Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan
Minggu, 10 Agustus 2025

PTMSI Gelar Munaslubber untuk Tuntaskan Polemik

- Senin, 26 Maret 2018 20:54 WIB
328 view
PTMSI Gelar Munaslubber untuk Tuntaskan Polemik
Jakarta (SIB) -Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) yang saat ini ada dua menggelar Musyawarah Nasional Luar Biasa Bersama (Munaslubber) di Jakarta pada 27-28 Maret sebagai bentuk penuntasan polemik yang sudah lama berlangsung.

Salah satu calon ketua umum, Marzuqi Rofi'i di Jakarta, Minggu (25/3), mengatakan Munaslubber merupakan solusi yang tepat untuk menyatukan kembali induk organisasi tenis meja Indonesia mengingat banyak kejuaraan yang akan dihadapi termasuk Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.

"Saya merupakan utusan dari PB PTMSI. Untuk mengajukan diri saya mendapatkan dukungan 19 pengurus provinsi. Saya siap bersaing karena saya sudah lama berkecimpung di dunia tenis meja," kata Marzuqi Rofi'i.

Selama ini di Indonesia ada dua induk organisasi tenis meja yaitu PB PTMSI dan PP PTMSI. Permasalahan ini bahkan menjadi sorotan dan pemerintah dalam hal ini Kemenpora dan KONI. Dan akhirnya dilakukan kesepakatan menggelar Munaslubber.

Meski Marzuqi sudah mendapatkan dukungan 19 pengprov PB PTMSI, langkahnya dipastikan tidak mudah karena infomasi yang berkembang mantan ketua PTMSI Dato Tahir juga akan turun gelanggang. Begitu juga dengan calon lain yang mengklaim sudah dapat dukungan yang sama.

Pria yang juga menjadi Ketua Pengprov PB PTMSI Jawa Timur ini memastikan keinginan maju menjadi calon ketua umum ini tidak lepas dari rasa prihatin terhadap polemik yang ada saat ini. Pihaknya ingin semuanya tuntas dan semuanya fokus pada pembinaan dan prestasi.

"Selama ini saya netral. Saya dekat dengan Pak Oegro maupun Pak Tahir. Jadi saya tidak mempunyai beban. Niat saya hanya ingin membawa atlet Indonesia berprestasi internasional termasuk di Asian Games 2018 nanti, " kata pria yang mengambil disertasi soal tenis meja itu.

Marzuqi meski sudah bertekad bersaing menjadi PTMSI satu, tetap membuka diri melakukan musyawarah mufakat. Hanya saja, ada persyaratan yang harus dipenuhi yaitu mempunyai tekad meningkatkan prestasi atlet Indonesia yang selama ini jalan di tempat.

 "Saya tetap membuka musyawarah, namun bukan berarti saya mengalah. Saya akan terus maju," kata Marzuqi dengan tegas.

 Penyelesaian polemik ini berawal dari pertemuan yang dilakukan oleh PB PTMSI, PP PTMSI, KOI, KONI dan Menpora Imam Nahrawi pada 23 Oktober 2017.
Hasilnya mereka sepakat jika PTMSI harus kembali satu. Dengan adanya kesepatan ini berdampak pada cairnya dana pelatnas Asian Games 2018.

 Tenis meja dalam pengajuannya membutuhkan anggaran sebesar Rp5,9 miliar. Hanya saja pemerintah menyetujui Rp5,4 miliar. Jumlah dana terealisasi tersebut cukup besar jika dibandingkan dengan cabang lain seperti sepak takraw yang mengajukan Rp27 miliar hanya terealisasi Rp9 miliar. (Ant/l)

SHARE:
Tags
komentar
beritaTerbaru