Medan (SIB)- Meskipun sudah lulus Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) namun karena kecintaannya terhadap Polri pengumuman itu diabaikan. Walau menjadi dokter bisa menjanjikan masa depan yang lebih baik, ia tetap memilih menjadi Polisi Wanita (Polwan) Republik Indonesia.
Dia bernama Mirna Desviana yang masih berpangkat Brigadir Polisi Dua (Bripda). Wanita berdarah Nanggroe Aceh Darussalam ini tentu memiliki alasan mengapa memilih jadi Polri daripada menjadi dokter. Padahal ibunya adalah seorang bidan.
"Ada alasannya kenapa saya lebih milih Polri ketimbang dokter. Polri merupakan pilihan dalam hidup saya. Memang saat itu saya melamar kedokteran dan Polri. Sehari sebelum saya lulus Polri, nama saya lulus SNMPTN kedokteran USU. Tapi tetap saya milih Polri," ujar Mirna Desviana diawal perbincangannya di Mako Satlantas Polresta Medan, Sabtu (25/7).
Menurut pengakuan wanita berusia 19 tahun ini, masuk Polri bukanlah dorongan dari orang tua yang juga anggota Polri yang bertugas di Polsek Medan Kota. "Bukan karena orangtua saya polisi, tapi memang dari hati dan kemauan saya memilih menjadi pengayom dan pelindung masyarakat," kata warga Helvetia ini.
Menurut Polwan lulusan tahun 2014 ini, ada hal lainnya mengapa ia tertarik menjadi polisi, apalagi saat mengatur lalu lintas di jalanan. Selain lebih terlihat jelas dan lebih dekat dengan masyarakat Polwan bisa bergabung kemana saja.
"Apalagi saya kan di Satuan Lalu lintas. Tentu asumsi masyarakat tentang polantas negatif. Banyak yang enggak suka dengan Polantas. Jadi pengendara motor itu lebih takut kepada Polantas ketimbang aturan berlaku," ungkap wanita yang hobi bersepeda ini.
Untuk menghilangkan stigma negatif masyarakat terhadap Polantas ini, wanita kelahiran Medan, 22 Desember 1996 ini memiliki trik jitu jika aturan lalulintas tidak dipatuhi. Trik itu bernama 3S yakni senyum salam dan sapa.
"Kebanyakan orang jika melihat Polantas ketakutan. Artinya takut kena tilang. Ya kalau enggak mau kena tilang ya silahkan patuhi aturan lalulintas. Nah bagaimana caranya masyarakat ini bisa dekat dengan Polantas. Triknya 3S, senyum salam dan sapa. Saya yakin pasti masyarakat senang dengan Polantas. Tapi kalau si pengendara motor beradu argumen langsung kita tilang deh," ujar alumni SMU Swasta Bhayangkari ini.
Nah kecintaan dan keinginannya sebagai anggota Polri terwujud sudah. Apa harapan kedepan, apa yang ingin dipersembahkan kepada orang tua dengan menjadi Polri.
"Bicara soal harapan, saya ingin mengubah citra polisi terutama Polantas menjadi lebih baik dengan menunjukkan kinerja pelayanan prima dan bersih sehingga jadi kebanggaan di instansi Polri. Nah orang tua saya sendiri enggak berharap banyak. Menjadi Polwan yang taat dan berprestasi itu sudah, satu lagi patuh kepada pimpinan," tandas anak ketiga dari empat bersaudara ini.
(Dik-SPS/h)