Pemberian Allah SWT kepada setiap manusia berbeda-beda. Termasuk umur, bervariasi. Ada meninggal dunia saat masih di dalam kandungan ibu, saat masih anak-anak, ada pula saat telah sampai usia dewasa. Demikian dikatakan Al Ustadz Drs H Mhd Sya’ban Nasution saat menjadi Khatib Jum’at di Masjid Nurul Huda, Jalan Maulana Malik Ibrahim Kisaran, Jumat (29/1).
Berikut lanjutan kutipan khutbah : Di dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab Ayat : 72, Allah SWT telah menawarkan kepada langit dan seluruh isinya, untuk memikul amanah. Tetapi langit dan seluruh isinya menjawab tidak sanggup. Kemudian kepada bumi dan seluruh isinya, juga menjawab tidak sanggup dan merasa sulit untuk memikul amanah yang Allah tawarkan. Lalu, dengan tidak ditawarkan, ruh manusia serentak meminta amanah itu, disusul ruh jin.
Dari ayat tersebut, dapat diambil pelajaran dan kesimpulan, Allah SWT menawarkan untuk memikul amanah, yang tidak lain adalah tugas beribadah dan meng-Esakan Allah SWT. Langit beserta isinya dan bumi beserta isinya tegas menyatakan tidak sanggup memikul amanah itu. Lalu ruh manusia serentak tanpa kecuali menyanggupi, disusul ruh jin. Untuk itulah, maka tugas beribadah dan meng-Esakan Allah SWT secara resmi menjadi tugas manusia dan jin.
Kemudian, Allah SWT meminta pertanggungjawaban kembali, pernyataan secara tegas tanpa berkelompok, kepada masing-masing calon manusia ketika berada di kandungan ibu saat usia kandungan empat bulan atau 120 hari. Allah SWT menanya semua calon manusia yang diperincikan lewat lima pertanyaan.
Pertama : wahai calon manusia, sanggupkah engkau meng-Esakan-Ku sampai akhir hayatmu. Dengan kata lain, tidak akan murtad, tidak akan kafir dan tidak akan munafik? Kedua : sanggupkah engkau melaksanakan seluruh ibadah yang Ku-tugaskan. Karena nantinya ada ibadah wajib tidak bisa ditawar-tawar untuk dilaksanakan dan ada ibadah sunnat yang masih bisa ditawar? Ketiga : sanggupkah engkau tidak membuat kerusakan di muka bumi? Keempat : sanggupkah engkau menjalin silaturrahmi dengan seluruh makhluk-Ku, termasuk kepada tumbuhan, binatang dan lainnya? Kelima : sanggupkah engkau berbakti kepada ayah dan ibundamu?
Dalam hal ini, jawaban sudah pecah. Ada jawaban tidak sanggup dan tidak ada minta apa-apa, dari pada nanti munafik ataupun kafir ingkar janji. Kelompok kedua menjawab, tidak sanggup, tetapi ingin hidup sementara waktu menikmati dunia Allah, disayang ayah dan ibu. Kelompok ketiga menjawab, sanggup dan akan melaksanakan tugas apapun dari Allah dengan penuh tanggungjawab.
Atas jawaban kelompok pertama, maka yang bersangkutan tidak akan menjadi manusia. Boleh saja gugur dalam kandungan ibunya atau meninggal dunia sebelum lahir ke muka bumi. Maka, kalau ada seorang ibu keguguran kandungannya, atau anak meninggal dunia sewaktu masih di dalam kandungan, dapat diambil satu kesimpulan, tidak sanggup memikul amanah yang ditawarkan Allah SWT.
Kalau jawaban kelompok kedua, yang bersangkutan akan lahir ke muka bumi, tetapi meninggal dunia sebelum dewasa atau saat masih anak-anak. Sedangkan jawaban kelompok ketiga, yang bersangkutan akan dikasih Allah SWT rezeki sampai usia dewasa serta berjanji mempertanggungjawabkan apapun tugas diberikan dengan kedewasaan dan tanggungjawab. Oleh sebab itu, tidak diberi dosa kepada anak-anak yang meninggal dunia. Yang diberi Allah sanksi ataupun dosa adalah manusia sampai pada usia dewasa.
Kesimpulan bisa diambil, manusia kalau sudah sampai kepada usia dewasa atau akil baligh, perbaiki tingkah laku, karena jelas telah berjanji sanggup dua kali kepada Allah SWT. Yakni sewaktu masih di Alam Barzah serta ketika usia 120 hari berada di kandungan ibu. Oleh sebab itu, di dalam menikmati sisa-sisa umur diberikan Allah SWT, renungkan kembali tentang janji kepada Allah SWT, betul-betul meng-Esakan Allah SWT. Jangan ada terlintas sedikitpun syirik menyekutukan Allah SWT. Betul-betul, yang diyakini, yang dipelajari, apakah bertentangan dengan Tauhid Ke-Esaan Allah SWT. Apalagi zaman sekarang, banyak aliran-aliran dalam masalah kepercayaan yang harus diwaspadai, yang bisa membawa kepada kesyirikan.
Kemudian, renungkan untuk siap beribadah kepada Allah SWT, baik ibadah wajib ataupun sunnat. Manapun ibadahnya, itu restu dari Allah SWT. Betul-betullah berbhakti kepada ayah dan ibunda. Kalau tidak, berarti telah ingkar janji kepada Allah SWT. Mari jalin silaturrahmi di antara sesama, dengan penuh Ukhuwah Islamiyah. Betul-betul laksanakan ajaran Allah dan Rasulullah Muhammad SAW yang berkaitan dengan makhluk lain, termasuk tumbuhan, binatang dan lainnya.
Jika tidak, di dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat : 73, Allah SWT pasti memberikan sanksi. Sanksi yang sering disebutkan adalah dosa atas ganjaran tidak memenuhi janji kepada Allah SWT. Yakni kepada orang munafik, laki-laki maupun perempuan, kemudian orang kafir, laki-laki maupun perempuan. Tetapi Allah SWT masih memberi kemaafan kepada orang-orang beriman, laki-laki maupun perempuan, karena Allah itu Maha Penghapus Segala Kesalahan dan Dosa.
Untuk itu, hal-hal sudah berlalu, kalau merupakan kealfaan dalam melaksanakan janji kepada Allah SWT, masih banyak kekurangan dan kelemahan. Mari mulai ini dan selanjutnya perbaiki dan perbanyak istighfar. Orang yang beruntung adalah hari ini seluruh aktivitasnya lebih baik dari hari-hari yang lalu. Mari sama-sama tingkatkan ketauhidan dan ibadah kepada Allah SWT.
(Yasir Ul Haque SH/q)