunia. Karena selain mandate konstitusi, kita dianggap sebagai model Islam yang teduh. Makanya orang banyak melihat Indonesia sebagai contoh yang baik untuk nilai-nilai Islam,” tandas AM Fakhir.

Hadir dalam kesempatan ini Sekjen ICIS KH Hasyim Muzadi, Rektor UIN Malang Mudji Rahardjo, Ketua Jamiyyah Ahl at Thariqah al Mutabarah an Nahdliyyah Habib Luthfi bin Yahya, Mantan Menteri Luar Negeri Hasan Wirayuda, Menteri Agama Brunei Darusssalam, serta utusan dari negara-negara Islam lainnya. Rektor UIN Maliki Malang Mudji Rahardjo menjelaskan bahwa penyelenggaraan ICIS ke-4 ini mengundang lebih dari 60 tokoh agama dan ulama berpengaruh dari 34 negara, 500 ulama seluruh Indonesia, para akademisi dan duta besar negara sahabat. (Pinmas/d)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru