Jakarta (SIB) -Sebanyak 286 legenda olahraga secara resmi menerima penghargaan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Masing-masing diganjar Rp 40 juta.
Malam penghargaan digelar di Hotel Bidakara Jakarta pada Rabu (13/12). Ajang itu dibuka secara langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi lewat gong yang dipukul di atas panggung, ditemani oleh Deputi III Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta dan perwakilan Komisi X DPR RI.
Dalam sambutannya, Menpora Imam Nahrawi mengaku bangga berada di tengah-tengah para legenda. Dia yang selama ini hanya bisa menyaksikan perjuangan para legenda lewat televisi pada saat masih kecil, kini dia bisa memberikan sebuah penghargaan bagi para legenda yang tidak ternilai harganya.
"Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu. Saya juga tidak bisa berkata apa-apa termasuk membaca teks sambutan ini. Sulit bagi saya untuk membaca karena perjuangan ketulusan tak bisa diukur dengan kata-kata kecuali terimakasih setinggi-tingginya untuk harkat martabat bangsa ini terhadap mereka yang sudah berdedikasi," kata Imam.
"Jika Bapak Isnanta tadi melaporkan ada sekian nominal, itu sangat kecil jika dibandingkan dengan perjuangan para legenda. Kalau bukan karena ketulusan mereka bisa saja bendera tidak bisa berkibar. Karena itu, saya sebagai pembantu Presiden Joko Widodo tentu harus menyampaikan terimakasih kepada bapak-ibu sekalian."
"Alhamdulillah juga malam ini hati saya betul-betul berdebar karena pernah mengidolakan dan sekarang bisa melihat secara langsung. Terimakasih. Terima kasih," tandas menteri asal Bangkalan itu.
Sementara itu, Raden Isnanta dalam laporannya mengatakan ada 286 yang menerima penghargaan dari pemerintah. Total sebulan yang lalu data telah dikumpulkan dan diverikasi oleh 9 orang, tidak hanya dari pelaku olahraga tetapi dari sejumlah bidang lain ikut memverifikasi jumlah yang diakomodasi.
"Sejauh ini sudah terakomodir semuanya. Kamis udah bentuk tim penilai dari induk organisasi olahraga masing-masing cabang olahraga dan panelis sebanyak sembilan orang dari media, PB, akademisi, dan lainnya," kata Isnanta.
Adapun kriteria legenda yang menerima penghargaan adalah yang berusia 45 tahun ke atas, punya reputasi di Olimpiade, Asian Games, dan SEA Games sebanyak tiga kali. Di luar itu adalah legenda yang berprestasi tak tinggi namun membuat magnet masyarakat atau melegenda di masyarakat.
Daftar cabang olahraga penerima penghargaan: anggar (3), atletik (12), angkat besi (6), bina raga (2), bulutangkis (44), balap sepeda (5), basket (4), bridge (7), catur (2), dayung (17), judo (12), karate (8), menembak (3), pencak silat (21), panahan (4), renang (7), sepakbola (54), selancar (1), senam (4), sepak takraw (2), tenis (11), tenis meja (11), tinju (6), voli (36), paralimpik (2) dan pebalap (2).
Liem Swie King dan Eddy Hartono Terharu
Sejumlah atlet legendaris Indonesia menerima penghargaan dari pemerintah. Perhatian ini bikin pahlawan bulutangkis, Liem Swie King dan Eddy Hartono, terharu.
Liem merupakan satu dari 286 legenda yang menerima penghargaan dari Menpora Imam Nahrawi di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu (13/12) malam. Dia mendapat piagam sekaligus uang tunai Rp 40 juta.
Digelarnya acara ini membuat Liem terkesan dan berharap bahwa atlet-atlet muda kian termotivasi. Karena di masa tua pun tetap akan mendapatkan perhatian pemerintah.
"Ya diadakannya acara ini, kami merasa wow sekali. Biasanya tidak pernah seperti ini. Semoga dengan adanya hal ini atlet-atlet muda bisa semakin termotivasi," kata Lim.
Liem mendapat penghargaan karena dinilai berprestasi dan sering mengharumkan nama bangsa. Prestasinya di kancah internasional jelas tidak bisa diragukan lagi.
Dia merupakan juara tiga kali All England. Liem juga juara Asian Games Bangkok pada 1978 pada nomor tunggal putra, serta membantu Indonesia memenangi tiga gelar Piala Thomas.
Pada nomor ganda, bersama Kartono Hariamanto, dia menjuarai Piala Dunia 1984 dan 1985, juga Indonesia Open. Di kelas SEA Games, pria kelahiran Kudus sudah kenyang gelar juara baik di nomor perorangan atau beregu.
Kegembiraan yang sama diungkapkan rekan Liem, Eddy Hartono. Langkah pemerintah ini disebutnya perlu diapresiasi.
"Saya kira kami berterimakasih karena ini bisa memotivasi atlet-atlet lain untuk berprestasi karena selama ini setelah kami bermain, menang, ya sudah selesai. Tapi dengan adanya ini bisa melecut atlet-atlet muda," Eddy mengungkapkan.
"Sebelumnya memang dapat Tunjangan Hari Tua (THT) untuk peraih medali Olimpiade. Tetapi kan dihentikan sementara karena masih akan dicari lagi payung hukum yang lebih kuat."
"Ya saya kira tergantung atletnya. Seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo/Markus Fernaldi Gideon dengan fasilitas yang ada tapi latihan tetap keras. Jadi bukan masalah fasilitasnya tetapi tergantung atletnya," imbuhnya.
(detiksport/h)