Medan (SIB)
Klub peserta Liga 1 dan Liga 2 bakal membayarkan gaji hanya 25 persen imbas dari kompetisi diliburkan sementara. Keputusan tersebut dikeluarkan PSSI dengan memberi wewenang kepada klub untuk merevisi nilai kontrak, termasuk persenan gaji.
Stoper PSMS, Muhammad Rifqi pun mengaku pasrah akan keputusan tersebut bila gaji mulai April mendatang didapat tidak penuh. "Mau gak mau kan harus setuju, karena ini dampak dari corona sehingga liga dihentikan," kata Rifqi.
Meski demikian, eks pemain Semen Padang ini berharap ada perubahan lebih baik lagi mengenai persenan gaji. Hal tersebut dikatakan mengingat gaji setiap pemain berbeda. "Ada baiknya kan jangan dipukul rata semua 25 persen. Gaji pemain gak sama semua, ada yang kecil juga. Jadi harus ada batasan standar lah nanti setidaknya pas untuk mencukupi hidup dan keluarga," terangnya.
Sementara gelandang serang PSMS, Rachmad Hidayat belum mau berkomentar banyak tentang hal tersebut. Rachmad merupakan salah satu pemain dengan gaji tertinggi di klub.
"Saya belum bisa kasih komentar masalah gaji 25 persen. Kita tunggu saja lah nanti. Saat ini saya belum berani komen," katanya.
Rachmad sendiri pun hanya berlatih di rumah saat masa kompetisi diliburkan. Selain itu, dia memilih menghabiskan waktu bersama keluarga. "Paling skiping aja tiap pagi, selebihnya main-main sama anak," sambungnya.
Rachmad hanya berharap, agar kompetisi nantinya bisa dilanjutkan kembali. Dia turut berdoa agar pandemi Covid-19 bisa segera usai sehingga para pemain bisa berkumpul dan berlatih kembali.
"Saya maunya kompetisi jangan berhenti musim ini, karena pasti banyak yang dirugikan apalagi kami sebagai pemain. Saya berharap corona ini cepat hilang lah jadi liga bergulir lagi," pungkasnya. (R20/q)